Part 18

3.2K 218 10
                                    

Typo berserakan
😂





Sudah beberapa hari belakangan ini Tee memperhatikan Tae yang sangat sibuk dengan pekerjaan bahkan kadang Tae akan melewatkan makan siang dan malamnya

Tee membulatkan matanya ketika Tae memeluknya

"sebentar saja sayang.." kata Tae dengan nada lelah

Tee yang berusaha memberontak pun diam setelah mendengar suara suaminya yang terdengar lelah

"ada apa..?kamu ada masalah..? tanya Tee tangannya mengelus punggung suaminya

Tae makin dalam membenamkan wajahnya di dada Tee setelah merasakan sentuhan lembut dari istrinya itu

Tak lama Tae melepaskan pelukannya menatap mata Tee dengan mata berkaca-kaca membuat Tee mengerutkan keningnya

"Tee.." Tae menangkup kedua sisi wajah Tee, mendengar namanya disebut dengan lembut membuat jantung Tee berdegup dan hangat

"maaf.." ucap Tae menatap Tee

Tee melihat kearah lain karena ia belum siap untuk memaafkan suaminya

"aku tau kamu masih sangat marah padaku.." katanya lagi menitikan air mata

"tapi aku mohon jangan pernah benci aku..jangan pernah tinggalkan aku Tee..aku tidak bisa tanpa kamu..tanpa kalian..aku...

Suara serak Tae membuat hati Tee sangat sakit mendengar kata-kata tersebut

Tee kembali menatap Tae lalu menyentuh tangan Tae yang menangkup pipinya

"beri aku waktu untuk memaafkan semuanya.." kata Tee menitikan air matanya

Tae mengangguk menghapus air mata yang mengalir dipipi istrinya

"Terimakasih honey..terimakasih..aku akan setia menunggu hari dimana kamu bisa memaafkanku.." Tae mengecup tangan Tee

Tee tersenyum menatap suaminya dengan intens membuat Tae mengangkat sebelah alisnya

"kamu masih dalam masa pemulihan honey..jadi..ouchh.."

Tae mengernyit mendapatkan cubitan di dadanya oleh Tee yang wajah hingga telinganya memerah

"boleh aku menciummu honey..? izin Tae

"aku sudah gak demam.." imbuh Tae dengan segera menempelkan tangan Tee ke keningnya membuat Tee tersenyum

"emm.." angguk Tee menunduk kedua pipinya merona

Tae tersenyum mendekatkan jaraknya dengan Tee sebelum menempelkan bibirnya ke bibir Tee

Tee membalasa lumatan tersebut bahkan Tee memberikan akses Tae untuk memasukan lidahnya dan saling berduel

Keduanya saling melepaskan ketika udara dibutuhkan, wajah keduanya memerah dan nafas mereka pun terengah

Tae mengusap bibir Tee sebelum kembali melumat bibir merah muda tersebut, bibir yang sangat ia rindukan

Tee meletakan kepalanya di dada Tae, sudah sangat lama ia tidak merasakan kenyamanan tersebut

The Unexpected [m-preg] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang