Favorite || Forthbeam

Dimple

Beam curiga, jangan-jangan Forth punya semacam Kink atau setidaknya ia terobsesi dengan lesung pipi Beam.

Seperti sekarang ini, mereka sedang menonton DVD di apartemen Beam, tangan kiri Forth tidak berhenti bermain di pipi Beam.

"Stop." Ucap Beam.

Forth tidak berhenti. Mencolek-colek lesung pipi di sana, yang sebenarnya tidak ketara karena Beam fokus pada layar. Forth sudah hapal titik koordinat cekungan itu ternyata.

"Berhenti..." Keluh Beam meyingkirkan tangan Forth, mengancam akan menggigit.

Forth malah tertawa.

Beam sadar sesuatu "Itu dari tadi tangan kan nyomot keripik..." Ia berusaha duduk tegak lagi, tapi ditahan lengan kekar pacarnya.

"Itu tangan kanan, ini tangan kiri..." Forth mencomot keripik kentang, menyuapkannya pada Beam.

Beam ingin protes. Iya, posisinya saat ini bukan main ribetnya. Dipaksa bersandar pada dada bidang Forth, didekap dengan lengan kekarnya, ditambah pipinya dimainkan.

'Sabar Beam, sabar...' niatnya malam Sabtu ini mereka nonton Gundala yang waktu itu gagal ditonton di bioskop.

Ya Beam hanya lupa, pacarnya sulit dikondisikan. Beam tidak suka diperlakukan seperti bocah, bukannya tidak nyaman sih. Cuma ya pipinya...

"Pipi gue, Forth... Melar nanti."

"It's just one of my methode to make a sure that you are happy with me." Jawab Forth, santai. Matanya masih fokus pada adegan Gundala melawan preman pasar.

Memang lesung pipi Beam paling ketara saat ia tersenyum.

Beam diam. Tidak lagi protes, tanganya menggenggam tangan kiri Forth.

"Atau...mendingan aku mainin yang lain?"

Beam mendongak adu tatap dengan Forth lalu berucap "Bego lu..."

Forth tidak membantah. Malah tertawa keras.

Toh Beam tidak protes waktu Forth menunduk, mencium bibirnya sementara tangan kirinya turun, menyusup kaos longgar Beam.
.
.
.
End
.
.
.
Can anyone stop my obsession over Forthbeam? Ato Paveldome
Kayak...
Udah mulai gak sehat ini otak. Apalagi pas Pavel confess pake lie detector. Ampun DJ!