Ar-Rahman

88 12 0
                                    

Author pov
Aldi pratama malik anak dari marwan malik dan adik dari farizan ananditya malik. Ia adalah pengusaha yang sama terkenal nya seperti perusahaan farizan. Bedanya Aldi adalah pengusaha restoran terkenal.

Sedangkan farizan pengusaha senjata juga tanah yang bisa dia investasi kan untuk bisnis nya.

Setelah Aldi keluar dari masjid di dekat kampus ayah nya, ia langsung menjemput kakak nya dan bergegas untuk pulang.

Berbeda lagi dengan ilyana selesai ia sholat dan mura’jaah ia kembali menunggu kakak nya datang hingga awan yang tadi hanya mendung mulai mengeluarkan rintik rintik air yang di namakan hujan.

“Kak di beli peyek nya cuman 2 ribu aja kok ka” ucap anak kecil menawarkan dagangan nya kepada pengunjung masjid

“astagfirullah inikan hujan kenapa dia masih jualan” pekik ilyana sambil mengeluarkan payung yang ada di dalam tas nya.

“Y Allah adek sini sini ayoo menepi” ilyana.

“Ada apa kak? Kakak ingin beli? “ tanya anak itu dengan senyuman yang cerah

Bisa di pastikan oleh ilyana bahwa ia senang karna di kira ilyana akan membeli barang dagangan nya.

“Emm sebelumnya kaka mau tanya kamu dulu gpp kan?” tanya ilyana hati hati

“Iya gpp ka” jawab anak itu sambil tersenyum tulus

“kamu kok masih jualan kan kamu tau sedang hujan, kalau nanti kamu sakit gimana? “ ilyana.

“engga kak gpp kok,kalo aku ga tetap jualan nanti aku makan nya gimana?” ucap anak itu.

Raut wajahnya dapan di tangkap oleh ilyana bahwa dia sedih akan kehidupanya.

Ilyana tersenyum. “dek sini km duduk dulu, kamu tau di dalam surat ar-rahman kita sebagai manusia sudah di beritahu untuk senantiasa bersyukur fabiayialairabikumatukaziban maka nikmat nama lagi yang kamu dustakan ayat itu di ulang sebanyak 31 kali di dalam al qur’an, dari situ bisa kita simpulkan bahwa Allah itu sebenarnya sudah memberi banyak kita nikmat” jelas Ilyana

“tapi kak, apa yang harus aku syukurin, orang tua ga ada, rumah pun pindah pindah, makan itu hanya sehari 1 kali” keluh anak itu

“Nama kamu siapa dek?” Ilyana.

“Reza kak!”

“Nama yang Indah,kamu punya organ tubuh yang lengkap kan? Kamu masih di beri kesempatan untuk bernafas kan? Kamu masih di beri kesempatan untuk melakukan hal baik di dunia ini” Ilyana berhenti sejenak

“Lalu?”

“masih banyak lho orang yang tidak mempunyai organ lengkap seperti kamu, orang yang kesulitan bernafas, orang yang tidak dapat melakukan hal baik lagi di dunia seperti orang yang sudah meninggal” Ilyana.

Anak itu menunduk dalam,seperti mengisyaratkan kesesalan pada dirinya.

“Udah gpp mulai sekarang kamu harus berusaha untuk bersyukur ok” ucap Ilyana.

“baik,terimakasih kak, kakak orang yang baik” ungkap Reza.

“sama sama, emm gimana kalo kaka beli semua dagangan kamu? Kebetulan nih soal nya saudara kakak suka sekali sama peyek” saran Ilyana

“Boleh kak boleh banget, y Allah terimakasih y Allah” kata Reza senang.

Ilyana tersenyum manis,nasehat yang ia berikan kepada Reza seperti tamparan bagi dirinya untuk senantiasa bersyukur.

Drettt... 

Kak Ilham: “dek kamu di mana kakak udah di depan kampus kamu”

Ilyana: “iya kak, aku ada di masjid musthofa, masjid deket kampus, kakak ke siini aja yah soal nya masih hujan kak.”

Kak Ilham: “oke”

Tinnn tinn...

“Dek kaka udah di jemput, kaka duluan yh, hati hati dek assalamualaikum” ucap Ilyana

“iya kak hati hati juga yh, wa’alaikumsalam” teriak reza dengan mimik wajah yang senang.

Oh iya Ilyana melupakan satu hal maka ia memutuskan untuk kembali ke arah Reza.

“dek...  Ini kakak punya sedikit uang hitung hitung untuk ungkapan terimakasih kakak karna kamu mau mendengar nasehat kaka” jelas Ilyana

Reza kebingungan.  “tapi kak –“ 

“Udah gpp bawa aja, kakak pulang dulu dadah” teriak Ilyana sambil berlari ke arah mobil.

Cklek..

“ayoo kak kita pulang”

“Yang tadi itu siapa dek?” tanya Ilham.

“Ouh itu anak kecil yang jualan peyek, nih aku beli tadaa” jawab Ilyana.

Ilham terdiam dan termenung cukup lama.

“kak? Kak kakak.. “ teriak Ilyana sambil mengguncang guncangkan pundak Ilham.

“Eh iya astagfirullah apa dek?”

“ayoo kak kita jalan” ucap Ilyana.

Ilham bingung kenapa adek nya yaitu ilyana membeli banyak peyek,padahal jarang ada orang di rumah, mamah papah nya sibuk bekerja, ilham mempunyai rumah sendiri, sedangkan aini ia tidak menyukai peyek.

“dek kamu kenap –“ terputus ketika melihat bahwa ilyana sudah tidur.

Sampai rumah

“dek dek ayoo bangun sudah sampai”

“emm? Sudah sampai?” tanya ilyana

Dan hanya di balas angguk kan oleh Ilham.

“astagfirullah aku ketiduran.. “ pekik ilyana sambil membaca doa bangun tidur.

Cklek

“assalamualaikum bibi Ilyana pulang!!” teriak Ilyana

“wa’alaikumsalam non,masyaallah non kenapa bawa banyak peyek itu buat apa? Ehh ada tua muda ayo tuan duduk dulu” cecar bibi.

“yh peyek ini buat kak Ilham”

“HAAA? Buat kaka? Sebanyak ini?” tanya Ilham.

“yap” balas Ilyana dengan senyum menggemaskan.

“ohh Allah apalagi tingkah yang di lakukan adek ku ini.. Ampunilah y Allah 😢 “ keluh Ilham.

“APA KAK? APA YANG SALAH MEMANGNYA HUH KAKAK NYEBELIN.. “ kesal Ilyana.

“Tuh bawa pulang kalo gak mau g usah di bawa pulang!!” ucap Ilyana sambil memberikan peyek itu pada Ilham.

Ilham pun kewalahan hampir saja semua peyek itu jatuh jika badan nya tidak ia seimbangkan.

“Cup cup cup adek maniss jangan ngambek yhh nanti cantik nya hilang lhoo”

“biar saja aku tak perduli!” teriak Ilyana sambil berjalan hendak menaiki tangga.

“yahh ngambek lagi deh.. “  ujar Ilham.

Haii assalamualaikum salam kenal semuanya.. Jangan lupa follow, tambahin cerita ini ke perpustakaan, kasih Bintang dan baca terus upload an cerita ini yha:)) makasih banyak jg yg udh dukung author, author hanyalah seorang wanita penuh keterbatasan harap di maklumi yha:))

mahkota kehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang