Typo? Harap lapor🙏
Sebelum baca, tekan bintang disudut kiri dulu ya🙏
Selamat membaca👩💻⚫
⚫
⚫
Pagi ini seluruh siswa kelas XI IPA 5 berada di lapangan karena mereka sedang menjalani pelajaran olahraga. Seluruh siswa melakukan pemanasan sebelum olahraga, dimulai dari gerakan kepala, tangan hingga kaki lalu di akhiri dengan berlari keliling lapangan.
"Baik anak anak, sekarang kalian lari keliling lapangan sebanyak 5 kali ya" Seru pak yanto.
"Iya pak" jawab seluruh siswa.
Mereka semua pun berlari mengelilingi lapangan tak terkecuali dengan Yuni dan kedua sahabatnya yang ikut berlari. Mereka memutari lapangan dengan sesekali tertawa, namun setelah putaran ketiga Yuni berhenti karena merasa nafasnya yang mulai terasa sesak. Dia berjalan ke tepi lapangan untuk mengatur napasnya kembali, setelah 5 menit Yuni merasa semakin sesak dia membutuhkan benda itu yang sekarang berada di tasnya. Yuni pun berjalan menuju kelasnya dengan langkah gontai sambil memegang dadanya.
Setelah sampai di kelas dengan langkah yang sangat pelan dia menuju mejanya yang ada di barisan kedua. Dia membuka tasnya dengan susah payah sambil menahan sesak di dadanya, setelah tas terbuka dengan cepat Yuni mencari benda itu dan mengambilnya lalu menyemprotkan benda itu kemulutnya. Setelah itu barulah Yuni merasa lega dan napasnya mulai teratur kembali.
Yuni masih diam sambil memegang dadanya, tanpa disadari sebulir air mata turun membasahi pipinya. Semakin lama bulir air mata itu semakin banyak berjatuhan, Yuni pun menghapus air mata itu dengan kasar. Dia sedih dengan penyakit yang di deritanya ini, karena penyakit ini Yuni harus meninggalkan hobinya, karena penyakit ini Yuni tidak bisa berolahraga dengan sempurna seperti sekarang, dan karena penyakit ini Yuni tidak bisa melakukan hal hal yang harusnya dilakukan pada remaja umumnya. Tidak ada satupun orang yang mengetahui tentang penyakit yang di derita Yuni, bahkan orangtuanya sekalipun. Yuni tak ingin tampak lemah di mata semua orang, alhasil hanya Yuni sendirilah yang mengetahui tentang penyakitnya ini.
Flashback on
"Halo ma Assalamu'alaikum" ucap Yuni.
"Iya Yuni wa'alaikumsalam, kamu udah pulang sekolah nak?" Tanya zana, Yuni dapat mendengar suara mamanya yang sedang panik di seberang telepon.
"Iya ma, Yuni udah pulang. Mama kenapa kok kayaknya panik gitu?" Tanya Yuni.
"Papa masuk rumah sakit sayang, darah tinggi papa kambuh lagi. Jadi mama sama bang Afri bawa kerumah sakit, kamu pulang sendiri gak apa apakan? Soalnya bang Afri sama mama lagi sibuk ngurusin papa"
"Astaugfhirullahal'azim, ya udah ma gak pa pa. Yuni bisa pulang sendiri, nanti Yuni langsung kesana ya"
"Iya Yuni, kamu hati hati ya nak"
"Iya ma, udah dulu ya Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Sambungan telepon pun terputus, Yuni bergegas berjalan menuju gerbang sekolahnya, pikirannya hanya tertuju pada papanya yang sedang berada di rumah sakit. 'ya Allah mudah mudahan gak terjadi apa apa sama papa, sembuhkanlah papa ya Allah' batin Yuni.
Yuni pun berdiri di depan gerbang sekolahnya sambil menunggu taksi yang sudah di pesannya, tak selang beberapa lama akhirnya taksi itu datang dan Yuni langsung masuk kedalamnya.
Sekarang Yuni telah sampai di rumah sakit, dia berlari menuju ruang rawat Indra yang sudah di beri tau abangnya tadi. Yuni masuk kedalam ruangan itu dan langsung memeluk papanya yang sedang duduk diatas ranjang sambil memegang buah apel.
"Papa gak kenapa kenapa kan? Hiks... papa sehat sehat ajakan?" Yuni memeluk Indra begitu erat disertai dengan tangisannya.
"Yuni, sayang papa gak apa apa kok. Papa cuma kecapekan aja" jawab Indra mencoba menenangkan putrinya.
Yuni melepas pelukannya dari Indra "Bohong, kalau papa gak apa apa gak mungkin sekarang papa disini" seru Yuni.
"Udah kamu jangan nangis lagi ya. Sekarang kamu pulang ganti baju, terus makan ya terus baru kamu kesini lagi" ucap Indra.
" Ta.." belum sempat Yuni berkata tetapi Indra lebih dulu memotongnya "Udah sana."
"Afri anterin adek kamu ya" ucap Indra pada Afri.
"Gak usah pa, Yuni pulang sendiri aja. Bang Afri disini aja" kemudian Yuni pergi keluar dari ruang rawat Indra, lalu berjalan keluar rumah sakit. Namun baru saja Yuni sampai di pintu keluar, tiba tiba kepalanya terasa pusing, Yuni juga memegang dadanya dan napasnya terasa semakin sesak. Seorang suster yang baru saja ingin masuk kerumah sakit melihat Yuni yang sedang kesakitan, akhirnya suster itu menghampiri Yuni.
"Adek kenapa?" Tanya suster itu. Yuni hanya diam, tak mampu menanggapi ucapan suster itu.
"Mari saya antarkan ke UGD" akhirnya suster itu mengantarkan Yuni ke UGD untuk diperiksa langsung oleh dokter.
Setelah sampai, Yuni dibaringkan diatas ranjang rumah sakit lalu dokter langsung memeriksa keadaan yuni. Setelah beberapa saat napas Yuni kembali normal dan tidak merasakan sakit lagi di dadanya.
"Syukurlah kamu cepat di tangani, kalau tidak ini akan berdampak fatal" ucap dokter itu kepada Yuni.Yuni mengernyitkan dahinya, tampak sekali kebingungan diwajah Yuni sekarang.
" Fatal dok? Maksud dokter apa?" Tanya yuni."Sebelumnya saya mau bertanya, apa kamu tau tentang apa yang sedang kamu alami tadi?" Tanya dokter itu. Yuni hanya menggelengkan kepalanya.
" Begini, sebenarnya kamu mengidap penyakit asma dan tadi itu penyakit kamu sedang kambuh. Jadi sebaiknya jangan melakukan hal hal yang mampu membuat kamu sesak napas seperti menangis, berlari, berada ditempat yang berdebu, atau lain sebagainya. Karena jika asma kami kambuh maka harus cepat ditangani jika tidak akan berakibat fatal" jelas dokter itu. Yuni hanya diam menatap dokter itu. Tanpa sadar air matanya kembali terjatuh.
" Jangan menangis lagi ya, ini resep obat yang harus kamu tebus dan jangan lupa untuk selalu membawa inhaler ya. Karena jika asma kamu tiba tiba kambuh kamu bisa menyemprotkan inhaler itu kemulut kamu sampai napas kamu kembali normal. Nanti akan saya suruh suster membawakannya untuk kamu" ucap dokter itu.
"B-baik dokter" jawab Yuni lemah.
"Kalau begitu saya pamit dulu" Yuni hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap dokter itu yang berjalan pergi keluar meninggalkan Yuni pergi.
Tak selang berapa lama suster pun masuk dan memberikan inhaler yang diucapkan dokter tadi kepada Yuni, Yuni pun mengambilnya dan menatap benda itu lekat lekat. Dan lagi, air mata Yuni kembali menetes membasahi wajah cantiknya.
Flashback off
"Yuni" yuni pun mengalihkan pandangannya dari inhaler itu kearah pintu kelas, tampak dua orang perempuan sedang berdiri dengan tangan yang sudah terlipat di dadanya. Melihat itu Yuni dengan cepat menyimpan inhaler itu kedalam tasnya.
"Lo dicariin dari tadi, bukannya olahraga malah nyantai disini" ucap Nadia.
" Ngapain sih dikelas Yun, pak Yanto nyariin Lo tu" ucap Dina.
"Eh iya iya, Yuni tadi cuma minum bentar kok" jawab Yuni. Kemudian mereka pun berjalan keluar kelas dan kembali menuju lapangan.
Setelah menghadapi sekian banyak cobaan hidup di dunia nyata, akhirnya aku kembali lagi disini😫
Jangan lupa vote dan comment ya🙏
Terimakasih sudah membaca🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Senyummu
RandomSenyuman itu mampu mendamaikan perasaan setiap orang yang melihatnya. Senyuman itu juga mampu menyembunyikan sebesar apa luka yang ia rasakan. Bahkan saat kau melihat senyuman itu kau tak akan mampu mengkait kesedihan seperti apa yang telah ia lewat...