Part 30 (END)

2.1K 102 14
                                    

"Jen, Rose telpon lo kagak?" tanya Lisa yang menelpon Jennie.

"Enggak Lis. Semenjak take off, dia gak pernah ngabarin gue,"

"Hhhh ini udah hari ketiga dia di Aussie padahal"

"Mungkin dia gak sempet telpon kita karena kan beberapa hari yang lalu peringatan kematian kakek neneknya" kata Jennie meyakinkan Lisa.


"JENNIE TURUN DULU SINI. ADA PAKET UNTUK KAMU!" kata Dara dari bawah.

"IYA MA"

"Lis, gue dipanggil mama. Nanti sambung lagi ya" ucapnya.

"Iya" dan telpon pun terputus.

Dara seperti memgang kotak yang entah apa isinya itu. "Kenapa ma?" Jennie duduk di sofa panjang dekat mamanya.

"Ini Jen, barusan tukang pos dateng. Ngasih paket yang tertuju untuk kamu" Jennie mengerutkan dahinya bingung.

"Paket? Aku gak pesen apa-apa ma"

"Bisa jadi aja, ada yang ngirimin kamu paket Jen" sungut Dara.

"Eh iya ma, coba aku buka" paket itu pun berpindah tangan ke Jennie.

Perlahan tapi pasti, Jennie membuka paketnya yang terbungkus dengan sangat rapi. Dia terkejut melihat isi paket itu. Seketika pertahanannya runtuh begitu saja.

"Ma...." merasa terpanggil, Dara menoleh. Dia mendapati Jennie yang penuh dengan linangan air mata.

Jennie berhampur kepelukan Dara, tak tega dengan anak perempuannya, Dara mengelus rambut Jennie lembut. Dia tidak tau apa yang membuat anaknya menangis, dia berencana bertanya kepada Jennie setelah tangisnya reda.

"Maa....Aku gak percaya...Ini bohong kan ma?" Dara bingung mau jawab apa, di satu sisi dia gak ngerti kenapa anaknya nangis setelah buka kotak itu. Di sisi lain dia pengen bilang itu bohong.

"Udah sayang tenang ya" ucap Dara sambil mengeratkan pelukannya.

"Jennie kenapa ma?" tanya Jiyoung yang baru saja pulang dari kantor bersama Seunghyun.

"Stttt jangan berisik, Jennie baru tidur. Dia tadi habis nangis" ujar Dara sendu sambil menatap Jennie.

"Nangis kenapa?"

"Mama juga gak tau. Dia habis buka kotak yang di sana, terus nangis" tunjuknya ke kotak berwarna hijau di atas meja.

Jiyoung yang kepo mengambil kotak itu, dia juga terkejut dengan isinya. "Maa...Ini kan...."

***

Berita itu sudah sampai dimana-mana. Kabar hilangnya pesawat yang ditumpangi Rose dan juga Jisoo yang hilang tiba-tiba. Jin, pacarnya Jisoo sampai gak tau lagi harus mencari pacarnya itu kemana lagi. Dia menatap kosong depannya.

Ternyata paket yang di dapat Jennie tadi malam itu adalah paket yang berisikan foto kebersamaan mereka berempat, yang ditulis Rose.

"Kita harus nemuin Jisoo sama Rose, Jen hiks"

"Kita pasti nemuin mereka Lis," Jennie mengusap-usap punggung Lisa yang belum berhenti menangis.

Lisa termenung di kelasnya, bentar lagi mereka akan menghadapi ujian naik kelas, tetapi Rose dan Jisoo menghilang.

"Andai aja kemaren gue gak biarin lo pergi Rose, mungkin lo masih di sini" gumamnya.

"Bukan salah lo dia pergi. Itu udah kehendak tuhan" Lisa menoleh sebentar, lalu menghadap kedepan lagi.

"Apa peduli lo kak? Lo gak tau gimana perasaan gue saat tau Rose dan Jisoo hilang!" teriak Lisa.

"Iya lo gak pernah tau! Karena orang yang lo sayang gak pernah pergi dari kehidupan lo!"

"Hiks lo gak pernah bisa ngerasain gimana posisi gue sekarang jungkook!" Setelah meluapkan emosinya, Lisa berlari sekncang-kencangnya sampai dia bertemu dengan Jennie di tengah perjalanan.

"Lisa! Lo harus sadar! Disini bukan lo doang yang terpuruk! Gue juga! Gue takut kehilangan mereka berdua Lis!" bentak Jennie. Dia gak ingin Lisa kembali seperti dulu.

"Enggak Jen, andai aja gue ngelarang Rose pergi saat itu, ngangkat telpon Jisoo. Mungkin mereka berdua masih di sini," lirihnya.

"Sekarang mending kita sama-sama cari mereka. Gue bakal berusaha semampu gue," kata Jennie yang bisa membuat Lisa menjadi sedikit tenang daripada tadi.




1 tahun kemudian

Hari ini Lisa dan Jennie yang mengurus gerbang deoan sekolah. Mereka di utus untuk itu.

"Pagi ma...Pa..." sapa Lisa kepada orang tuanya.

"Pagi sayang"

"Rapi amat Lis," kata Nickhun.

"Iya kak, gue kan waketos, kasian kalo Jennie sendirian yang patroli" ujar Lisa sambil tersenyum.

Lisa dan Jennie sudah bisa tersenyum walau pun tidak seperti biasanya.

Rasa itu masih ada pada diri kereka, kehilangan orang yang sangat disayangi tentu membuat mereka sangat sedih.

Usaha mereka dulu tidak membuahkan hasil. Pesawat yang ditumpangi Rose dikabarkan tidak ada satu pun yang selamat, sedangkan Jisoo keluarganya sudah pindah semenjak Jisoo hilang.

"Pagi Jen!" sapa Lisa seperti biasanya.

"Pagi juga Lis"

"Ada yang ngelanggar gak hari ini?" Jennie menunjuk segerombolan orang dengan dagunya.

Lisa hanya geleng-geleng kepala. Udah tau ketos mereka kalo ngasih hukuman gak nanggung-nanggung, tapi tetep aja ngelanggar.

"Lo jaga disini ya Lis, gue mau nemuin kak Yoongi dulu"

"Iya deh yang mau ketemu pacar" godanya. Ya Jennie dan Yoongi sudah pacaran sejak 2 bulan yang lalu.

Sedangkan Lisa dia tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Menjadi dirinya yang sekarang saja dia sudah bahagia.

"Jis, Rose gue sama Jennie masih nunggu kalian di sini," - batin Lisa.

END

Akhirnya book ini selesai juga gaiisss. Udah lama sih pengen namatin cerita ini. Tapi gak pernah semepet, baru kali ini nulis lagi di wp. Biasanya cuma baca-baca doang sih hehe

BLACKPINK X BTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang