Hate Or Love [part 4]

2K 91 2
                                    

"Arraseo, datanglah segera. Aku akan menunggumu" ucap Reina seraya menutup sambungan telponnya. Bibirnya tersenyum sumringah. Saat sang sahabat yang baru saja kembali dari luar negeri akan berkunjung kerumahnya. Bukankah itu kabar yang menggembirakan? "Baiklah aku harus menyiapkan sesuatu. Tapi apa?" Ia tampak berfikir jernih. Mencari ide spa yang harus ia siapkan untuk menyambut sahabat lamanya itu. Wajar saja sudah hampir 5 tahun ia tidak bertemu. Jadi sudah dipastikan, pertemuan ini seperti layaknya reuni teman satu sekolah.

Sigap ia menuju dapur. Mencari apa saja yang bisa ia olah untuk membuat makanan. Sekelebat ia berfikir, andai saja ahjumma yang bekerja dirumahnya tidak mengambil cuti, ia tidak mungkin akan serepot ini. Wajar sedari kecil sampai sekarsng orang tuanya tidak pernah memberinya kebebasan untuk melakukan sesuatu. Meskipun dalam hal memasak. Harus selalu ada ahjumma yang bersamanya. Bisa dibayangkan, dengan dirinya yang sudah semakin dewasa, ia tidak pandai memasak. Lalu bagaimana jika ia menikah kelak? Jiwa suaminya akan tersiksa pastinya.

Dan sekarang, kali ini sungguh disayangkan, disaat kini ia hidup sendirian tanpa ada orang tua yang menemani, justru ahjumma yang sudah ia anggap sebagai eommanya mengambil cuti dengan alasan ingin menjaga anakya yang sedang sakit keras. Dan yang lebih parahnya ia tidak tau kapan ahjummanya akan kembali.

Tangannys perlahan membuka lemari pendingin. Dimana saat ini, tak ada bahan makanan yang tersisa. Hanya sedikit makanan kaleng cepat saji yang ada dilemari pendingin itu. "Omo!!! Apa yang harus kulakukan? Bahkan disaat seperti ini tak ada makanan yang tersisa dilemari pendingin ini" Reina berujar. Menempatkan jari telunjuknya dikepala. Seolah berfikir dengan keadaannya sekarang.

Ting tong.... suara bel terdengar berbunyi. Tubuh yang sedari tadi termangu, akibat kehebohannya didapur dalam mencari apa saja yang akan ia lakukan, kini buyar sudah. Dan semua itu karna suara bel yang seakan terus membuatnya takut untuk membukanya. "Oh ya tuhan, itu pasti Choi Song Ra. Apa yang harus kulakukan?" Oceh Reina gugup. Dengan keberanian yang ada, ia mendesahkan nafasnya. Mencoba untuk tenang. Sembari menahan dadanya agar tidak berdegup terus menerus.

Tepat didepan pintu utama. Lagi-lagi Reina menarik nafas panjang. Berharap tidak ada perasaan tegang. Ya ia harus tenang. Bukankah ia akan bertemu dengan sahabat lamanya? "Mianhae Choi Song Ra aku......" ucapan Reina terputus saat mengetahui bukan sahabatnya Choi Song Ra yang datang berkunjung kerumahnya. Melainkan orang lain. Dan itu adalah seorang pria.

"Lee Joon Gi oppa..."

"Syukurlah kalau kau masih mengenalku Park Reina" jawab Joon Gi enteng. Tatapan yang terlihat berbeda. Begitulah yang dirasakan Reina kali ini. Selama ini ia mengenal Lee Joon Gi adalah sosok namja yang humoris dan bisa mencairkan suasana. Bahkan namja itu juga mendukung hubungannya dengan Kyuhyun. Namun kali ini, sungguh ini bukan tatapan yang ia inginkan. Ini sebuah tatapan seolah-olah namja itu ingin menginterogasinya. Itulah sebabnya ia sedikit shock saat Joon Gi datang berkunjung kerumahnya. "Ternyata alamat rumahmu masih sama. Kau tau, hampir saja aku tersesat. Tapi syukurlah ingatanku sedikit berfungsi dengan baik" tersesat? Hah sangat tidak masuk akal. Reina sama sekali tidak dapat mempercayai ucapan namja itu barusan. Bukankah dulu dia dan Kyuhyun sering datang berkunjung kerumahnya? Sangat mustahil umur yang masih terbilang muda, walau sudah kepala tiga memiliki ingatan yang payah.

Jujur kali ini Reina merasa jengah harus berhadapan dengan namja didepannya. Rasa bosannya membuncah. Ingin rasanya ia menendang pria itu, tapi apakah itu mungkin? "Silahkan mssuk oppa. Lebih baik kita bicara didalam. Aku tau kau datang kerumahku ingin mengatakan sesuatu yang penting bukan?" Joon Gi tersenyum. Tepat sekali perkiraan yeoja itu. Bukan hanya penting, ini adalah suatu hal yang harus ia uapkan.

"Sepertinys kau bisa membaca fikiranku Park Reina ssi" Reina melipatkan kedua tangannya didada. Menunggu. Sebenarnya apa yang ingin dibicarakan namja itu? Sampai sepenting itu? Memperhatikan raut wajah namja itu yang sangat jelas sekali ingin mengatakan sesuatu, hanya saja ucapan namja itu begitu bertele-tele. "Aku kesini hanya ingin bertanya padamu. Apa kau masih berhubungan dengan Cho Kyuhyun?" Tepat dugaannya. Pasti hal itulah yang ingin diucapkan namja itu. Memang sedari dulu Joon Giselalu saja mencampuri hubungannya dengan Kyuhyun. Ya ini semua salah Kyuhyun yang begitu sangat menyayangi sepupunya itu. Hah membuatnya muak. Seandainya, ia menjadi Kyuhyun, mungkin ia akan mengusir Joon Gi dari kehidupannya.

Hate Or Love [1 - 12 END] complete Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang