Chapter 4

9 3 0
                                    

Hari ini Vino sedang berada di kampus tepatnya sedang di kantin kampus. Dia sedang bersama Vano dan kedua sahabat lainya vano. Saat mereka sedang asik makan, tiba-tiba devan pamit ingin pergi
"guys gue pergi dulu, ada keperluan mendadak banget ini" devan bicara dengan wajah serius dan khawatir
"ada apa van? Lo lagi ada masalah apaan "aldo salah satu temannya menanyakan pertanyaan yang mewakili semua pertanyaan di benak
Vano, aldo dan laskar.
" mama gue drop lagi, gue harus kesana, gue duluan bye "devan langsung berjalan cepat keluar kantin

Rumah Sakit

Devan sampai di rumah sakit, dia langsung menuju kamar mama nya yang dirawat. Mamanya sudah koma selama lima bulan dan kata suster yang menelfon nya tadi, mamanya sadar dari komanya dan langsung drop. Katanya mamanya selalu mengatakan nama kedua anaknya devan dan dina. Mereka berbeda ayah tapi satu ibu yang sama

Dengan tergesa gesa devan memasuki kamar inap yang ditempati ibunya tersebut. Dia terduduk di kursi samping brankar tidur ibunya yang sudah disediakan. Dia menangis seraya menatap dan memegang serta mengusap usap lembut tangan ibunya yang masih terpejam setelah melewati masa kritis tadi . Devan kecewa. Devan kecewa karna belum menemukan adiknya. Ya Orellia Adina putri. Adik yang diusir oleh keluarga nya sendiri, adik yang dia sayangi walaupun ternyata berbeda ayah dengan nya. Dia menyesal karna tidak bisa menghentikan kepergian dia dulu. Dia kecewa kepada orangtuanya, dan sekarang orangtuanya baru menyadari. Ralat, hanya ibunya yang menyadari.
"ma, aku akan cari dina sampe ketemu, mama yang kuat karna mama pasti bisa bertemu dengan dina. Mama harus bertahan buat kita, buat dina dan aku. Aku yakin dina akan memaafkan kesalahan kita. Bagaimana pun juga dina keluarga kita. Ma, aku akan bawa dina buat kita "devan berbicara dengan mamanya yang masih terpejam, devan pun berbicara sambil menangis     meratapi nasib keluarga nya ini

Aditya Xiender kau harus merasakan pembalasan yang lebih menyakitkan dari ini *batin devan sambil tersenyum pilu. Ayah nya itu sudah sangat keterlaluan dan tak tau diri.
Kekayaan dan nama nya lah yang menutupi kekurangannya. Kekurangan yang sangat sangat kurang. Dia telah membuang anak perempuan nya setelah mengetahui dia bukan anak kandung nya. Tapi apa salahnya? Bahkan dia belum cukup mengerti akan semuanya, tapi dia sudah di cari maki dengan perkataan kasar seorang Aditya Xiender. Dia hanya tau Aditya ayahnya, dan saat dia di caci dia hanya bisa menangis pilu. Bahkan ibunya pun membuang nya. Ini sungguh gila. Apakah ayah dan ibunya tidak menyayangi nya? Itu pertanyaan yang ada dibenak seorang dina kecil.

Flashback On

"ma, pa kalian mau bawa aku kemana, hiks hiks. Aku mau disini aja sama kak devan sama mama sama papa" dina memegangi kaki ayah nya yang menyeret nya keluar dari rumah nya.
"dasar anak kotor, kamu mau tinggal disini sama kita? Kamu mau besar disini sama anak kita devan?! Mulai sekarang ingat Ingat lah. Kau bukan anak kita atau bagian dari keluarga kita lagi. Ayo naik mobil. Cepat berdiri. Bodoh cepat berdiri bentak Aditya

"mama mama aku gak mau pergi. Ma papa mau usir aku dari sini "dina berlari menuju mamanya

" heh kau anak sialan tanyakan kepada mama mu itu, apakah dia ingin kau bersamanya atau tidak. Dasar anak kotor "sahut aditya

" dina, kau harus pergi, ayah mu akan mengantarkan mu ke sebuah yayasan. Kau harus hidup mandiri. Aku tidak mau kau bersama ku, nanti aku tidak akan bisa bersenang senang. Cepat pergilah " irene menjawab dengan dingin lalu melenggang pergi masuk ke balik pintu. Dina terpatung mendengar jawaban ibunya. Ada apa dengan semua ini? Dimana kakak nya? Tadi dia mendengar kakak nya berteriak.
" kak kakak kak devan "dina berteriak sambil memanggil kakaknya tapi nihil tidak ada jawaban.
Aditya melirikkan matanya ke  Bodyguard lalu mengarahkan nya ke dina. Bodyguard kepercayaan nya yang paham itu pun langsung mengerti dan dengan segera membopong tubuh kecil dina masuk ke dalam mobil. Dina hanya terdiam dan menatap kaca mibil dengan sisa isakan tangisan nya. Dia lelah. Terlebih lagi dia belum makan dari siang. Dan sekarang sudah malam. Dina diturunkan di samping jalan. "Bukanya aku akan dibawa ke panti asuhan?" dina bertanya pada Bodyguard yang menyuruh nya turun.
"jangan harap kau bisa di tempat kan dipanti asuhan, tuan Aditya bilang kau harus diturunkan di jalanan sepi dan jauh dari keluarga tuan Aditya "jawab nya. Dina dipaksa turun. Dina pun hanya menurut. Dia melihat mobil yang tadi sudah melenggang pergi.hanya jalanan sepi yang dilihatnya. Dina sudah tidak mampu berjalan. Dia pusing,rambut nya sudah acak apakan ditambah rasa sakit di perutnya. Dia sudah tidak tahan. Setelah itu kegelapan yang menyapa nya. Dia sudah tidak sadarkan diri

Flashback Off

Hai 👋 maaf update nya lama dan chapter ini cuma sedikit. Lebih tepatnya cuma 750 kata. Author lagi sibuk karna ada les tambahan di sekolah. (gak ada yang nanya padahal) hehe cuma bilang 😅

Yang penting kalo mampir jangan lupa tinggalkan vote ya biar aku semangat ✊

Update
2 oktober 2019

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang