Raiya ingin menertawakan pantulan dirinya di cermin. Astaga apa ini benar-benar dirinya? Lihatnya betapa genitnya seorang Raiya Anzara ketika sedang jatuh cinta. Iya, meski sudah menampik berkali-kali namun rasa itu mengarah pada sesuatu yang sudah Raiya ketahui ujungnya.
Raiya jatuh cinta dengan Arsya, lelaki yang hanya ia temui sebanyak dua kali dan tentu saja Raiya jatuh cinta dengan lelaki yang tidak bisa dirinya miliki. Memang itukan sebenarnya hobby manusia? Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin.
Meski akal sehatnya sudah berkali-kali memberi tahu Raiya jika perasaan ini akan sia-sia, namun tetap saya hatinya tidak mau mendengarkan hal tersebut. Dan yang terjadi sekarang adalah akibat dari perasaan kasmaran Raiya.
Mungkin hal ini hanya terjadi sekali dalam setahun atau dua tahun atau entah lah berapa lama. Raiya merias dirinya dengan sangat baik, ia menggunakan semua produk make up yang Divya berikan. Lagi pula, malam ini Raiya akan menghadiri pesta ulang tahun sahabat ribetnya itu.
Raiya berkali-kali menatap pantulannya dan memastikan jika semuanya sudah siap. Blouse berwarna biru laut dan sebuah rok plisket abu-abu terlihat sangat pas di tubuhnya, ohya dan jangan lupakan rambutnya yang ia tata dengan model ikal khas cewek-cewek instagram.
Sesungguhnya Raiya tidak memiliki tujuan dari usahanya malam ini. Ia hanya ingin tampil berbeda dan mungkin itu juga terjadi karena situasi hatinya yang sedang membaik.
***
Sudah berapa lama ya kira-kira Arsya tidak bertemu dengan Divya? Kekasihnya itu sibuk luar biasa sampai seperti tidak memiliki waktu untuknya, untuk hubungan mereka. Semua berawal dari passion Divya sebagai seorang beauty vlogger yang ternyata mendapatkan sambutan baik dari publik, nama Divya langsung meroket sebagai seorang konten kreator.
Arsya bukan tipikal lelaki yang egois dan membatasi kekasihnya melakukan apapun passion gadis itu, tapi menurutnya apa yang sedang Divya lakukan mengambil banyak porsi daripada seharusnya. Divya meluangkan hampir seluruh waktunya untuk menekuni passionnya tersebut, hingga perlahan-lahan melupakan jika ada Arsya.
Tetapi, Divya juga tidak sepenuhnya salah karena Arsya pun bersikap hampir sama. Lelaki itu larut dalam tumpukan koleksi bukunya dan juga puisi-puisi atau apapun itu namanya yang berbentuk seni tulis menulis.
Seseungguhnya, keduanya sudah saling berjalan membelakangi. Namun belum ada yang menyadari hal ini dan melerai benang kusut yang sulit dijelaskan.
Hampir satu jam berlalu, Arsya merasa tidak ada satu pun alasan kenapa ia berada di tempat ini adalah hal yang tepat. Restoran yang Divya pesan untuk merayakan ulang tahunnya sudah penuh didatangi oleh teman-temannya, mulai dari teman kampus hingga teman-teman yang menekuni dunia konten kreator.
Divya asyik dengan dunianya sendiri, menebar senyum dan menyapa teman-temannya dengan begitu antusias. Namun Arsya malah dirundung rasa bosan karena merasa di tempat yang salah, Arsya seperti tersesat di tengah hutan sendirian.
Pekikan Divya mengalihkan atensi Arsya, lelaki itu menyeritkan alisnya kala melihat Divya yang berlari kecil menghampiri salah satu temannya yang baru tiba. Sungguh Arsya penasaran dengan tamu undangan yang datang, apa itu selebgram sekelas Awkarin atau Rachel Vennya? Reaksi Divya yang berlebihan membuat tanda tanya besar di kepala Arsya.
Untuk beberapa detik, Arsya seperti kehilangan nafasnya kala melihat sosok yang membuat Divya memekik heboh tadi. Berkali-kali ia mengerjapkan matanya untuk memastikan jika itu adalah sosok yang ada di pikirannya.
Itu Raiya.
Arsya yakin seratus persen jika itu adalah Raiya, namun tampilan gadis itu malam ini sangat berbeda. Raiya sangat...sialan gadis itu terlihat sangat cantik. Bahkan Arsya diam-diam menatap setiap pergerakan gadis itu dari tempatnya duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Claire de Lune [TERBIT]
Chick-LitBagi Arsyanendra Sagara, Raiya Anzara adalah kumpulan kata yang menjadi untaian puisi sempurna. Raiya adalah nyawa di setiap karyanya, Raiya adalah mimpi terindah yang pernah dirinya bayangkan. Mungkin, separuh bumi akan setuju jika Raiya adalah wa...