Crazy

50 4 0
                                    

Vote after reading
Gak nerima siders!

Warning! Typo adalah karya terindah:)

Happy reading


"Wihh Ra, serius tadi Satya ngajak lo kenalan? Gak nyangka sih gue dia lebih milih kenalan sama 'macan betina' kayak lo" ucap Lia dengan ekspresi tak percaya-nya dan perkataannya pun sukses mendapatkan death glare dari Nadira.

"Hehehe bercanda Ra..." Ucap Lia dengan cengirannya.

Saat ini mereka sudah berada di dalam kelas dan memutuskan untuk menghabiskan istirahat mereka di kelas. Mereka duduk berkumpul di meja Vina dan Nadira.

"Tapi kayaknya yaa, si Satya suka sama lo deh Ra. Gak mungkin kan gak ada angin, gak ada hujan dia tiba-tiba ngajak kenalan" jelas Vina. Mereka tidak menyadari jika sejak tadi terdapat dua orang cowok yang sedang menatap mereka.

"Lagian ya kalau pun dia suka sama gue, gue gak akan mau kali sama cowok sok narsis kayak dia!..." ucap Nadira menggebu. Lia dan Dinda yang melihat dua orang cowok sedang berjalan ke arah mereka pun mengode Nadira agar menengok kebelakang. Namun karena Nadira duduk membelakangi pintu masuk ia pun tidak menyadarinya.

"Bener nih gak suka" bisikan itu terdengar tepat disebelah telinga Nadira.

Nadira pun yang mendengarnya secara reflek menoleh dan menemukan wajah Satya yang sangat dekat dengan wajahnya.

Plak

Dengan reflek karena kaget ketika wajah mereka sangat dekat, Nadira menampar pipi Satya.

"Akhh gila, ngapain lo nampar gue" ucap Satya dengan ringisan dan tangan yang memegang pipinya. Walaupun tamparan Nadira tidak terlalu menyakitkan.

"Aduh duh, maaf gue gak sengaja sumpah" ucap Nadira dengan ekspresi bersalahnya.

"Akhh sumpah pipi gue" Satya meringis semakin kencang. Padahal pipinya sudah tidak terlalu sakit, namun ketika ia melihat ekspresi Nadira yang sangat merasa bersalah, Satya memutuskan untuk sedikit bermain-main dengan Nadira.

"Duhh.. terus gue harus gimana?! Gue kan udah minta maaf!" ucap Nadira dengan nada bersalah dan bingungnya.

"Sini gue kasih tau biar sakitnya ilang" ucap Satya masih meringis. Nadira yang mendengarnya pun lekas mendekati Satya tanpa keraguan.

Satya yang melihat Nadira mendekatpun segera membisikinya. "Cium aja pipi gue pasti labgsung sembuh"

BUGH

Nadira yang mendengar bisikan Satya pun dengan brutal memukuli Satya tanpa ampun.

"GILA LO!"

BUGH

"ADUH SAKIT SAKIT"

"DASAR LO COWOK GILA! COWOK SOK NARSIS! COWOK KECENTILAN! MUSNAH LO!" sumpah serapah dan umpatan terdengar keluar dari bibir Nadira. Anak-anak yang satu persatu masuk ke dalam kelas pun kaget dengan umpatan yang Nadira keluarkan, terlebih lagi semua umpatan yang Nadira keluarkan tertuju untuk satu cowok yang sangat di kagumi oleh para siswi di SMA Harapan maupun SMA lainnya.

"RA udah Ra, lepas!" seruan Vina terdengar. Nadira yang mendengar seruan Vina lekas kelepaskan Satya.

"Sekali lagi lo ngomong kayak gitu!, tamat riwayat lo!" ancam Nadira. Namun sepertinya ancaman itu tidak berguna untuk Satya yang sudah di kenal nakal dan bisa membuat para guru stress.

Satya hanya menyeringai. "Gue jamin suatu saat nanti lo bakal jatuh kedalam pelukan gue" ucapnya dengan senyuman yang sumpah demi apapun sangat tampan dan bisa membuat para fans nya memekik tertahan.

"MIMPI AJA LO GILA!" Nadira dengan emosi meninggalkan kelas. Yaa nampaknya di jam kedua ia akan bolos untuk menenangkan perasaannya.

"KITA LIAT NANTI YA RA!" seru Satya ketika Nadira sudah meninggalkan kelas. Satya terkekeh atas apa yang baru saja ia lakukan.

*****

"Lama-lama gue bisa gila kalo ngadepin dia terus" ucap Nadira frustasi. Sekarang Nadira berada di bawah pohon rindang yang berada di taman belakang sekolah yang memang jarang sekali di kunjungi oleh orang-orang. Nadira terus menggrutu hingga suara seseorang mengalihkan atensinya.

"Berisik!"

Nadira yang mendengar suara itu lekas menoleh ke kanan dan kiri. Namun hasilnya nihil Nadira tidak melihat siapapun di taman ini selain dia.

"Suara siapa tuh, 'kok gue jadi merinding gini sih" ucap Nadira dengan mengusap lengan atasnya dan bergidik ngeri.

"Lo pikir gue setan?!"

Hup

"Aaa, setann" teriak Nadira menutup wajahnya ketika merasakan ada orang yang berdiri di sampingnya.

"Heh! Geu bukan setan!" laki-laki itu berteriak tak terima jika dirinya di katai 'setan'.

Nadira yang mendengarnya dengan perlahan menyingkirkan telapak tangan yang menutupi wajahnya. Dan benar saja! Di sampingnya berdiri seorang laki-laki yang menatapnya dingin.

"Liat kan gue bukan setan!" ucapnya ketus.

Nadira yang heran terus memandangnya tanpa berkedip. "Lo.... Bener bukan setan kan?" tanya Nadira memastikan.

"Ya bukan lah! Lo liat aja sendiri kaki gue masih napak di tanah" ucap laki-laki itu dengan emosi.

Nadira mengalihkan pandangannya ke kaki orang tersebut. "Iya napak, berarti lo beneran bukan setan" ucapan Nadira yang begitu polos mengundang kekesalan di laki-laki itu.

"Serah lo!" ucapnya ketus dan langsung melenggang meninggalkan Nadira.

"Ish aneh. orang cuma mau mastiin doang kalo dia bukan hantu sewotnya minta ampun" grutu Nadira. "Tuh kan tadi gue kesel sekarang nambah kesel lagi sama tuh orang aneh!" Ucap Nadira kesal.

Bell waktu berakhirnya kegiatan sekolah menggema sampai telinga Nadira. Ia lekas meninggalkan taman untuk pulang ke rumahnya.














Udah ahh TBC ajh:)

Inget! Dont be a siders!
And dont forget to vote my stories...

See u~<3

My Crazy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang