Nadira & Satya

81 10 0
                                    

GIVE ME 🌟 AND 💬

Enjoy~



Pritt

"OKE ANAK-ANAK OLAHRAGA HARI INI SELESAI, KALIAN BISA BERISTIRAHAT" Pekikan pak Hendra selaku guru olah raga di SMA Harapan terdengat nyaring, yang mana bisa membuat semua siswa kelas XII IPA 1 bersorak senang dan langsung mengistirahatkan tubuh mereka yang sudah berkeringat. Dan itu pun berlaku untuk keempat wanita cantik yang sedang duduk melingkar di pinggir lapangan indoor.

"Hah! Gila ya capek banget gue" keluh salah satunya.

"Tau ya, gak kira-kira pak Hendra nyuruh kita lari ngelilingin lapangan 50 kali" Sahut yang lain.

"Udah elah.. Namanya olah raga pasti capek lah"

Keluhan demi keluhan keluar dari bibir mereka, kecuali sesosok wanita cantik yang tak lain adalah Nadira yang hanya memperhatikan kelakuan ketiga sahabatnya dengan meneguk satu botol air mineral.

"Ra, gue denger ketua tim basket naksir lo ya?" Hingga ucapan Vina yang menarik perhatian dua sahabat lainya.

"Serius lo Vin? Si Aldo naksir Nadira?" tanya Lia dengan nada tak percaya dan dibalas dengan anggukan oleh Vina.

"Ahh tapi gue yakin dia gak akan berani deketin Nadira Adelia Putri yang terkenal dengan kejutekanya"

Plak

Dan ucapan Dinda sukses mendapatkan pukulan sayang di lengannya.

"Enak aja gue gak jutek cuma-"

"Gak mau ngasih harapan sama orang yang gak bener-bener lo cintai" ketiga temannya pun melanjutkan.

"Kita udah hafal semua itu Ra" sahut Vina

"Tapi, yang gue denger Aldo gak akan mundur dan akan berusaha deketin lo" Ucap Vina dengan wajah serius.

"Udahlah gak usah bahas cowok yang lagi-lagi naksir sama gue" Ucap Nadira dan lekas berdiri.

"Gue mau ganti baju dulu" ucapnya ketika ketiga temannya ingin bertanya.

"Gye juga deh, udah gerah nihh" sahut Lia dan di ikuti oleh yang lainya dan berakhirlah merka berjalan beriringan menuju ruang ganti.

*****

"Serius lo bakal pindah ke sekolah gue Sat?" terdengar nada tak percaya dari seseorang yang tengah di telpon.

"Iya, lo tau kan kenapa gue pindah" pertanyaan itu meluncur dari mulut Satya.

"Iya gue tau, tapi lo yakin?"

"Yakin lah, jangan panggil gue Satya Adinata kalo gue gak bisa nepatin semua yang udah gue janjiin" jawaban menggebu Satya lontarkan.

"Iya iya, gue paham"

"Yaudah, sampe bertemu besok Aditya ku"

"Jijik sumpah!"

"Ya-"

Tut tutt tutt

"Sialan" umpat Satya ketika sambungannya terputus sepihak.

Karena udara di balkon sangat menusuk, ia pun memutuskan untuk masuk dan berbaring di ranjangnya. Ia memfokuskan pandanganya keatas, menatap langit-langir kamarnya yang berwarna putih.

"Hah!" hanya helaan nafas yang keluar dari bibir Satya lantas ia tersenyum dan jatuh kedalam alam mimpi.

--------

Pendek? Iya soalnya baru permulaan soo pleasse vote and komen okk

See u

My Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang