THE DISASTER (REASON)

1.5K 213 27
                                    

.
.
.
Peringatan : Anda mungkin akan merasa bosan
.
.
.

Pengusaha tampan itu nampak sangat kacau. Ia berlari memasuki rumahnya dengan tergesa-gesa. Bahkan pintu rumahpun ia tutup dengan serampangan.

"Gyul, aku mohon dengarkan penjelasanku," pengusaha tampan yang bernama Cho Seungyoun itu nampak pucat berdiri di hadapan sang istri.

"Kenapa kau pulang Hyung? Bukankah ini masih jam kerja?" Tanya Hangyul dengan raut wajah hangat seperti tak pernah terjadi bencana apapun.

"Gyul, aku mohon jangan begini. Aku dan Chaeyeon tak ada hubungan apa-apa!" Suara Seungyoun mulai meninggi saat ia melihat Hangyul masih tersenyum hangat untuknya.

Seungyoun tidak suka Hangyul yang seperti ini, Hangyul yang saat ini hanya mengingatkannya pada saat-saat pahit itu.

"Hyung, kumohon jangan berteriak. Ada anak-anak di kamar. Aku takut mereka salah paham."

"Gyul, kalau kau marah, pukul saja aku, tampar aku, maki aku seperti biasanya. Jangan seperti ini," Seungyoun mulai menangis sembari memegang erat kedua bahu Hangyul.

Seungyoun tau, ia adalah satu-satunya orang jahat bagi Hangyul. Bahkan saat dikhianati Sihoon pun, Hangyul hanya marah dan menangis. Setidaknya respon itu masih jauh lebih baik.

Hangyul saat ini, hanya mengingatkannya pada Hangyul muda yang sudah terkubur rapat-rapat.

Lagi-lagi gadis bernama Lee Chaeyeon itu lah yang mengacaukan hubungannya dengan Hangyul.

.
.

Flash Back

Hari itu salju turun cukup lebat membuat beberapa orang malas keluar. Hal tersebut membuat jalanan menjadi sepi, bahkan beberapa orang yang berlalu lalang pun tampak mengenakan jaket tebal dan berlapis.

Tak terkecuali pemuda Cho itu, ia mengeratkan dua lapis jaket yang ia kenakan untuk menghalau hawa dingin.

Ia terpaksa keluar rumah karena kakak tirinya -si pemilik apartemen- menyuruhnya untuk membeli coklat hangat.

.

Saat perjalanan kembali ke apartemen, tak sengaja ia melihat seorang anak laki-laki duduk meringkuk di bangku taman dekat apartemennya.

Pandangan anak laki-laki itu tampak kosong. Ia duduk meringkuk sembari memeluk tas ranselnya, mungkin untuk menghalau rasa dingin.

Seungyoun meringis begitu menyadari bahwa anak laki-laki itu hanya mengenakan kaos kumal tipis yang pastinya tak bisa memberikan kehangatan sama sekali.

"Hei, kau tidak kedinginan?" Tanya Seungyoun begitu ia memutuskan untuk bertanya pada anak itu.

Anak itu menoleh menatap Seungyoun. Menggeleng dan tersenyum hangat seakan mati rasa.

"Kenapa kau duduk di sini saat cuaca sedingin ini?"

"Aku tak punya tempat untuk tinggal, harga kost di sekitar sini mahal-mahal," jawab anak itu masih dengan senyum hangatnya seakan tak peduli dengan salju yang turun dengan lebatnya.

Seungyoun memperhatikan anak itu lagi, bibir pucatnya yang mulai membiru karena kedinginan, wajah yang dipenuhi luka. Seungyoun takut anak itu terkena hipotermia jika dibiarkan seperti itu.

"Ayo ikut aku, kau bisa terkena hipotermia kalau tetap di sini. Ini pakai jaketku,"

Seungyoun melepas satu jaketnya dan memberikannya pada si anak lelaki di depannya.

"Tidak usah, aku tidak mau merepotkanmu,"

"Tidak ada bantahan,"

Seungyoun memakaikan jaketnya dan mulai menarik si anak laki-laki tadi menuju apartemennya, atau lebih tepatnya apartemen kakak tirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DADDY (Seungyoun Hangyul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang