PROLOG

12 0 0
                                    

Dia mengurungnya dalam ruang dan waktu. Menyimpan dia untuk waktu yang tak pasti, sampai hati menjadi sepi dan tenggelam dalam ketidakpastian. Hati yang malang itu akhirnya menderita dan berkali melepas ikatan tak berujung itu, hati itu mengitari zona yang tak menentu hingga hati itu tak tahu harus kemana lagi. Hati itu berharap, seseorang yang mengurungnya lekas melepaskannya dan membebaskannya. Agar hati itu memiliki rasa kembali, dan mencintai seseorang itu.

Caritahu tentang masalalunya, caritahu mengapa dia mengurung hati tak berdaya itu, mengurungnya hingga dia merasakan kehampaan, dan tak merasa baik-baik saja tiap kali ada sinar yang menembus kurungan itu. Hati itu terkadang bisa bernafas dengan sinar kecil itu, hingga tak bisa bernafas kembali karena sinar itu memudar.

Hati itu ingin menemukan pemiliknya yang mengurungnya, kenapa dia masih mau menemukan pemiliknya yang tak pasti itu? Karena hati itu bodoh, ingin mencintai entah siapa yang mengurungnya. Tapi, dia mengiginkan pemiliknya yang sebenarnya. Hati itu percaya, pemiliknya akan mencintainya.

Khayalan bodoh Nana kembali menghampiri dirinya dimalam hari, tengah malam hampir menjelang, gadis itu masih saja menatap rana foto berbingkai cokelat yang menempel indah di dinding kamarnya. Foto dirinya dengan seorang lelaki tinggi berambut hitam, dengan alis tegas. Foto itu menemani tidurnya bertahun-tahun ini. Hanya helaan nafas yang terdengar dikamar sunyinya, tiap kali ia melihat foto itu.

"Jhoe.." nama lelaki itu, Nana selalu memanggil nama lelaki itu tiap kali ia melihat foto berbingkai itu. Berkali-kali juga dia memejamkan mata menyebut nama lelaki itu, berkali-kali dia tersenyum lesu setelah membuka lipatan tangannya. Dia hanya perlu menunggu, hingga keajaiban datang.

1/4 Chapters : Jhoe & NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang