Pagi ini

637 67 20
                                    

Pagi ini jisoo bangun untuk menyiapkan sarapan anak-anak dan suaminya.

Meskipun heejin dan hyunjin bukan anak kandung jisoo, tapi tidak ada rasa kebencian dalam dirinya karena yang salah bukan mereka. Melainkan suaminya, shin wonho.

Heejin turun dan memakai seragam yang sudah lengkap dan rapi. Rasanya canggung bila bersapa dengan ibu tiri.

"Eh kamu udah bangun? Sini sarapan dulu, hyunjin sama ryujin udah bangun?"tanya jisoo begitu heejin melewati dapur.

Heejin tersenyum canggung, jika bisa ia katakan. Ia iri dengan ryujin karena bundanya ini masih bisa bersabar dan menerima mereka apa adanya.

"be-belum tan-tante."

Jisoo menghela nafas, mematikan kompor kemudian menghampiri heejin yang masih berdiri didepan dapur.

Heejin mendadak gugup kembali saat pergelangan tangannya dipegang lalu dielus oleh jisoo.

"panggil aja bunda, bangunin gih hyunjin sama ryujinnya. Bunda mau bangunin ayah. Kita sarapan bareng-bareng."kata jisoo seraya tersenyum manis.

"Sa-saya sarapan disekolah aja tan—"

"Udah disini aja, kali-kali kita sarapan bareng jangan pisah-pisah kayak gitu. Pasti seru"potong jisoo langsung, heejin mengangguk kecil. Jisoo mengusap surai heejin, "Kalian anak yang kuat, bunda yakin suatu saat kalian akan menemukan kebahagiannya masing-masing."

Rasanya heejin ingin menangis, sudah lama sekali ia tak mendapat perlakuan lembut seperti ini.

Tiba-tiba suara derap langkah kaki yang tergesa-gesa dari tangga mengalihkan atensi mereka. Mereka menoleh, mendapati hyunjin dengan rambut acak-acakan,dasi belum dipasang, sepatu dijinjing ditangan dan tas yang digendong menggunakan satu bahu.

"Eh lo, pinjem sisir cepet. Punya gua ilang"seru hyunjin memakai sepatunya sambil menunjuk heejin.

"punya saya ada diatas kamar, bentar saya ambilin dulu."kata heejin. Jisoo geleng-geleng melihat kelakuan hyunjin, dia segera menghampiri laci yang ada didekat tembok samping tangga. Lalu mengeluarkan sisir dan menghampiri hyunjin yang rusuh memakai dasinya.

Hyunjin tercekat begitu rambutnya disisir dengan lembut. Perlahan Dia menatap jisoo yang tersenyum dengan kedua tangan menempel dikepala hyunjin.

Dalam diamnya mereka, seseorang tersenyum dari balik pintu kamar dekat dengan ruang tamu.

•••

Hari ini sarapan pagi mereka diselimuti dengan kecanggungan. Biasanya heejin dan hyunjin akan berangkat terlebih dahulu untuk sarapan disekolah. Beda lagi dengan ryujin, kesekolah saja dia selalu terlambat.

Sebenarnya ryujin tak suka jika wonho ikut bergabung bersama mereka, namun atas keinginan bundanya. Ia tak bisa menolak dan memilih untuk mengacuhkannya saja.

Posisi tempat duduk, wonho disamping meja ujung sedangkan ryujin, jisoo berhadapan dengan hyunjin, heejin.

"Bagaimana sekolah kalian?"Tanya jisoo memecah keheningan.

Hyunjin, heejin menoleh lalu menatap satu sama lain hingga akhirnya tatapan mereka beralih pada ryujin yang sedang makan tanpa jaim.

"Kalian ini, ditanya bukannya jawab!"ucap wonho tajam pada hyunjin dan heejin.

Heejin menunduk,"ba-baik."sedangkan hyunjin memutar bola mata malas dan memilih memainkan handphonenya.

"Hyunjin!"Bentak wonho sambil merebut handphone hyunjin. "Apasi pah!"Dengus hyunjin.

"tau sopan santun gak?!"Nada suara wonho menaik, jisoo yang ada disebelahnya mengelus lembut lengan wonho agar tenang.

"Udah yah, jangan emosi ini masih pagi."ujar jisoo sabar.

Stepbrother || 3jinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang