bagian 2

14 0 0
                                    

.
"Mbak, maaf tadi mbak Sella kesini sama lelaki tapi bibik tidak kenal siapa mbak, tadi mencari mbak Ai". Kata bik Inah dengan wajah menunduk, disamping Ai yang sedang menonton tv sambil memegang toples cemilan.
"Ngapain tuh Sella kesini, udah dibilangin aku nggak mau nonton balap liar lagi juga, pasti tuh cowok si Reyhan. Hiiihh.. kenapa sih mereka berdua, nggak ada kerjaan banget deh". Gerutu Ai dengan muka kesal dan tatapan sadisnya tertuju pada tv yang menayangkan sinetron terbaru ala anak remaja.
"Ya udah mbak, bibik balik ke dapur dulu, mau melanjutkan masaknya". Ucap bik Inah dengan wajah masih setia menunduk, hendak melangkah ke dapur namun dihentikan oleh Ai.
"Bentar bik, makasih udah ngasih tau, lain kali bilang kalo ada les dan sibuk mau try out gitu ya". Jawab Ai dengan mimik wajah kesal.
"Ooh iya, tadi bibik mau masak ya? Mau masak apaan bik, aku pengen dong latihan masak. Tapi aku lagi pengen makan eeem... apa ya, kayaknya cumi pedes manis enak deh bik". Ucap Ai dengan nada sumringah, entah kemana kekesalannya tadi hilang.
"Hhehe, boleh mbak, tapi bibik tak belanja dulu kepasar ya, karena kulkas tidak ada cumi cumi." Jawab bik Inah dengan sedikit kekehan canggung khas orang Jawa asli.
"Oke nggak apa apa, aku lagi gabut juga mending kita belanjanya ke Mall aja bik, lagian cuman 20 menit kan? Ai tak pesen taxi online dulu aja". Ucap Ai yang kini tengah menutup toples dan hendak berdiri meraih ponsel mahalnya.
"Hhehe.. iya mbak, bibik tak siap siap dulu, bentar ya mbak" ucap Bik Inah sopan dan berlalu meninggalkan Ai yang memegang hp kesayangannya tersebut.
"Huuuh, udah dapet taxi, Ai mau ganti baju dulu aah". Ucap Ai berlalu dari zona nyaman tersebut.

5 menit kemudian Ai keluar dengan memakai pakaian yang longgar alias gamis semata kaki dan kerudung segi empat ukuran standar namun tetap menutupi dadanya. Tak lama bik Inah dan Ai menelusuri keramaian jalan menuju pusat perbelanjaan di Surakarta dengan suasana hangat disana, pak sopir taxi yang juga humoris. Tak sampai 25 menit taxi tersebut berhenti di Mall yang menjadi tujuan 2 wanita tersebut.
"Alhamdulillah, akhirnya sampe' sini juga, rindu shoping..huum". Ucap Ai dengan wajah berbinarnya dan berlalu meninggalkan bik Inah menuju ke lantai 2 yang berisi perlengkapan muslim yang tersusun rapi disana.
"Lhoh mbak,katanya mau belanja cumi, gimana toh, heemm". Wajah bik Inah dengan terheran heran melihat gadis majikannya ini dan melangkah secepat mungkin menyusul Ai yang sudah terlihat jauh.
Dilihatnya Ai baru melihat, memilih dan menempelkan gamis warna blue baby dan pink seolah olah membandingkan mana yang cocok dibadan tinggi nan idealnya. Namun hasilnya salah justru Ai mengambil 2 gamis tersebut dan berlanjut mencari kerudung hitam dan dongker. Selesai membeli 2 set gamis tadi, tiba tiba perut Ai keroncongan.
"Aaduh, laper lagi. Astaga tadi kesini mau beli cumi ya. Ya Allah kok lupa sih. Bik Inah mana juga nih". Ai menoleh kesegala arah seolah olah mencari sosok bik Inah dengan kerudung lebarnnya. Tak lama kemudian Ai menangkap sosok bik Inah yang dicarinya yang sedang melihat 1 set gamis berwarna coklat seolah olah menimang nimang harganya. Ai berjalan menghampiri dan melihat harga yang tertera disana, 400k. Mungkin bagi bik Inah itu sudah termasuk mahal. Padahal bagi Ai itu hal biasa.
"Ambil aja bik, Ai yang minta dan Ai yang memaksa, nggak boleh ada penolakan.!" Ucap Ai dengan nada penekanan.
Dengan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya bik Inah mau menerima pemberian Ai berupa 1 set gamis tadi. Setelah puas dengan. Pakaian-pakaian tadi, mereka mengisi perutnya dengan memakan ayam goreng disalah satu restoran di pusat perbelanjaan tadi. Kurang lebih 40 menit selesailah kegiatan makannya dan kini Ai melihat sesosok lelaki berkemeja putih, berkacamata dan dengan rambut sedikit kurang bermodel seperti anak muda zaman sekarang. Dalam hatinya berkata 'masyaAllah, dulu aku benci lelaki yang memiliki model seperti itu, namun kenapa sekarang aku melihat lelaki tersebut kayak ada nilai plus gini ya, astagfirullah' tersadar dari lamunannya ia langsung menggelengkan kepalanya beristigfar.
Pukul 15:40 Ai baru sampai dirumah dengan membawa paperbags dan kantong sayuran sertabahan masakan. Namun sebelum itu mereka berdua telah melaksanakan shalat ashar di mushola pusat perbelanjaan tersebut.

~~~
Pukul 02:20 Ai terbangun melaksanakan shalat tahajjut yang telah dilaksanakan sejak 4 bulan yang lalu. Dalam doanya terselip doa untuk lelaki yang ditangkap oleh kedua kornea matanya kemarin diperbelanjaan. Dan baru kali ini Ai memikirkan seorang lelaki yang berpakaian ala anak kecanduan kajian.

Selesai sholat tahajut Ai stalking instagram. Banyak kata-kata motivasi hijrah yang ia ikuti. Tanpa sengaja ia menemukan salah satu nama akun instagram nama salah satu universitas terkenal di Surakarta. Karena itulah universitas yang diimpikan oleh Ai. Dan dalam postingan itu terdapat 3 orang lelaki lengkap dengan almamaternya. Berdiri menghadap kamera dengan lukisan senyum di wajahnya mereka. Salah satunya ialah lelaki yang sedang ia pikirkan.

"Astaga.. ternyata salah satu aktivis..!" Sontak Ai dengan terkagum kagum.

"Bismillah Ai bisa masuk universitas ini, bismillah lillah, bukan karena kak ini, tapi kalau soal kak ini aku anggap bonus deh. Hhihi" sambungnya dengan wajah senyum senyum sendiri.

~~~
Dilain tempat, sejuk nan dinginnya angin tahajut membangunkan seorang Fikri seolah menariknya untuk menunaikan shalat tahajut. Tiba tiba dalam berdoa ia mengingat seorang wanita yang gerak gerik bola matanya mengikuti dirinya sore tadi. Dia kalem, cantik Fikri percaya itu, namun cantik saja nggak ada nilainya apabila tak bisa mengendalikan pandangannya sendiri. 'Astagfirullah.. lupakan Fikri, kamu tidak mengenalnya' ujar dalam hati Fikri.

**itulah mengapa kita diharuskan menundukkan pandangan, agar terhindar dari dosa karena saling memikirkan lawan jenis yang bukan makhram**

.
.
🍀🍀
2 Okt 2019
.
Maaf kalo gaje, hehhe
Soalnya ini cerita pertama saya. Masih latian juga, dan saya sebagai penulis selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca.
.
Jazakumullah khoir readers..
Sukses selalu.💗

Separuh SenyumkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang