Hands

3.8K 328 9
                                    

Tangan Forth besar. Bukan hanya lengannya yang berotot, tapi telapak tangannya memang besar.

Awal Beam sadar waktu ia mengobati tangan Forth yang luka. Tapi lama-lama ia bisa tahu perbedaan tangan Forth dengan tangannya.

Seperti ketika Forth menggenggam tangannya, ada selisih ukuran terasa. Atau ketika Forth memeluk pinggangnya. Badan Beam tidak mungil, tapi di tangan Forth ia bisa merasa kecil. Atau ketika Beam didekap lalu punggungnya dielus, rasanya semua masalah bisa luntur

Atau seperti sekarang, ketika Forth menangkup pipi Beam lalu menciumnya. Pipi Beam dielus sayang...

"Keep going..." Ucap Beam waktu elusan Forth berhenti. Ia menggenggam tangan Forth di pipi kanannya.

"Tadi katanya mau tidur..." Hidung Forth masih menempel di pipi kiri Beam. Jika Forth tidak bisa menahan diri, dalam keadaan Beam begini, ia bisa saja melanjutkannya di ranjang. Tapi si calon dokter itu sebenarnya sudah nyaris pingsan dihajar praktikum hingga pulang semalam ini.

"Just... Ya udah deh." Beam hampir balik badan menuju kamar mandi waktu Forth menariknya ke ranjang.

Forth naik ke ranjang, menyibak rambut Beam yang berbaring di bawahnya "Sebentar aja, terus nanti tidur."

Beam mengangguk. Tidur dipeluk tangan Forth memang tidak pernah salah.
.
.
.
End
.
.
.
Jujur, bertahun aku nulis ff, aku nggak pernah seniat ini. Nulis di hape pas di kantor nggak ada kerjaan? No one can make me to,
But Paveldome. Shit

Favorite || ForthbeamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang