Kelingking

175 9 9
                                    



"Mommy? Kenapa jalannya aneh begitu?" celetuk Kookie di pagi hari menjelang siang. Bayi gembul itu ijin sekolah karena kedua orang tuanya bangun terlambat jadi tidak ada yang membangunkan dirinya. Kookie bangun duluan, perutnya meraung. Kelaparan. Dengan gontai dia terbangun dan turun dari ranjangnya. Membawa cookie boneka kelinci kesayangannya keluar ke meja makan dan meminta makanan pada Jackson. Salah satu Koki keluarga.

"Ah, ini Mommy salah duduk baby. Jadi sakit." Alasan Seokjin. Agak sedikit tidak masuk akal. Tapi kan tidak baik juga jika dirinya mengatakan ini akibat Daddynya Kookie yang seperti orang kesetanan menyetubuhi Mommynya tadi malam. Heol. Seokjin masih waras.

"Oh, oke." Sahut Kookie polos. Bayi itu percaya saja. Dia juga pernah begitu. Salah duduk berakhir dengan pahanya yang biru dulu.

"Makan apa sayang?" Seokjin mendudukkan dirinya di samping Jungkook. Melirik sekilas apa yang sedang dikunyah putranya tersebut.

"O-oty..." suaranya tidak jelas karena mulutnya masih penuh.

"Telan dulu makanannya sayang. Baru bicara. Nanti tersedak." Pinta Seokjin. Lucu sih tapi kan ngeri juga. Jungkook pernah batuk darah karena bayi itu pernah minum lalu tertawa yang akhirnya tersedak. Jangan lagi. Uh itu menyeramkan untuk dikenang. Sungguh semua orang hampir mati saat itu.

"Jackson tolong buatkan susu vanila untukku ya. Dan roti isi selai kacang. Yang banyak selainya." Pinta Seokjin. Dia juga harus sarapan yah walaupun sudah cukup terlambat untuk dibilang begitu.

"Baby, maaf ya hari ini tidak sekolah gara-gara Daddy." Ini Namjoon yang datang-datang langsung mencium pipi Kookie dan tidak lupa mengecup istrinya.

"it's okay, no problem daddy." Dengan jempol naik bayi itu memberi cengiran ceria pada ayahnya.

Seokjin hanya bisa memutar matanya malas. Memangnya gara-gara siapa mereka harus terlambat begini menjalani hari. Oh, pasti kalau disuarakan, Namjoon akan mengelak. Aku aku kan rindu Jinnie. Susah memang punya suami nafsu kuda. Beginilah. Jadi banyak sabar saja buat Kim Jungkook kalau sering-sering terlambat.

"Daddy, hari ini Jiminie ingin datang bermain ke rumah. Boleh?" dengan tatapan polos tanpa dosa Jungkook memandang Namjoon dengan penuh harap. Bahkan nampak telinga kelinci imajiner di kepala Kookie tengah bergerak senang di mata Namjoon. Gemas bung. Ini anakan kelinci kenapa lucu sekali. Ya tuhan Namjoon sudah menghilang dari bumi rasanya.

"Mommy boleh ya?" karena tidak mendapatkan jawaban dari sang ayah, Jungkook bertanya pada Seokjin.

Seokjin tersenyum dan kemudian di barengi dengan anggukan.

"Iya Boleh." Akhirnya Namjoon kembali ke Bumi.

"Katanya Jiminie ingin mengenalkan adiknya sama Kookie."

"Jiminie akan datang sama mama Luhan dan adik Beomgyu. Wah, Kookie senang sekali." Terang Jungkook. Nampak sangat bersemangat.

Melihat bayinya sangat bersemangat membahas tentang seorang adik. Dengan segenap keberanian yang ada pada dirinya. Namjoon bertanya.

"Baby. Lihat Daddy sebentar bisa?"

Kookie menoleh. Menghentikan acara sarapannya. Meletakkan sendok di piring makan, memiringkan badan mungilnya. Hingga posisinya pas berhadapan dengan sang ayah yang duduk di sampingnya.

"Baby, suka adik bayi?" tanya Namjoon gugup.

Seokjin yang nampak acuh dengan percakapan ayah anak itu pada mulanya mulai tertarik dan ikut mendengarkan. Dia dan Namjoon memang pernah berencana memberi adik pada Jungkook. Namun memang Jungkook dulu sama sekali tidak pernah menyinggung apapun tentang saudara atau adik membuat pasangan Kim itu agak sedikit khawatir.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 05, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kim Family (Namjin)Where stories live. Discover now