.
.
.
.
.
Im Nayeon namanya, wanita yang dulunya berteman baik dengan Mina itu punya sebuah obsesi mengerikan yang benar-benar membuat Mina cemas. Bukan apa-apa, hanya saja Mina tidak bisa menerima obsesi temannya itu yang dengan lantang mengibarkan bendera perang padanya. Dengan angkuh berkata jika dirinya akan merebut Jaehyun dari sisinya.
Mina tidak terima tentu saja, jadi pertemuan mereka berakhir dengan Mina yang menjambak rambut Nayeon dan hampir menghajar wanita itu hingga babak belur karena amarahnya memuncak.
Nayeon memandang remeh dirinya. Nayeon menganggapnya seorang rival. Dan Nayeon yang ingin mengambil suaminya. Bayangan yang Mina pikirkan dalam benaknya sebelum kecelakaan yang hampir merenggut buah hatinya terjadi.
Mina dan jabang bayinya masih selamat. Dia bersyukur, namun kabar tidak mengenakkan menghembus di antara atmosfer rumah tangganya. Suaminya- Jaehyun ialah seorang gay. Mina kecewa, ia sedih, ia marah dan ingin menangis. Tuhan tidak adil padanya. Disaat ia sudah memantapkan hatinya pada seorang Jung Jaehyun. Justru kenyataan pahit menamparnya dengan sangat keras. Memukul mundur dirinya yang tidak berdaya atas pernyataan kebenaran setelah kabar itu berhembus diantara keluarganya.
Keretakkan rumah tangganya tidak terelakkan, hingga pada akhirnya ia memilih bercerai. Berusaha mencoba membuka lembaran baru dengan berniat pindah keluar negeri. Justru tidak pernah mengetahui jika malaikat maut sedang mengintai dirinya dan kedua orangtuanya.
Ketika nafasnya hampir berhenti berhembus. Ketika syarafnya hampir berhenti bekerja. Ketika semua anggota tubuhnya tidak mampu merasakan apa-apa. Disanalah ia berdoa, berharap jika Jenonya baik-baik saja.
.
.
.
"Dulu wanita itu adalah penghalang terbesarku, sekarang hingga matipun dia tidak rela aku bersama Jaehyun!"
"Sialan!"
"Kau sengaja mengirim si j*l*ng itu untuk menghalangiku memiliki Jaehyun kan Mina!"
Nayeon memukul keras kemudinya sembari melajukan mobilnya menuju Busan. Ya, ia mendengarkan pembicaraan Haseul dan orang kepercayaannya saat berada dirumah keluarga Jung.
"Sialan! Kenapa Lee Taeyong sialan itu masih hidup!"
Nayeon semakin melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia harus segera menemukan Taeyong dan benar-benar harus menghabisi pemuda itu dengan cara membunuhnya. Itu adalah pilihan terakhirnya. Ia harus melakukannya agar Taeyong dan Jaehyun tidak akan bertemu lagi selamanya.
.
.
.
.
Taeyong merasakan senang hari ini. Senyum tak lepas dari wajahnya dan Jaemin berjalan riang di sebelahnya. Melompat-lompat riang dan tertawa dengan lepas sesekali saat mengajak kedua pria dewasa di dekatnya bercanda ria.
"Eomma~ Jaemin nanti boleh tidur dengan Taeyong eomma?"
Ten menoleh kearah putra kecilnya yang masih asik melompat-lompat kecil dengan wajah cerianya. Tak bisa menyembunyikan senyumannya, Ten segera memeluk putranya.
"Kau jadi manja sekali akhir-akhir ini"
Cubitan di hidung kecil Jaemin sukses membuat balita itu memekik. Hidungnya memerah dengan wajah cemberut. Menatap Ten sembari merajuk. Ekspresi wajahnya yang lucu mengundang tawa Taeyong.
![](https://img.wattpad.com/cover/200066171-288-k63259.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Colors ✔ [Jaeyong]
Romantik[COMPLETED] Jaehyun pernah berpikir bahwa dirinya mungkin akan mati kebosanan menghadapi kejamnya nasib hidupnya yang monoton. Ingin sekali ia memiliki istri, namun ketika keputusannya untuk menyetujui perjodohan yang di rencanakan oleh kedua orangt...