Kim bingung dengan dua orang yang ada disebelah kanan-kirinya saat ini. Mereka berdua saling menatap satu sama lain dengan tatapan tajam.
"Lo ngapain sih pada disini? Gak ada tempat lain buat makan apa?"tanya kim.
Keduanya mengangkat bahu acuh lalu mulai fokus memakan makanannya sendiri.
Kim menghela nafas lelah, berdiri mengambil nampannya dan berbalik melewati kursi panjang yang ia duduki bersama kedua lelaki tadi.
"Gue dah kenyang!"ucap soobin mengambil nampannya kemudian mengikuti langkah kim.
Hyunjin melirik sekilas mereka berdua. Ia menggigit ujung garpu sambil mengeluarkan smirk andalannya.
"Jangan macem-macem!"
Terlonjak kaget, hyunjin sempat terjungkal jika saja ia tak berpegangan dengan meja makan.
"Njing kaget bangsat!"Umpatnya pada ryujin yang tiba-tiba saja mengejutkan dia tadi.
Ryujin berekspresi datar, kemudian membalikan badan lalu melangkah keluar kantin.
"Siapa si njir, belagu amat!"gerutu hyunjin.
•••
Heejin mengelap pelipisnya yang penuh keringat. Pada siang hari yang terik ini, ia masih tak mendapat pekerjaan sama sekali.
Tiba-tiba perutnya bersuara, tanda ia sedang lapar.
"Cari makanan dulu kali ya? Abis itu lanjut cari pekerjaan."Monolognya, heejin menyebrang jalan dan sedikit berlari mengunjungi sebuah warung.
"Permisi bu, beli roti coklat sama susu kotaknya ya bu."ucapnya, mengeluarkan selembar kertas berwarna merah dari saku celana belakang.
"Ini neng"Jawab ibu warung tersebut seraya menyodorkan roti dan susu kotaknya, sedangkan heejin menyodorkan uang yang notabenenya dari jeno.
"Bentar, saya ambil kembaliannya dulu."
Sambil menunggu ibu tersebut mengambil kembalian, heejin duduk dibangku panjang depan warung lalu membuka bungkus rotinya.
"Gak sekolah lo?"
Suara dari arah samping membuat heejin terpekik kaget, lelaki bertubuh tinggi bak tiang ini tiba-tiba duduk didekatnya dengan santai serta pandangan lurus kedepan.
"si-siapa?"tanya heejin melirik sekeliling dengan gugup.
Lai guanlin melirik sekilas sebelum mengambil air botol diatas rak, kemudian meneguknya perlahan. "Gua tanya, malah balik nanya."
Heejin mengernyit sejenak, ia hendak membuka mulutnya namun ibu warung tersebut sudah kembali menyodorkan kembaliannya.
"Ini neng"
"ah ya, makasih bu."
"sama-sama."
Gadis itu kini berdiri, seakan lupa dengan keberadaan guanlin ia malah sedikit berlari menuju sebrang jalan.
Guanlinpun tak sempat menahannya, yang ia lakukan kini menatap punggung gadis itu yang kian menjauh dengan tatapan bingung serta kesal.
"Lai guanlin dikacangin? Ck, ck, ck!"
Lelaki itu menggedikan bahu acuh seraya berjalan tak tentu arah kemanapun kakinya ingin melangkah.
Sampai disebuah kantor ibunya, yakni lalisa manoban. Guanlin berjalan kearah lift, memilih untuk pergi ke rooftop daripada masuk keruangan lisa.
Entahlah, sejak ryujin mengatakan jika ibunya adalah seorang jalang. Guanlin jadi merasa canggung, walaupun ia ragu pernyataan itu benar atau tidak. Tapi meskipun begitu ia tetap berada dipihak ibunya, dan membenci gadis berambut sebahu itu.