2

3 1 0
                                    

Kantin sekolah tiba² saja menjadi penuh sesak tiap kali bel istirhat berbunyi. Di antara sekian banyak manusia yang memadati kantin, Nadin, Caca, Ririn juga termasuk di dalamnya.

"Eh, Din... Tadi lo tuh sebenarnya kenapa sih? Kayaknya lagi gembira banget, cerita dong!" bujuk Ririn.

"Nggak ada apa apa kok!"

"Nggak usah bohong sama gue, ayo cerita, dong!"

"Udah lah Rin, kayaknya Nadin gak suka kita ganggu." ucap Caca.

Tiba tiba Tyo pun datang dengan membawa iPod kesayanganga.

"Haiiii!" seru Tyo. Tak ada komen yang meluncur dari Caca, Ririn, maupun Nadin.

"Eh tau nggak? Tadi ada anak baru dikelas gua. Gila! Cewek cewek pada rebutan kenalan sama dia. Lo udah pada tahu belum?"

Mendengar celotehan Tyo Nadin pun teringat pada cowok yang ditabraknya tadi pagi. Mungkin cowok yang dimaksud Tyo adalah cowok yang ditabraknya tadi pagi. Dan kali ini Nadin pun berani berkomentar.

"Serius lo? Dia masuk kelas lo? Namanya siapa? Dia pindahan dari mana?" Nadin menyerbu Tyo dengan banyak pertanyaan.

"Wow... Santay aja Din. Tumben banget lo mau peduli sama cowok," ledek Tyo. Nadin memajukan bibirnya.

"Biasanya lo acuh banget, Din. Semenjak mantan lo pergi, lo jadi nggak care sama cowok, memangnya lo kenapa, Din? Jangan jangan yang dari tadi buat lo senyum senyum sendirian di kelas, cowok itu? Lo udah pernah ketemu dia?" cerocos Ririn.

Caca diam tak berkomentar. Ia lebih memilih menikmati jus mangga favoritnya. Demikian pun Nadin yang mengalihkan pandanganya pada semangkuk mie ayam yang ia pesan.

"Guys, gue jelasin deh, cowok itu namanya Randy lengkapnya Randy Rahardian. Dia pindahan dari Bandung, dan yang gue denger sih katanya Randy ke sini ikut bokapnya yang pindah kerja, sementara nyokap dan adiknya masih di Bandung. Kebetulan dia memang temen sebangku gue, tapi gue belum sempat ngobrol banyak, udah keburu disamber cewek². Dia anak basket lho," jelas Tyo.

Nadin diam seperti memikirkan sesuatu, memikirkan apa kesukaanya, diamana tinggalnya dan sebangsanya.
Sedangkan Caca memikirkan anak anak cewek yang mengerubuni anak baru itu pasti cewek gatel yang suka cari perhatian. Sedangkan Ririn menganggu seakan mengerti apa yang dibicarakan Tyo, sambil mengeruput es kelapa muda kesukaanya. Namun, Tyo justru bingung dengan sikap sahabatnya itu.

Tak terasa cerita Tyo memakan banyak waktu di kantin. Padahal Caca dan Ririn belum mengerjakan tugas Bahasa Jerman yang diberikan Bu Yayuk.

Sementara jam istirahat telah usai berbunyi. Caca dan Ririn berlari menuju kelas. Tetapi tidak dengan Nadin. Ia masih duduk terpaku seperti sedang membayangkan sesuatu. Kalau Bu Salamah, pemilik kantin, tidak menegurnya, ia pasti lupa masuk kelas. Dan teguran itu membuyarkan segala lamunannya. Nadin pun bergegas pergi meninggalkan kantin.

Nadin melanjutkan langkahnya menuju kelas. Dengan tetap melamun. Benarkah ia jatuh cinta pada pandangan pertama? Benarkah ia terjerat cinta pada pertemuan pertama?

Sampai sampai Nadin sulit berkonsentrasi. Tak ada yang mampu diserapnya saat pelajaran bahasa jerman. Ia hanya merasa jam pelajaran cepat usai, tiba tiba jam pelajaran berganti. Begitu seterusnya sampai bel pulang sekolah.

Cinta membuat waktu berlalu begitu cepat.

"Eh Nad lo mau balik gak?" Tanya Caca. Nadin hanya terdiam membisu.

"Aneh banget deh lo! Dari tadi bengong mulu, anak anak udah buru buru pulang, eh, lo masih betah ngelamun aja. Bukan karena Randy kan? Jawab dong Nad?" Bujuk Ririn. Nadin pun angkat bicara.

"Itu nggak penting. Yaudah sekarang kita balik yuk! Nanti keburu sore. Kalian jadi kerumah gua kan?"

Caca dan Ririn bengong melihat perilaku Nadin yang aneh. Mereka tak mampu berkata apa apa. Cuma berharap sahabat baiknya baik baik saja.

Ketiganya berjalan menuju parkiran mobil. Caca dan ririn berjalan di depan lebih dulu. Namun, di lorong samping menuju gudang sekolah, Nadin melihat Randy yang dikerumuni gengnya Stevan.

Sedikit informasi, geng Stevan adalah segerombolan anak manusia yang hobi buat ulah dengan anak baru. Nadin bisa melihat dengan jelas saat Stevan membanting badan Randy ke tembok. Randy terlihat ketakutan.

Jangan lupa vote nya manteman,❤️

FRIENDZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang