03🔫🔫

154 13 1
                                    

Kalian tahu, mereka berjalan bagaikan anak ayam yang sedang mengikuti ibunya. Kalian tau siapa ibunya? Chanyeol. Mereka mengikuti chanyeol yang bergerak ke sana dan ke sini. Jika kalian bertanya siapa saja yang seperti anak ayam itu? Maka akan ku jawab SEMUANYA tentu terkecuali chanyeol dan baekhyun. Andai kalian melihatnya, mereka seperti orang bodoh yang mengikuti kesana dan kemari.
Chanyeol mulai meresa kesal tanpa sadar ia memutar badannya. Dan dengan berhasil membuat yang lain terkejut. Seketika itu juga mereka sadar dari apa yang mereka lakukan. Sedetik kemudian rumah suho sangat berisik melebihi pasar malam bukan diskotik saja kalah ramai. Mereka mulai berlari tidak jelas kesana dan kemari.

"Aisshh...sebenarnya apa yang kalian akan lakukan?"tanya chanyeol dengan nada gusar

Seketika mereka semua berhenti,dan serempak menatap chanyeol dari atas ke bawah. Kemudian mereka berlari kearah kamar yang di tempati baekhyun. Sesampainya disana, mereka melihat namja yang selalu ceria itu terdiam di atas kasur dengan wajah yang pucat. Mereka menatap baekhyun dengan khawatir. Lantas mereka semua menemani baekhyun di kamar itu.

@Baekhyun pov

Euhh..

Ini jam berapa? Tidurku sungguh nyenyak tanpa mimpi itu. Saat aku ingin bagun aku melihat sekeliling. Mereka sepertinya sungguh menyayangiku. Ini pasti akan menjadi hal yang paling ku rindukan karena mungkin ini akan menjadi yang terakhir. Aku tersenyum kecut mengingat umurku pasti tidak akan panjang walau chanwoo belum memberi tahunya.

Chanwoo? Ah iya aku ada janji dengannya jam 10.00. Sekarang jam berapa? Kulihat sekekeliling kamar yang aku tepati saat ini. Hingga mataku terpaku pada yang bergantung di dinding itu 09.00. Dengan segara aku bangkit dari kasur walau secara perlahan agar tidak membangunkan meraka. Dan tidak lupa sebelum pergi aku menulis surat untuk mereka.

Aku langsung menuju apartemenku di jalan. Tidak sampai 20 menit aku sudah rapih dengan kaos hitam polosku. Sebelum berangkat aku tidak lupa sarapan dengan seadanya dan meminum obat penahan rasa sakit itu. Dan lalu pergi menuju rumah sakit Seoul National University medical. Sesampainya aku langsung keruangan chanwoo.

Tok..tok..tok..

Crekk..

Aku membuka pintu dengan perlahan. Yang kulihat hanya dirinya yang tenggah duduk sendirian membelakangi posisiku sekarang.

Ekhmm..

Lalu kemudian ia berbalik. Tanpa bertanya aku langsung duduk. Aku melihatnya mengambil sebuah map dan menaruhnya di atas meja. Tanpa pikir panjar aku langsung mengambilnya dan melihatnya. Sesuai dugaan umurku tidaklah panjang. Kurang dari seminggu aku bisa bertahan.

"Jangan pergi aku memintamu jangan pergi jangan tinggalkan aku"ucap chanwoo lirih

Mendengar itu aku meliriknya,matanya mulai berkaca-kaca.

"Tolong jangan pergi jangan pergi jangan tinggalkan aku"ujar chanwoo lirih

Aku tidak bisa menggatakan apapun. Aku mengetahuinya,dia hanya kuat diluar tapi saat ada angin ia bisa jatuh kapan saja. Aku tidak tega meninggalkannya tapi aku tidak bisa tetap tinggal. Hal ini yang membuatku bertahan selama ini. Aku hidup hanya untuk ini,untuk membalaskan dendam. Mungkin ini kesempatan terakhirku,aku tidak ingin melewatkannya begitu saja.

"Kau tidak perlu pergi,kau harus melakukan oprasinya besok"ucap chanwoo sambil menatapku

"Tapi kau tahu,aku tidak bisa"lirihku

"Jadi apa gunamu jika semua hasil kerja kerasmu yang susah payah dapatkan dan hanya di gunakan hanya untuk membayar pengobatan"ujarnya dengan tatapan yang sulit di artikan

Dan ucapan itu sukses membuatku kembali terdiam. Tidah ada kata apapun yang keluar dari mulutku. Aku hanya diam menatapnya sendu. Lalu ia berjalan ke arahku dan memelukku.

Psycho (short story) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang