[Eps. 4] Besok aku jemput..

121 7 0
                                    

Mereka makan malam bersama, memesan wine dan masuk ke inti pembicaraan mereka.

"Jennie.. Taeyong ini teman masa kecilmu, waktu umur 7 tahun dia pindah ke London untuk bersekolah disana dan sekarang kembali ke Korea" jelas ayahnya.

"Ohh kenapa gak sekalian sekolah di London?" tanya Jennie sambil melihat kearah pria itu.

"Karna dari awal aku sudah berencana untuk kembali Korea dan berkuliah disini"

"Jen.. papa mau kamu kuliah sama Taeyong di satu universitas yang sama"

"Haa?" ucap Jennie dengan wajah penuh kebingungan.

Dia baru bertemu pria yang di sebut-sebut sebagai teman masa kecilnya sekitar 1 jam yang lalu dan sekarang ayahnya mengatakan bahwa dia harus bersekolah bersama pria tersebut. Sungguh tidak masuk akal.

"Tunggu.. Jennie gak paham masuk papa. Kenapa aku harus satu sekolah sama dia? Dan.. dia mau masuk sekolah mana?" tanya Jennie dengan nada kesal.

"Jadi seperti yang papa bilang kemarin, papa gak mau kamu masuk Hwajeong. Papa mau kamu masuk Evander. Mungkin bakal susah buat kamu, jadi papa mint Taeyong buat bisa nemenin kamu disana"

"Sial. Beneran. Papa mau gue belajar sihir di Evander"

"Terus siapa yang bakal ngelanjutin bisnis keluarga kita? Papa tau kan Jennie suka banget belajar bisnis dan Jennie serius mau nerusin usaha keluarga kita" kata Jennie dengan penuh kekesalan.

"Jen.. tenang dulu. Kamu kan tau akan lebih bagus kalau yang memimpin sebuah perusahaan itu anak laki-laki, papa yakin kakak mu, Mino pasti bisa" jelas ayahnya dengan tatapan memelas dan memegangi tangannya.

"Om.. maaf. Aku rasa butuh waktu bagi Jennie untuk mengerti apa yang om mau. Biarkan dia berfikir dulu beberapa hari. Kalau Jennie mau, Jennie bisa ikut aku ke Evander buat lihat-lihat kampusnya dulu" jelas Taeyong sambil menatap kearah ayah Jennie dan Jennie.

"Yaudalah. Aku mau pulang duluan. Terserah apa mau papa. Jennie mau ngomong gimanapun juga percuma kan?" kata Jennie sambil beranjak dari kursinua.

Dia berjalan dengan cepat karna dia tahu semakin lama, dia makin tidak bisa menahan air mata dan kekesalannya. Dia sebenarnya sudah tahu bahwa ayahnya akan mengatakan hal tersebut tapi alasan yang diberikan sungguh tidak masuk akal baginya.

"Sejak kapan seorang pemimpin dinilai dari gendernya. Jelas jelas gue berusaha keras belajar soal bisnis karna gue tahu passion gue apa. Sekarang bokap gue seenaknya bilang anak laki-laki lebih cocok. Konyol"

Dia sudah sampai di depan pintu keluar. Dia membuka pintu, namun ada tangan yang menahan pintu itu dari belakangnya. Dia menengok kearah belakang.

"Jen.. tenangkan dirimu dulu" ucap lembut Taeyong yang ternyata sejak tadi mengikutinya.

"Apaan si lo?" tanya Jennie sambil memukul tangan Taeyong yang menghalangi pintu.

"Jen.. aku tahu ini bukan urusanku. Tapi kamu harus ngerti papa kamu pasti mau yang terbaik buat kamu" jelas Taeyong sambil menatap Jennie.

"Anjir.. kenapa gue jadi deg degan gini sih.. sadar woi" gumam Jennie sambil mengalihkan pandangannya.

"Udahlah. Lu kan juga gatau bokap gue gimana orangnya, jadi mending lu gausah ikut ngomong" jelas Jennie.

"Yauda. Gini aja, besok aku jemput kamu. Kita pergi ke Evander bareng ya, supaya kamu bisa lihat kampusnya dulu. Gimana?"

"YA..YA..YA.. Terserah lu aja. Gue mau pulang sekarang" jawab Jennie dengan nada ketus sambil membuka pintu.

🍒🍒🍒

SIHIR •Jennie x Mino x Taeyong•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang