Pada akhirnya hanya akan ada dua pilihan; meninggalkan atau mencintai.
Jung Ryuka terlanjur masuk dalam zona yang dibuatnya sendiri, zona yang tidak terbayangkan sehingga mampu menghancurkannya bagai kepingan.
Jeon Jungkook kalah telak menghadapi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
---
Keraguan menyelubungi manakala ia tepat di depan rumah yang menjadi tujuan pertamanya ketika hendak ke sekolah. Pikirannya masih dimiliki oleh masalah yang terjadi semalam, dia tahu jika salah, namun reaksi yang diberikan Ryuka jauh dari ekspektasinya. Dia pikir hanya akan mendapat bekas kasat mata berupa cakaran atau sejenisnya, lebih dari itu dia malah mendapat banyak keabu-abuan.
Tidak bisa menyimpulkan juga kalau Ryuka cemburu atau tidak suka dengan Dahye. Mungkin ada penyebab lain di luar itu?
"Sedang apa di sana?" tanya seorang pria dengan nada tidak bersahabat ditambah tatapan tajam yang bisa melubangi kepalanya. "Jika ingin mengantarkan susu, kami tidak berlangganan dengan anda."
Entahlah, apa ini tergolong lawakan atau sindiran. Ketegangannya selalu sama bagi Jungkook. Menelan ludah terlebih dahulu yang serasa batu besar melintasi kerongkongan, ia berakhir menunjukkan senyum kikuk. "Ryuka sudah berangkat?"
Payah. Jungkook ketakutan seperti di muka kandang singa. Apalagi semalam dia tidak menjaga Ryuka dengan benar.
"Tidak, dia sedang sakit." Menyahut malas, ketika hendak menutup pintu, lekas Jungkook menanggapi, "sakit? Parah? Boleh aku naik ke atas untuk menjenguknya?"
Hoseok mendecak kesal. "Tidak boleh! Dia butuh istirahat" Selepas melempar kalimat itu, dia memberi sedikit keterangan di akhir, "Sepertinya kemarin dia mengalami kecelakaan. Banyak luka di tubuhnya. Dia tidak memberi tahu pasal lukanya. Aku jadi khawatir." Menyernyit sebab mendeteksi sesuatu dari kerisauan yang ditangkap pada pemuda di depannya, kemudian ia bertanya, "apa semalam dia bersamamu?"
Mengerjap cepat, pun menyahut cepat. "Ya. Kami pulang bersama."
Hoseok mendecih, memalingkan wajah tak suka. "Katanya mau menjaga adikku dengan baik. Begitu saja tidak becus."
"Tapi semalam kami berjalan terpisah dan-"
Mendecak dan memutar bola mata malas, dia tidak berselera dengan pria yang suka mengumbar banyak alasan. Bukan tipenya sekali. "Pergi sekolah sana. Tidak usah mengganggu adikku. Sepulang aku kerja baru boleh menjenguk."
"Tapi aku ingin memberikan sesuatu untuknya. Aku tidak tenang jika belum melihat wajahnya." Berusaha menghentikan pergerakan pintu yang kian menghambat jalurnya masuk ke rumah.
Di sana Hoseok malah berekspresi datar tanpa sudi memberinya akses. Menggerakkan pintu dan memaksa kehendak Jungkook sampai tersisa sedikit bagian wajahnya untuk menyampaikan kalimat terakhir. "Dia baik-baik saja. Dia bahkan sudah berpesan padaku jika dia tidak ingin bertemu denganmu."
Ryuka mengatakan itu? Benar-benar ada yang salah, lantas Jungkook berpikir agar dia dapat menemui si gadis segera.
"Aku hanya ingin memberinya buku pelajaran yang dia tinggalkan. Dia tidak bisa mengerjakan tugas tanpa buku itu." Jungkook menatap Hoseok serius.