[10] Highway to Heaven

21.2K 2.3K 34
                                    

.

.

Plis plis yeoreobun abaikan judul chapter ini....

Huiiiingggggg haniiiiiiiing...

.

.

Minggu pagi yang cerah, langit biru yang indah dan awan putih kecil-kecil seperti susunan domba menemani piknik keluarga kecil bahagia- Jung.

Jeno yang sedari tadi di pelukan Jaehyun memaksa turun. Balita itu sudah tidak sabar ingin berlarian di atas rerumputan yang terbentang bagai karpet.

Namun, Jaehyun masih menahannya sampai ketika mereka menemukan sebuah spot yang pas untuk meletakkan tikar mereka dan bersantai di atasnya. Beberapa ibu muda yang tengah menggendong bayinya menyapa mereka bertiga.

Bahkan sepasang manula sampai menghampiri mereka untuk menanyakan tentang Jeno. Taeyong meminta sepasang manula itu untuk ikut duduk dan sarapan bersama mereka.

"Kumohon jangan menolak"

Taeyong mengeluarkan mata berbinarnya ketika si nenek ingin membuka mulut. Keduanya hanya bisa tersenyum dan mengangguk. Duduk berhadapan dengan Taeyong dan Jaehyun. Di tengah-tengah mereka ada makanan yang di buat Taeyong di pagi buta.

Mereka pun mulai sarapan. Dua pasang manusia berbeda usia itu menikmati waktunya. Kadang bercanda, kadang juga mentertawakan Jeno. Kadang juga Taeyong di goda oleh pasangan manula di hadapannya.

"Jangan begitu, saya malu"

Taeyong menyembunyikan wajahnya di punggung Jaehyun karena terus-terusan mendapat godaan tanpa henti.

.

.

.

"Kita ke supermarket dulu Jae"

Taeyong baru saja mengingat jika bahan makanan di kulkas telah menipis.  Mereka perlu belanja bulanan hari ini.

"Kau tidak punya nama panggilan sayang untukku, sweetheart?"

Taeyong membeku seketika. Oh jantung Taeyong yang agung, jangan membuat Taeyong gemetar seperti ini.

"Apakah harus?"

"Bukankah itu ide yang bagus"

Tatapan Jaehyun itu tak kalah  membuatnya berdebar. Mata berbinar Jaehyun membuatnya lemah, sungguh.

"Hmmmmmm, honey?"

Hey!! Ambilkan masker tolong! Wajah Taeyong memerah. Ini pertama kalinya ia mengucapkan panggilan sayang yang terdengar sangat- cheesy.

Sedangkan Jaehyun?

Pria itu tengah tersenyum jahil kearah Taeyong. Mengusap-usap rambut pemuda itu dan mencubit punggung tangannya gemas. Karena sedari tadi Taeyong menutupi wajahnya.

.

.

.

.

"Eomma! Eomma!"

Teriakan Jeno terdengar hingga kedapur, entah apa yang sedang di lakukan ayah dan anak itu di ruang tengah. Beberapa kali juga terdengar kikikan nyaring Jeno.

"Appa!!!! Appa!!!"

Suara teriakan Jeno terdengar lagi, kali ini diselingi dengan tawa Jaehyun yang kedengaran menyebalkan.

"Pasti dia menggoda Jeno lagi", gumam Taeyong seraya mencuci piring bekas makan malam beberapa saat lalu.

"Tiduy", cicit Jeno pelan sambil mengucek matanya saat Taeyong menghampiri keduanya. Jaehyun bahkan terlihat sudah beberapa kali terlelap dan terjaga.

Colors ✔ [Jaeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang