Kami akhirnya tiba di Seoul hari ini setelah kemarin seharian Direktur Kim membuat aku terpontang penting kesana kemari guna berjalan dari outlet ke outlet juga ke sebuah pabrik yang Hyomin Rekomendasikan."Dir. Kim, anda lupa tidak membelikan oleh-oleh untuk Tiffany?" Aku baru ingat saat Yoona mengirimku pesan menagih oleh-oleh, karena sepanjang aku berbelanja untuk mereka dan keluargaku, dia sama sekali tidak belanja apapun, padahal seingat ku kekasihnya itu meminta oleh-oleh.
"Oleh-oleh? Sudah, barang dari Hyomin sebagian aku berikan pada dia."
Bola mataku seakan terlempar keluar mendengar jawabannya. Astaga, kepada kekasih sendiri perhitungan sekali ya Tuhan. Cukup tahu saja sampai disini, aku tidak ingin bertanya apapun lagi.
Kami keluar dari bandara secepat mungkin karena Direktur ku itu sudah ingin cepat pulang.
"Yul~ hai." Aku melambaikan tangan pada Yuri yang sudah berjanji akan menjemputku. Sebenarnya aku bisa pulang sendiri tanpa Yuri jemput namun aku tidak mau menjadi obat nyamuk lagi untuk Direktur ku yang di jemput sang kekasih.
"Hai, Taetae."
Aku sempat bingung karena Tiffany juga ada di samping Yuri, mereka datang bersamaan?
"Kita makan lebih dulu eoh. Aku lapar menunggumu, untung aku bertemu Manajer Kwon jadi tidak terlalu bosan." Tiffany nampak ceria lalu mendekat pada si muka Vampire yang sedari tadi diam saja, ekspresi nya sangat tidak menyenangkan begitu melihat Tiffany dan Yuri. Apa hanya perasaanku saja dia cemburu pada Yuri?
Si muka Vampire tidak menjawab permintaan Tiffany, dia hanya berjalan menuju salah satu tempat makan di bandara. Aku duduk disebelah Yuri, sedang mereka duduk berjejer bak pasangan selebriti yang banyak dipuja orang.
"Kau ingin makan apa, Sica?" Seperti biasa Yuri yang perhatian membuka menu makan lalu bertanya padaku, meski dia sudah tahu apa yang aku suka tetap lebih dulu dia memastikan, namun entah kenapa aku jadi teringat saat si muka Vampire bertanya mengenai menu yang ingin aku pesan saat di Paris. Huft, cukup Sica, kau bisa lihat sendiri di depan matamu dia sudah ada kekasih.
"Jessica Jung Sooyeon makan roti selai saja. Saya juga sama. Miyoung kau ingin makan apa?"
Roti selai? Dia seenak sendiri memutuskan apa yang hendak aku makan? Luar biasa.
"Direktur Kim, saya tidak ingin makan roti selai. Seperti tidak ada menu yang lain saja." Kesalku padanya.
"Aku seperti biasa saja, Yul." Akhirnya aku memutuskan untuk makan menu yang biasa aku makan dan Yuri juga tahu.
"Anda sudah makan banyak di pesawat Jessica Jung Sooyeon, saya tidak ingin anda menjadi gemuk karena akan lambat berjalan mengikuti saya."
Oh astagaaaaaaaa dewa langit, kirimkan petir sekalian untuk Direktur ku satu ini. Mulutnya memang mudah sekali berbicara sembarangan. Aigoooo.
"Ya ya ya terserah anda saja, Dir. Kim."
"Ya ampun kalian berdua ini hanya karena makan justru ribut. Lagipula Tae, kau tidak perlu seperti itu juga. Jessica ingin makan apa itu adalah hak dia. Arra?"
Kasihan! Kalah kan dengan Tiffany, dan kali ini aku bersyukur ada yang membelaku dari penistaan yang Direktur Kim lakukan padaku.
Tiffany memanggil pelayan untuk orderan makanan kami. Dia memilih makanan untuk Taeyeon yang ternyata sama dengan yang aku pesan. Sementara Tiffany dan Yuri memilih menu yang tidak berat, mereka hanya memesan Pasta.
"Bagaimana di Paris? Kalian pasti bisa berjalan-jalan dengan puas juga selain berkerja kan?" Tiffany bertanya perihal perjalanan kami selama di Paris.
Jalan-jalan apanya? Yang ada selalu kerja dan kerja, ya meski dia memberi kesempatan padaku untuk berada di Eiffel, namun sebatas itu. Paginya aku sama sekali tidak mendapatkan waktu istirahat hingga kepulangan kami ke Seoul.
"Ya lumayan." Kataku seadanya.
"Tapi kau disana tidak sakit kan, Sica Baby?"
Aku dengar Dir. Kim tersedak minumannya. Dia sedari tadi hanya diam meski kekasihnya aktif bercerita. Jika aku menjadi Tiffany sepertinya aku tidak akan tahan mempunyai kekasih semacam satu Vampire ini.
"Nan Gwenchana, Yul." Aku mengambil menu yang baru saja datang. Steak salmon sudah ada di depanku, begitu juga dengan Direktur ku, namun steak itu diambil alih oleh Tiffany. Tiffany memotongkan steak tersebut untuk Si muka Vampire dan ini benar-benar mengingatkan aku pada kejadian di Paris, saat Direktur Kim melakukan hal yang sama seperti yang Tiffany lakukan.
"Taeyeon memang suka aneka steak. Aku lebih suka ke pasta."
Aku enggan mendengarkan apa yang Tiffany katakan karena sedari tadi seolah hatiku menyentuh kompor dengan api yang membara.
"Sepertinya kita mempunyai kesukaan yang sama, Manajer Kwon."
Aku lihat Yuri tersenyum dan membenarkan ucapan Tiffany. Sepertinya pesona MUA satu ini mampu menghipnotis Yuri yang cenderung pendiam.
Kami memakan menu yang sudah dipesan. Setelah selesai aku dibuat kesal lagi dengan apa yang Dir. Kim katakan.
"Miyoung, aku baru saja ingat akan menemui Eunjung untuk aku minta bantuan soal produk ku nanti. Aku pinjam mobil mu eoh. Kau bisa pulang dengan Manajer Kwon."
"Manajer Kwon kau bisa antar dia kan? Jessica Jung Sooyeon cepat kita akan kembali bekerja."
??? Ini kami baru tiba di Seoul bahkan kami belum keluar dari bandara, dia sudah ingin bekerja lagi?
Direktur Kim menarik ku kasar keluar dari tempat makan menuju parkiran. Coba bayangkan aku yang membawa koper berisi titipan rekan kerja dan keluarga, juga membawa tas ransel milik Hyomin yang isinya kosmetik bak narkoba ini ditarik paksa seperti aku ini orang yang akan kabur lalu ketahuan kekasih ku.
"Jessica Jung Sooyeon kenapa meminta Kwon Yuri menjemput? Anda bisa pulang dengan saya."
"Dan saya akan seperti obat nyamuk jika pulang dengan Dir. Kim." Kataku dengan sewot saat kami sudah ada di mobil.
"Bagaimana bisa anda seperti obat nyamuk jika mempunyai paras yang rupawan."
Diam!!!!! Diam wahai jantung, tidak usah mulai lagi hanya karena perkataan dia yang asal bicara.
"Takut seperti obat nyamuk atau Jessica Jung Sooyeon ini sedang cemburu pada Tiffany?"
..