---
Sejauh yang Jeon Jungkook tahu, Jung Ryuka hanya pernah satu kali mengalami ekspresi yang sedemikian rupa, ketika menyaksikan anjing kesayangannya harus digilas oleh kendaraan besar yang melaju dengan kecepatan tinggi. Ryuka saat itu mengalami syok berat sampai harus dilarikan ke rumah sakit. Dan malam ini, kejadian itu seperti terulang sehingga memunculkan ketakutan yang membuatnya sampai keringat dingin.
"Kau baik-baik saja?" Melambai-lambaikan tangannya di depan Ryuka. Raut mukanya seperti seseorang yang baru keluar dari wahana rumah hantu. "Bicaralah. Kau membuatku khawatir." Jungkook mengguncang-guncang bahu Ryuka dengan wajah takut setengah mati. "Hei, ada apa denganmu?"
Gadis itu mengerjap cepat tatkala dijemput oleh kesadaran dan realita. "Kau melecehkanku brengsek!" Memukuli Jungkook berulang kali dengan seluruh kekuatannya.
Jungkook menjerit tertahan. Dia berupaya menghindari pukulan, malah mendapatkannya dari Ryuka ditambah dengan omelan. Tapi setidaknya, dia tidak perlu takut apalagi setelah menerima bogeman yang cukup keras, yang dalam artian si gadis baik-baik saja. "Sejak kapan kau berani menyentuhku seperti itu?"
"Aku melecehkanmu? Justru aku menyelamatkanmu dari pelecehan." Jungkook jadi bingung sekarang. "Tolong beri alasan yang jelas."
Berhenti memukul. Bola matanya bergerak gelisah, bibirnya ikut bergetar. "Ka—kau menciumku. I—itu termasuk pelecehan."
"Bukannya kita sudah biasa melakukannya?" ucapnya enteng.
"Biasa melakukannya? Aku bukan gadis yang mau-mau saja. Sejak kapan kita melakukan memangnya?" Ryuka mendesak sebab tidak merasa pernah melakukan hal aneh atau mungkin menjijikkan dan bukan style-nya.
"Sejak kecil. Padahal waktu itu, kau yang duluan menciumku." Mengerucutkan bibirnya dan mendekati wajah lawan bicaranya. Menggemaskan sekali sebenarnya namun cukup menggelikan bagi Ryuka.
Ryuka menoyor jidat Jungkook agar menjauh. "Saat itu kita belum tahu apa-apa. Ciuman yang dulu dan ciuman yang sekarang itu beda. Kita sudah hampir menginjak dewasa. Kau sudah punya kekasih. Apa jadinya kalau dia sampai tahu?"
"Kau terlalu berlebihan."
Memutar bola mata jengah, memainkan lidah dalam mulut. "Aku tidak berlebihan. Mencium teman itu ilegal. Sangat ilegal. Teramat ilegal. Bahkan lebih ilegal dari penyelundupan narkoba."
Oh begitu?
"Memangnya kenapa? Ini saat yang terdesak. Jadi aku harus apa untuk membuatmu legal? Apa ada segel yang harus aku buka?"
Sukses dibuat ternganga. Dia tidak tahu isi pikiran si pria, namun tetap saja pikirannya mengarah ke sesuatu yang negatif. "Ha? Apa? Kau itu terlalu polos atau pura-pura polos? Hati-hati dengan ucapanmu."
"Tadi kau bilang jika itu ilegal. Untuk melakukukannya lagi, maka kau harus dilegalkan, bukan?" Jungkook menggaruk-garuk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal. Air mukanya yang terlihat seperti idiot, memunculkan keinginan melemparinya dengan telur busuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indecisive
FanfictionPada akhirnya hanya akan ada dua pilihan; meninggalkan atau mencintai. Jung Ryuka terlanjur masuk dalam zona yang dibuatnya sendiri, zona yang tidak terbayangkan sehingga mampu menghancurkannya bagai kepingan. Jeon Jungkook kalah telak menghadapi...