Beberapa tahun yang lalu
"Bagaimana mungkin semua ini terjadi? Bukankah keputusan terakhirnya perusahaanku lah yang mendapat proyek itu. Lalu sekarang kenapa...."
"Maaf tuan, keputusan terakhir proyek itu memang jatuh ketangan anda. Tapi kami juga tidak bisa menolak ada perusahaan yang menawarkan pembelian harga proyek lebih tinggi lagi dari yang anda tawarkan" emosi itu semakin membuncah. Tatkala segala bentuk penjelasan terucap dari bibir salah satu karyawan diperusahaan itu. Bagaimana mungkin keputusan yang sudah resmi di sahkan oleh kedua perusahaan itu, harus berakhir begitu saja dengan hadirnya perusahaan lain yang menawarkan harga lebih mahal dari yang ia tawarkan?
Braaakk...hempasan tangannya menandakan emosinya sudah berada diujung tanduk. Segala macam gerutuan dan amukan menggerayangi bibirnya. Berkomat kamit penuh emosi yang melanda dirinya. Sungguh itu merupakan sebuah penghinaan yang terbesar baginya. Sebab bukan hanya sekali, tapi sudah berkali-kali perusahaan itu merebut apapun yang selama ini selalu ia miliki. Dan merampasnya. Seakan-akan mereka ingin membuat perusahaannya hancur.
"Cho Group....."
***
"Haru-ya, kenapa kau hanya mengaduk-aduk makanan itu eoh? Eomma sudah embuatkannya untukmu. Segera makan sarapanmu, setelah itu kau harus pergi kesekolah" mulut yeoja kecil bernama Cho Haru tersebut tampak bersungut. Lagi-lagi ibunya kembali memarahinya. Ya seperti itulah kesehariannya. Ya yeoja kecil itu selalu mendapat ocehan dari ibunya. Walaupun hal yang tidak ia perbuat sedikitpun. Seakan ia bukanlah anak kandung ibunya.
"Eomma, makanan ini tidak enak. Sangat asin sekali" kejujuran yang diucapkan Haru, justru membuat Reina berang. Bagaimana mungkin anaknya bisa mengatakan hal itu. Seolah-olah putrinya tidak mdnghargai usahanya.
"Mwo? Sejak kapan kau berani membantah eomma eoh? Kau berani berkomentar seperti itu, disaat aku sudah lelah membuatkanmu makanan? Seharusnya kau bersyukur, aku sudah menjadi ibu yang baik untukmu dengan membuatkanmu sarapan pagi. Dan itu setiap hari" Haru menundukkan wajahnya. Tidak berani menatap sorot mata ihunya yang terus menunjukkan kemarahan untuk dirinya. Airmatanya jatuh menetes di mata indahnya. Wajah mungil yang semula tampak imut, dan dipenuhi dengan senyuman, kali ini lagi-lagi harus buyar dengan hadirnya airmata yang jatuh begitu saja membasahi pipi chubby nya dan itu karna sang ibu yang terus memarahinya.
"Kenapa kau berteriak seperti itu Reina? Dia putrimu, mengertilah sedikit" Reina menarik nafas kasar. Emosinya sedikit tertahan akibat Kyuhyun namja yang sudah menjadi suaminya itu, selalu datang dan membela Haru. "Haru-ya, segera habiskan sarapanmu. Appa akan mengantarmu kesekolah" Haru menggeleng. Ia tau persis seperti apa masakan yang dibuat oleh ibunya. Bagaimana mungkin ia bisa memakannya. Itu tidak akan mungkin.
Kyuhyun terlihat bingung. Menatap Reina yang sedari tadi dengan sungutan diwajahnya, sembari melipatkan kedua tangan didadanya. Sebenarnya apalagi yang diperbuat yeoja itu pada putrinya sendiri? Ini sudah kesekian kalinya Reina menyaiti hati gadis kecil itu. Seperti itukah seorang ibu, yang tidak mempunyai perasaan sedikitpun? "Wae sayang? Apa masakan eomma tidak enak?" Pertanyaan itu kembali diucapkan oleh Kyuhyun. Dan hasilnya Haru mengiyakan ucapan ayahnya. Kejujuran gadis itu, membuat Kyuhyun percaya lagi-lagi Reina memperlakukan Haru dengan tidak baik. "Ya sudah, appa akan membelikanmu sesuatu diluar. Sekarang ambil tas mu dan segera masuk ke mobil. Appa akan segera menyusul" langkah kecil itu terlihat melemah. Kepalanya menunduk. Seperti tidak adanya gairah dari gadis kecil itu untuk memulai harinya yang baru.
Emosi Kyuhyun membuncah kali ini. Menarik Reina dengan penuh amarah yang sudah terlanjur membakar hatinya atas sikap sang istri pada anaknya sendiri. "Apalagi yang kau lakukan pada Haru eoh? Tidak bisakah sekali saja kau sayangi dia? Haru itu putrimu, tidak sepantasnya kau memperlakukan dia seperti itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate Or Love [1 - 12 END] complete
Hayran Kurgu"KETIKA SEBUAH PENYESALAN MEMANG SELALU DATANG BELAKANGAN"