[Eps.3] Taeyong?

132 9 0
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, Jennie sejak tadi sudah selesai bersiap dan menunggu telfon dari ayahnya.

Dia duduk dipinggir kasur sambil menangku ponselnya. Dia melamun kearah jendela besar dikamar dengan sejuta pikiran tentang apa yang akan ayahnya katakan malam ini.

Tak lama, ponselnya berdering.

"Hallo?" ucap Jennie sambil berdiri. Dia sudah benar benar siap untuk pergi dan bertemu ayahnya, hingga suara telfonpun membuat dia tidak sabar.

"Jen? Apa kau sudah bersiap?" tanya ayahnya dari ujung telfon.

"Sudah pa, daritadi malahan" sahut Jennie sambil memakai parfum mengelilingi tubuhnya.

"Yaudah. Papa udah suruh pak Gong buat jemput kamu. Kamu gausah nyetir sendiri"

"Lah kenapa pa? Aku kan udah semingguan kemana mana naik mobil sendiri" tanya Jennie sambil mengerutkan dahi.

"Ini udah malam Jen.."

"Oke.. oke.. Jennie turun sekarang ya" jawab Jennie sambil meraih tasnya dan berlari ke bawah.

🍒🍒🍒

Sesampainya di restoran, Jennie masuk perlahan melewati pintu dan disapa oleh salah satu pelayan disana.

"Permisi. Ingin meja untuk berapa orang, nona?"

"Oh.. sepertinya sudah reservasi atas nama pak Darren Kim"

"Ohh sebentar saya cek.. Mari saya antarkan ke meja beliau" jawab pelayan sambil mengarahkan Jennie ke salah satu meja di restoran.

Keadaan restoran tidak terlalu ramai. Hanya ada sekitar 3 hingga 4 meja yang terisi dan salah satunya adalah meja ayah Jennie.

 Hanya ada sekitar 3 hingga 4 meja yang terisi dan salah satunya adalah meja ayah Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue udah tau kalau bokap gue bakal ngomong hal buruk. Eh milih restorannya yang bagus begini. Ga cocok banget dah" gumam Jennie dalam hati selama perjalanan menuju meja ayahnya.

"Paa.." ucap Jennie ketika melihat ayahnya.

"Hallo anak papa, sini cium dulu.." jawab ayahnya sambil berdiri mencium pipinya. "Ayo duduk.." lanjut ayahnya.

"Seingat Jennie, kita gak pernah makan disini sebelumnya. Kenapa bisa jadi makan disini?" tanya Jennie sambil perlahan lahan menarik kursi dan duduk.

Ayah Jennie bukan lah tipe orang yang suka dengan hal baru dan buka menjadi hal yang umum bagi dia untuk mencoba restoran baru seperti ini.

"Gak apa apa. Kan bagus juga kalau sekali kali nyoba yang baru. Kata teman bisnis papa, tempat ini makanannya enak dan pilihan wine nya lengkap Jen" jelas ayahnya sambil sibuk melihat ponsel.

"Ohh. Okay..." jawab Jennie ragu.

"Kenapa dah bokap gue liat hape terus. Dia ga mungkin kan mau jodohin gue, terus sekarang lagi nunggu calon gue datang kesini. Amit amit" gumam Jennie dalam hati sambil melihat sekeliling.

"Pa.. gak mesen makanan? Jennie lapar nih"

"Bentar lagi ya.." jawab ayahnya yang masih sibuk dengan ponsel.

"Kelar.. ini fix sih dia nunggu orang lain" gumam Jennie dalam hati sambil mengigit kukunya karna gelisah.

Sudah hampir 20 menit mereka saling berdiam, tidak ada pembicaraan dan ayahnya tetap fokus pada ponsel.

Sampai akhirnya ada langkah kaki dari kejauhan yang terdengar mengarah ke meja mereka.

"Hallo om Darren?" ucap seorang pria yang memecah kesunyian. Dia berdiri tepat disebelah Jennie dan ayahnya.

Mereka berdua langsung menengok ke arah pria tersebut. Pria itu setengah membungkuk, memberi salam kepada ayah Jennie.

"Hallo Taeyong.. Wah, sekarang kamu jadi tinggi banget ya. Padahal dulu kamu tingginya sama kayak Jennie" kata ayahnya sambil berdiri dan menepuk pundak pria yang tidak dikenal itu.

"Iyaa om, sekarang rajin main basketnya jadinya agak tinggi deh. Hahaha.."

"Oiya.. Taeyong, ini Jennie" sambil memberi kode menyuruh Jennie berdiri.

"Hallo Jen.. masih ingat aku gak?" sapa pria itu sambil menyodorkan tangannya.

"Oh. Hallo Taeyong?.." jawab Jennie ragu. "Sepertinya tidak.. maaf" lanjut Jennie dengan wajah malu.

"Yaudah. Nanti lagi ya ngobrolnya. Kita makan dulu" kata ayahnya sambil menyuruh keduanya duduk.

Mereka makan malam bersama, memesan wine dan masuk ke inti pembicaraan mereka.

🍒🍒🍒

SIHIR •Jennie x Mino x Taeyong•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang