Setelah makan malam, Zio dan Diska memilih untuk mengobrol santai di ruang televisi.
"Ih Zio, mana sih film kartun nya? Dari tadi kok gak Muncul-muncul?"
Diska terus saja mengganti channel TV yang membuat Zio sendiri malas melihat nya.
"Lo cari aja deh sendiri" Jawab nya dengan Malas sambil memainkan ponsel.
Diska tak menjawab dan terus memencet remot dengan kesal.
Huh.. Rasakan itu remot. Batin Diska kesal dan memencet nya dengan keras.
Tak..
Sentilan mendarat di kening Diska saat ia melihat TV dengan wajah penuh amarah. Lalu menoleh ke sebelah nya.
"Remot gue ancur lo pencet kek gitu Diskotik" Kesal Zio dan merebut remotnya.
"Lagian itu remot nya nakal, kan Ska pingin Kartun kenapa yang keluar film lebay semua" Belanya.
"Ini jam 9 malem, mana ada kartun jam segini BEKICOT DISKOTIK" geram Zio dan menekan kata Bekicot diskotik.
Diska cemberut dan berubah lesu, lalu posisi duduk nya melorot sampai kaki nya jatuh ke lantai dan kepala nya berada di sofa.
"Sekarang mening kita bahas lo deh! Dari tadi gue nannya ada aja alasan lo ngehindar" Ucap Zio serius dan mematikan televisi.
"Hummm, iya Zio. Mangaf"jawab Diska cemberut.
" Sekarang gue tanya. Kenapa lo bisa kesini? Ada di sini? Pergi kesini? Terus lo mau apa di sini?"
"Banyak amat nannya nya?"
"Jawab Diska" Tegas Zio dan membuat Diska menunduk.
"Renzi kok galak amat sih?" Kesal Diska
"Terserah lo, yang mau gue tahu kenapa lo bisa kesini?" Tanya nya lagi penuh dengan penekanan.
Diska hanya menunduk takut, ia tak mau menjawab dan takut melihat amarah Zio.
"Jawab Rendiska"
"... "
Diska tak menjawab, ia menunduk dan melirik wajah Zio yang terus menatap nya marah dan kesal.
Glek.. Ya Allah zio kok nyeremin. Aduh Ska takut.
Ia terus melirik Zio, namun ekspresi yang di tampilkan tetap sama, marah dan kesal.
Ish Zio, mata mu gak pegel apa liatin Ska begini? Udahan dong. Ini leher Ska pegel nunduk mulu. Apa jangan-jangan Zio kesurupan ya? Ngak deh ngak.. Gak mungkin. Zio gak mungkin kesurupan. Sadar Diska.. sadar.. . Ia menggeleng kan kepala dan menepuk pipinya.
Zio menghirup nafas nya dalam-dalam, mengahadapi adik sepupu nya yang sembrono dan manja ini butuh kesabaran ekstra, ia mengusap wajah nya kasar dan melihat Diska yang masih menunduk.
Merasa bahwa Zio sudah tak menampakkan Ekspresi yang mencekam, Diska dengan hati-hati melirik Zio dengan ekor matanya.
"Apa lirik-lirik?" Semprot Zio.
Tuh kan, ini pasti nih Si Zio kesurupan. Batin Diska mengangguk yakin.
Melihat tingkah Diska yang aneh, Zio jadi curiga dan terus memperhatikan gerak-gerik nya.
Sementara Diska terus menunduk dan sesekali melirik Zio. Ia yakin bahwa Sepupu nya kerasukan, bukti nya matanya tajam saat bertanya dan terkesan penuh amarah. Diska yakin itu.
"Heh Diska, lo kenapa? Jawab gue" Tegur Zio, namun Diska tak menjawab, ia hanya melirik sinis ke arahnya seolah ia adalah ancaman.
Lalu secara tiba-tiba...
"Heh siapapun kamu, cepet balikin Zio kek sini" Ia memegang kepala bagian atas Zio dan berjongkok di atas sofa tepat di depan Zio.
"Denger ya! Setan yang suka marah-marah. Gak usah deh belaga akting jadi Zio, ayo ngaku Nu timana ieu? Saha maneh?" Tanya Diska bertubi-tubi.
Astaga, jadi dari tadi dia diem ngira gue kesurupan. Batin Zio.
"Aing Tirex, nu ti jaman batu" Jawab Zio dengan mata mengarah ke atas dan berlagak seperti orang kesurupan.
Rasain noh. Gue bales lo bekicot.
"Hah? Tirex jaman batu? Eh tirex naek apaan lo kesini?, gak kejauhan? Ntar emak lo nyariin gimana? "
"Naek kantong doraemon, urang yatim piatu teu gaduh bapak sareng indung"
"Unchhhh kasihan... Pasti sedih ya? " Tanya Diska dengan mata berkaca-kaca dan melepaskan tangan nya yang tadi memegang atas kepala Zio.
Ya ampun, nih anak kelewatan lemot nya.
"Arrgh" Erang Zio menjambak rambut nya.
Diska yang tadi melihat Zio dengan mata berkaca-kaca terperanjat kaget.
"Eh.. Eh.. Tirex jangan tereak-tereak ntar lo di bedil pemburu"
Tak..
Sentilan mendarat di atas kening Diska, reflek saja ia mengusapnya karena sakit.
"Tirex mbah mu! Mana ada setan tirex, kalo halu kira-kira bekicot" Kesal Zio.
"Loh? Zio udah balik lagi? Alhamdulillah tirex nya udah pergi, wah Zio seneng deh Zio gak nyeremin kayak tadi"ucap nya dan memeluk Zio.
Zio mematung seketika, tanganya bergerak ingin membalas namun urung.
" Ish, apaan sih! Sono-sono jangan deket-deket gue" Ia melepaskan pelukan Diska dan membuat sang empu mencebikkan bibir.
"Denger ya! Rendiska Voy. Gue serius nannya sama lo. Tapi lo malah anggap gue kesurupan, otak lo kemana? Halu nya gak kira-kira. Untung ya gue sabar gak laporan ke Abah. Gue disini cuma pengen tahu maksud lo apa, tapi lo gak pernah mau di ajak ngobrol bener. Mau lo apa sih Ska? Kalo mau jadi bocah gak usah deh, nyusahin orang doang lo" Ceplos Zio panjang lebar.
Diska yang mendengar nya hanya merunduk, ia sadar bahwa ia salah.
"Maaf Zio"jawabnya dengan suara bergetar. " Ska janji gk bakal bikin Zio susah, tapi please biarin Ska disini sampe besok."
"Maksud lo? " Tanyanya tanpa peduli dengan suara Diska yang bergetar menahan tangis.
"Ska pengen tinggal sendiri, Ska ke sini cuma mau bilang pengen sekolah di sekolah Zio, udah gitu aja" Jelasnya dengan air mata yang memupuk di matanya. "Udah malem, Ska tidur dulu ya! Bye Renzi. Good night" Pamitnya, lalu melenggang pergi, tanpa melihat Zio yang mencoba ingin menahan.
Zio tahu pasti Diska sedang kesal dan marah, bisa terlihat dari panggilan yang biasa ia gunakan.
Jika kesal atau marah Diska akan memanggilnya 'Renzi' tapi jika sedang biasa saja ia akan memanggilnya 'Zio'.
"Sebenernya apa yang lo sembunyiin Diska" Gumam Zio.
Ia kini sedang melamun di sofa tadi, memikirkan keinginan Diska untuk sekolah di sekolah nya.
"Sekolah di sekolah gue? Terus sekolah lo gimana bekicot? Astaga sumpah ya gak bisa gue bayangin lo pasti ancam tuh guru lo biar lo bisa urus berkas pindah sekolah. Haishhh dasar bekicot diskotik, ada aja tingkah lo"

KAMU SEDANG MEMBACA
MissQueen
Teen FictionYang ia inginkan hanya satu, hidup bebas layaknya mereka yang hidup. Rendiska Voy, begitu ia memanggil dirinya sendiri sebagai namanya setelah pergi dari pengawasan orang tua nya. berbekal uang yang ia ambil dan memutuskan hidup sendirian di kot...