Gaza Khalfani. Tidak banyak orang yang tahu tentang bagaimana kehidupan pribadi pengusaha berdarah campuran Indo - Swedia itu, pemilik Khalfani Group dan PH Gaza Studios. Para pemburu beritapun tidak ada yang berani mengorek informasi tentang keseharian Gaza yang terkesan terlihat dingin. Mereka hanya tahu, Gaza memiliki seorang putra yang berusia 2,5 tahun dari pernikahan pertamanya yang telah kandas, Galendra Radeya Khalfani.
Sudah hampir satu jam Gaza menghabiskan waktu di tempat gym. Salah satu tempat favorit Gaza untuk menghilangkan penat dari rutinitas kantor yang menumpuk. Keringat sudah membasahi tubuhnya, Gaza menghentikan treadmill yang sedang ia gunakan lalu beranjak ke kursi mengambil handuk dan air mineral.
Gaza menghembuskan napas pelan setelah meneguk air mineral. Istirahat sejenak, mengelap keringat disekitar dahi dan leher. Matanya melirik ke sudut ruangan gym, memperhatikan seorang wanita yang tengah berlatih pilates bersama coachnya. Sudah lama Gaza memperhatikan kegiatan wanita itu jika kebetulan jadwal gym mereka berbarengan.
"Liat apa sih, Gaz?" Hardy menepuk pelan bahu Gaza lalu duduk disampingnya.
Gaza mendengus sebal dengan kedatangan Hardy yang tiba-tiba. "Kayak setan aja lo, dateng tiba-tiba."
"Sialan!" Hardy memukul lengan Gaza. "Gue udah dari tadi disini, lo aja yang terlalu asik merhatiin tuh perempuan."
"Berisik!" Gaza membereskan handuk dan botol minumnya kedalam tas lalu beranjak meninggalkan Hardy, sahabat sekaligus manager keuangan di Khalfani Group.
Hardy segera menyusul langkah Gaza. "Kalau suka samperin aja kenapa sih? Gue yakin tuh perempuan ga bakalan nolak dideketin sama seorang Gaza Khalfani."
Gaza menghentikan langkahnya lalu menatap kesal kearah Hardy. "Shut up your mouth!"
Hardy tertawa melihat Gaza yang pergi meninggalkannya begitu saja padahal mereka sudah janjian mau ngopi ditempat biasa. Sebagai sahabat dari kecil, Hardy paham betul bagaimana watak Gaza, ia tidak mudah mengutarakan secara langsung perasaannya. Sejak ditinggal pergi oleh istrinya, Gaza belum pernah sekalipun terlihat jalan berdua dengan seorang perempuan. Kesibukan mengurus perusahaan ditambah lagi harus merawat putranya yang masih kecil, Gaza mengesampingkan semua urusan pribadinya. Ia tidak ingin terburu-buru. Kandasnya pernikahan pertama Gaza, menjadi pelajaran paling berharga dan membuat pria itu jadi lebih selektif lagi dalam memilih.
Sudah banyak wanita yang mencoba menarik perhatian Gaza namun tidak ada satu pun yang dilirik oleh Gaza. Tidak ingin salah lagi dalam memilih, untuk saat ini Gaza lebih senang menikmati kesendiriannya.
______
Gaza memasuki gedung perkantoran dengan langkah cepat. Beberapa karyawan menyapa dengan hormat namun hanya dibalas anggukan oleh Gaza, tanpa senyum ramah.
"Anya, suruh Akmar ke ruangan saya sekarang." ucap Gaza saat melewati meja sekretarisnya.
"Baik, pak!" Anya menyahut namun Gaza sudah menghilang dibalik pintu ruangannya.
Gaza melempar jasnya ke sofa, melonggarkan dasi yang terasa mencekik dan menggulung lengan kemejanya sampai siku. Tak lama, pintu ruangan Gaza diketuk.
"Masuk!" ucap Gaza lalu duduk bersandar pada kursi kerjanya yang nyaman.
Akmar masuk ke ruangan Gaza. Dia adalah salah satu news anchor andalan di Khalfani Group.
"Kamu tahu kan apa alasan saya panggil kamu kesini? Beritanya sudah menyebar luas disemua media." Ucap Gaza tanpa basa basi.
Akmar mengangguk, ia sadar dengan kesalahan yang baru saja diperbuat. "Iya, Pak. Saya janji hal ini tidak akan terulang kembali. Lagi pula, saya dan Aqilla sudah tidak ada hubungan apapun lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Find Love Again
Roman d'amourBaca Part Lengkapnya diaplikasi KUBACA yaa 😚 Aqilla Sierra dihadapkan pada pilihan sulit antara keluarga, cinta ataukah karir?