6. Hujan

1.2K 185 19
                                    

Hujan mengguyur sebagaian wilayah kota. Lino dan Han yang sudah terlanjur terjebak macet di jalan pun hanya bisa pasrah. Sudah macet ditambah hujan. Mau sampai sana pukul berapa coba.

Mereka saat ini sedang ingin melakukan rutinitas sebagai sepasang kekasih setelah sekian lama tidak melakukannya. Yas, kencan.

Untung Lino membawa mobilnya bukan motor barunya. Han mau menertawakan Ayen dan pacarnya yang tadi berangkat naik motor gede milik Andra. Sudah tahu cuaca akhir-akhir ini menunjang hujan di malam hari. Tapi kemudian ada sedikit rasa khawatir. Han pun buru-buru mengeluarkan ponselnya dari saku celana jeans yang dia pakai sekarang.

"Telepon Ayen ya," ucap Han meminta persetujuan Lino. Lino langsung mengangguk mengiyakan.

Tak lama Han menunggu, di seberang sana langsung menjawab panggilannya.

"Udah sampai tkp dek?" Tanya Han to the point.

"Belum, lagi di emperan toko," Ayen sedikit berteriak menjawabnya agar suaranya tak kalah dengan hujan dan Han mendengarnya.

"Mau dijemput ?" Sang kakak menawarkan.

"Gak perlu mas, kayak gini lebih romantis," Ayen menimpali.

Lino yang mendengar jawaban Ayen pun tertawa, memang dasar receh.

"Ya udah, adek tutup ya mas! Selamat melawan kemacetan!!"

Melawan kemacetan memang bukan perkara yang mudah, karena saat ini mereka dilanda kebosanan luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melawan kemacetan memang bukan perkara yang mudah, karena saat ini mereka dilanda kebosanan luar biasa.

Hanya ada suara radio yang menemani karena mereka sudah lelah bercerita. Satu sama lain mulutnya sudah berbusa yah memang mereka bercerita dengan otot keluar semua.

"Mau karaoke ?" Lino menawari. Biasanya mereka sering karaoke jika terjebak macet seperti ini.

"BOLEH!!"

Lino mulai mengatur tape yang ada di mobil untuk berkaraoke. Melodi mulai terdengar mengalun.

Lino langsung mengambil part pertama. "Aku tahu kamu lahir dari, cantik utuh cahaya rembulan. Sedang aku dari badai~ marah riuh yang berisik~ juga banyak hal-hal yang sedih."

Disusul Han dengan suara yang tak kalah merdu. "Tapi menurut aku, kamu cemerlang. Mampu melahirkan bintang-bintang. Menurutku ini juga, karena hebatnya badaimu juga karena lembutnya tuturmu~ tuk petualangan ini mari kita ketuk pintu yang sama~ membawa amin paling serius seluruh duniaaa~"

Mereka berdua pun bernyanyi bersama dengan harmoni yang indah. "Bayangkan betapa cantik dan lucunya, gemuruh petir ini, di sanding rintik-rintik yang gemas dan merayakan kami paling serius seluruh dunia~"

Mereka tertawa setelah aksi ala penyanyi sedang duet maut. Harmonisasi mereka 100% terbaik.

Playlist lain pun terdengar penuh di mobil Lino. Intro nyanyian terdengar, Han mengambil tempat kanebo kuning yang terdapat di dashboard mobil untuk digunakan sebagai mic. Dia mulai bernyanyi,

"Kok kebangetemen~ sambat belas ra ono perhatian~ jelas kubutuh atimu~ kubutuh awakmu~ kok kebangetemen~~"

"Kartonyono neng Ngawi medot janjimuu~ ambruk jagak kunuruti angen-angenmu~~"

Lino membiarkan Han bernyanyi full lagu favoritnya. Pemilik hatinya itu bernyanyi bagaikan sedang di ajang pencarian bakat dengan mata tertutup dan penghayatan yang luar biasa.

"Ayo ganti korea korea sayang," Lino berucap, tangannya sudah bersedia memutar lagu lain.

"Omaaamaaa omama kuy!" Usul Han.

"Kuy!"

Han kembali bersiap menyanyi dengan mic kanebonya.

"Uwawawawaw~ uwawawa~ anananananananaaaaa~ nanananannana~"

"Gak hafal liriknya gitu sayaaaang!" Lino dengan kerecehannya tertawa sampai ujung dunia.

Dasar menabung recehan, kricik kricik kricik~

Mereka melanjutkan aksi bernyanyi ala penyanyi profesional dengan Han yang setia bersama mic tempat kanebo kuningnya.

Sampai lupa jika mereka ingin pergi ke royal plaza bukan kembali ke rumah Han.

"Loh, kok ke rumahku ?" Han menyadari kebodohan mereka.

"Loh ? Lah ? Kok malah balik ke rumah sih ??" Lino juga tak kalah bingung.

"Saking asyiknya nyanyi!!!!!!!!"

Kok bisa gini sih ? Aneh. Ya sudah malam minggu ini diisi dengan penyanyi bernama Handik dan Adhlino di dalam mobil tanpa pergi ke mana-mana. 

Aduuuuh.

Aduuuuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Pas buat ini lagi musim hujan
Semoga Indonesia segera memasuki musim hujan.

Pas buat ini lagi musim hujanSemoga Indonesia segera memasuki musim hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sabtu Malam | minsung ver. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang