10

1.7K 213 24
                                    

Renjun terduduk dengan lemah di pemakaman, syal Shuhua yang masih penuh darah ada di genggamannya sejak kemarin.

Wajahnya membengkak bersamaan dengan kedua mata nya yang sembab dan memerah.

Renjun tidak tahu kalau kematian Shuhua bisa ada di hari ulangtahun nya seperti ini. Kalau begini bagaimana Renjun bisa memaafkan dirinya sendiri?

Bagaimana Renjun bisa hidup setelah ini?

"Nak?"

Kepala Renjun terangkat, menatap seorang wanita berbalut pakaian hitam di depannya, hidung dan mata nya masih memerah tanda menangis sejak lama— Ibu Shuhua.

Sedetik setelahnya Renjun kembali menunduk, diremasnya syal pemberian Shuhua dan tanggannya mulai bergetar lagi, semakin hebat saat Ibu Shuhua duduk disebelahnya.

"Apa syal itu pemberian Shuhua?"tanya nya lembut.

Begitu lemah lembut dan penuh kasih sayang. Dengan itu, Renjun mengangguk pelan, begitu samar dan pelan.

"Jadi kamu ya yang Shuhua sukai?"Ibu Shuhua mengambil satu tangan Renjun dan menggenggam tangan nya dengan erat.

Kali ini Renjun benar-benar terdiam, Ia kembali merasa bersalah dan berdosa, Shuhua begitu tulus pada nya dan yang bisa Renjun lakukan hanyalah memberikan berbagai luka dihati si gadis.

Lalu Renjun merasakan sebuah pelukan hangat melingkupi tubuhnya.

"Shuhua begitu menyukaimu, sangat. Dia belajar merajut dan menjahit sejak 3 bulan lalu, jahitannya pertama diatas sebuah sapu tangan, meskipun nyatanya sapu tangan itu harus dibuang karena penuh dengan tetesan darah dari jari nya yang tertusuk jarum, Shuhua masih tetap belajar karena ingin membuatmu terkesan"jelas Ibu Shuhua

"Dia juga terus belajar memasak padahal sebelumnya begitu anti masuk ke dapur, Shuhua yang pemalas jadi begitu rajin saat setiap malam kudapati ia berlatih bernyanyi dikamarnya atau duduk dimeja belajarnya untuk belajar. Saat kutanya mengapa tiba-tiba menjadi rajin, ia bilang ada seseorang yang tidak ingin ia permalukan disekolahnya. Bukankah dirinya begitu polos dan naif?"tanya Ibu Shuhua.

Rasa sesak itu kembali mendera, menekan dada Renjun kuat-kuat hingga kepala nya pening.

"Maaf"gumam Renjun. Airmata nya kembali menetes.

Ibu Shuhua kembali memeluk Renjun dari samping. "Terimakasih sudah membiarkan Shuhua kami menyukaimu selama ini. Terimakasih Renjun"

Renjun terisak, kepala nya menggeleng perlahan. Tidak! Ibu Shuhua salah, Renjun bersalah.

Sangat bersalah, Renjun menjahati Shuhua berbulan-bulan, mengabaikan gadis itu dengan terang-terangan, dan bahkan mengantarkan gadis itu pada kematiannya.

Renjun lah pelaku nya.

Dan dipenghujung hari itu, hukuman Renjun datang. Mengutuk si lelaki dengan perasaan bersalah seumur hidupnya.

Konsekuensi dari harapannya adalah kehilangan Shuhua dengan tangannya sendiri.






End.

At The End Of The Day | Renjun, ShuhuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang