1

11 1 0
                                    

Selamat membaca gaess*

"Nadin, buka pintunya! Bangun sayang!!"

Tak ada jawaban dari dalam kamarnya. Masih tidur, pikir mamahnya.

"Kamu tidak ingin terlambat datangkan? Ini hari pertamamu masuk sekolah sebagai siswa kelas dua" mamah melanjutkan.

Nadin pun dengan langsung menuruni anak tangga tanpa jatuh sedikitpun, sambil tanganya memakai dasi.
Mendengar itu, Nadin pun langsung bergegas bangun dari tempat tidurnya dan memasuki kamar mandi. Ia tak ingin mengecewakan sahabatnya karena datang terlambat. Mereka berjanji akan bertemu di gerbang sekolah.

Nadin pun dengan cepat langsung menuruni anak tangga tanpa takut jatuh sedikit pun, sambil tanganya memakaikan dasi. Di ruang makan sudah ada mama dan kakaknya, Alisa. Nadin langsung mengambil roti isi dan menyalami mamanya dan bergegas pergi.

***

Sesampainya disekolah, Nadin bingung, mengamati banyak anak² yang berseliweran di lapangan sekokah. Ia pun mengambil HP nya dan segera menghubungi sahabatnya. Caca yang mungkin sudah datang lebih dahulu darinya. Sebenarnya, ia tidak punya keberanian untuk masuk sekolah sendirian. Ia berharap Caca mau menjemputnya.

"Halo, Din."

"Ca, lo di mana? Gue udah sampai di depan gerbang nih, sini dong samperin gue bareng anak²"

"Mmmm... Mending lo langsung masuk aja. Kita nunggu lo di depan kelas XI IPA 1, kelasnya di lantai atas, lo udah tahu kan?."

"Oh. Oke. Gue ke sana ya."

Dengan mata yang masih sipit karena masih diselimuti rasa kantuk, serta jalanya sedikit sempoyongan,  Nadin berjalan menuju kelasnya. Tanpa sengaja ia menbrak cowo yang juga sedang terburu-buru

     Buukkk!

Sebuah pikiran menyembul di pikiran Nadin. Cakep, manis, keren.

"Eh maaf ya aku lagi buru-buru. Permisi!"  cowok itu hilang begitu saja dari pandanganya. Nadin menaiki anak tangga dengan senyum senyum sendiri, sampai ia tak merasa sudah berada di depan kelasnya sendiri. Caca dan Ririn yang sudah menunggu kedatangan Nadin, mereka heran melihat tingkahnya.

"Hey... lo kenapa, Nadin? Datang kesiangan, senyum senyum sediri pula. Lo nggak mau nunjukin gejala crezy kan?." ceplos Ririn.

Nadin tak menggubris dan langsung nyelonong masuk kedalam kelas dengan hati berbunga bunga.

"Nad.... lo kenapa, sih? Hei, cerita sama kita dong!" suara Caca memecah khalayan Nadin yang memikirkan cowok tadi.
Nadin pun terkejut, belum sempat berkomentar. Pak Teja, guru IPS memasuki kelas. Pak Teja adalah guru  killer yang terkenal  di seantero jagat raya SMAN 1. Bisa dijamin semua murid akan menghindar bila berpapasan denganya. Jadi, wajar saja kalau semua murid XI IPA  langsung serempak mengambil tempat dan diam seribu bahasa.

Hai gaessss...
Mau tau cerita selanjutnya?
Ayo baca kisah kisah Nadin
     Selamat membaca😍

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang