•─────────✦❀✦────────•
wнere тнe ѕтarѕ ғall
•─────────✦❀✦────────•Keringat bercucuran dengan deras, untuk pertama kalinya jisung merasa sangat berat dalam mengoprasi tubuh seseorang
Berat karena ia terlalu khawatir dan takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi.
Tidak .. Tidak akan kubiarkan
"Jantung ?"
"Stabil."
Hyunjin menganggukan kepalanya, menarik selang kecil untuk menyedot darah yang perlahan keluar
'Tumor kecil ini melumpuhkan otaknya'
Gerakan jisung terhenti sesaat.
"Ada tumor kecil di sini, jika tidak di angkat sepertinya akan menimbulkan reaksi tambahan dan dikhawatirkan pasien akan kembali koma-"
Kalimat jisung terputus oleh perawat lainnya yang menatapnya pias
"Gawat!! Jantung melemah"
Sial..
'Tetap tenang, jisung tetap pada prosedur pembedahan jangan pikirkan apapun, jangan melenceng'
Jisung tetap diam, tangannya yang memegang pinset bergetar entah mengapa belum lagi keringat di wajahnya yang semakin banyak
Suara chan pada Pengeras suara membuyarkan lamunan nya.
"Jika kita tidak mengangkatnya sekarang, kemungkinan hidupnya 30persen"
Hyunjin menyauti teriakan chan dalam speaker. chan memang mengamati di ruang audio dan memantau segala prosesnya
'Di-dia akan mati '
Jisung menatap wajah itu. matanya terpejam begitu damai, bibir pucatnya yang terselip kan selang kecil itu terlihat bungkam.
"Jisung, apa langkah selanjutnya"
Jisung menatap hyunjin yang juga menatapnya begitupun para asisten yang menatap jisung meminta penjelasan
Tangan jisung terkepal kemudian mengangguk mantap
"Angkat tumornya entah itu jinak atau ganas. persiapkan jika terjadi pendarahan internal. pinset nomor 3, gunting dan penyedot "
"Siap!"
"Jantung stabil"
Jisung menganggukan kepalanya
Hyunjin terperangah akan kinerja rekannya tersebut, senyum kecil muncul di balik masker yang hyunjin kenakan.
Jisung itu tipikal lelaki pemberani, tindakannya memang nekat tapi itulah yang dibutuhkannya saat ini.
"Han Jisung!! Jangan gila! Kenapa kau kembali mengabaikan prosedur! Dia akan meninggal keparat-"
Jisung abaikan pengeras suara itu. wajahnya fokus dan teliti membedah kulit itu.
"Setidaknya kesempatan hidupnya lebih besar di banding jika aku tidak mengangkatnya tumor ini yang ada ia akan kembali koma bahakan meninggal"
Jisung berujar tenang.
"Tapi kau harus mengikuti prosedur-"
"Jika oprasi ini gagal dan menyebabkan kematian. aku bersedia mengundurkan diri dari rumah sakit ini sebagai dokter bedah"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Where The Stars Fall || MinSung
Fiksi PenggemarJisung tidak mengerti kenapa dirinya bisa terseret kisah dari seseorang yang bahkan tidak di kenalinya . Segala mimpi yang dialaminya adalah sebuah rangkaian puzzle untuknya. Entah bagaimana caranya . ia harus bisa menuyusun segala puzzle mimpi ters...