7. Bengawan dan Buto

1K 179 6
                                    

Prang!!!!

Terdengar suara pecahan dari arah dapur, Lino yang semula sedang menghafal koreografi tarian untuk uasnya besok senin pun kaget dan langsung menuju dapur.

"Hmm pasti deh kebiasaan."

Lino menghampiri Han yang sedang membersihkan bekas pecahan kaca yang berserakan.

Kebiasaan Han ketika di apartement Lino yaitu memecahkan perabotan dapur lelaki itu. Kali ini piring hadiah sabun cuci yang menjadi korban.

"Mau ngapain sayang?"

"Aku tuh mau ambil cemilan di kulkas eh tanganku yang tak tahu tempat ini menyenggol piring."

Gelak tawa menghiasi dapur lelaki berhidung mancung itu.

Lino mengusak rambut Han gemas.

"Btw cemilannya kok habis?" Tanya Han setelah berhasil mengintip isi kulkas pacarnya padahal Lino ini belum menyelesaikan acara tertawanya.

"Lupa belanja tadi," jawab Lino.

"Biasanya gak pernah lupa."

"Namanya juga manusia sayang, tempatnya luput dan dosa."

Selalu saja para manusia jika berbuat kesalahan alasannya seperti itu.

"Laper," keluh Han dengan tangan kanan yang diletakkan di depan perut untuk mendramatisir situasi.

"Pesen makanan aja ya? Nasgor ?" Tawar Lino.

"Nanti aku gemuk kalau makan nasi."

"Ya terus apa bedanya sama makan cemilan ciki-ciki sayang?" Lino mulai kesal.

Han menyengir lucu, Lino tak jadi kesal.

"Pesen aja nasi goreng 8888 satu porsi gitu ? Dijamin gak laper lagi," tawar Lino lagi.

Han menggeleng ribut, "Enggak ah nanti aku gendut."

Lino memutar bola matanya mulai kesal (lagi)

"Nanti dibagi sama aku," final Lino.

"Enggak ah. Ayo ke kamar lagi. Aku mau lihat hasil hafalan kakak tadi," ucap Han lalu mendahului Lino berjalan ke kamar.

Lino pun menurut dan mengikuti Han di belakangnya. Baru selangkah berjalan, terdengar bunyi perut salah satu dari mereka.

Han menyengir. Perut dia yang bernada tadi.

"Beneran gak mau pesen ? Kan tinggal pencet-pencet dan makanan siap di depan mata."

"Sebenernya aku pengen mi instan hehe," ada kikikan Han diakhir kalimat.

Lino tersenyum sedikit dipaksakan, "Bilang dong dari tadi."

Han kembali mendendangkan kikikan.

"Ya udah aku masakin mi ya?" Tawar Lino kemudian kembali ke dapur dan mengecek persediaan mi instan di dapurnya. Untunglah masih tersisa satu bungkus.

"Kayaknya aku aja deh kak yang masak, takut kurang air kayak terakhir kali kak Lino masak mi."

Lino setuju, daripada pancinya gosong lagi lebih baik acara masak kali ini diambil alih oleh Han.

Pemuda berhoodie biru awan itu mulai fokus dengan panci, air dan mi instan beserta bumbu-bumbunya. Sedangkan si lebih tinggi menopang dagunya untuk memandangi pemandangan indah di depannya.

"Sayang, kok kayaknya kebanyakan air ya ? kan jadi lama mendidihnya," Lino mulai menyadari sesuatu dari masakan mi Han.

"Tenang, gak bakal luamaa kok."

Lino pun kembali diam, mulai memantau lagi.

Mie instan sudah siap dihidangkan, Han menaruh bumbunya terlebih dahulu baru meletakkan mienya.

"Laaah ini mie goreng kenapa pakai kuah sayangkuuy?" Lino menyadari sesuatu lagi ketika melihat bungkus mienya.

"Loh ? Kirain mie soto tadi!" Pekik Han panik.

Han memang jagonya main game tapi dia dan dapur tak bisa disatukan sama seperti Lino. Sepertinya kemampuannya telah hilang karena keseringan dimasakan oleh Ayen di rumah.

Han mencicipi mi instannya.

"Yah gak jadi, rasanya hambar," sesal Han meratapi nasib sungai mie bengawan (soto) yang malang di depannya.

Mahasiswa kedokteran yang cerdas itu memutar otaknya.

"Ada telur gak kak? Lumayan sepertinya bisa meminimalisir kehambaran," gagas Han.

Lino mengecek persediaan telurnya. Untunglah ada sisa satu telur.

Han mulai menyiapkan alat pengorengan beserta minyak gorengnya. Menyalakan kompor dan menunggu minyaknya panas.

Han takut minyak jadi cara meletakkan telurnya dengan melemparnya ke teflon dari jauh alhasil minyak yang panas itu malah menghujani kulit tangan Han dan juga Lino yang berada di sebelahnya.

"Aw aw aw" pekik mereka bersamaan dan langsung duduk berjongkok. Mengelus kulit tangan masing-masing yang terkena minyak.

"Aduuuh, ini kenapa gak ada yang bener sih sayaang masaknya," Lino berkata.

Han cemberut, dia tahu dia salah. Menyesallah seorang Han saat ini. Andai tadi dia mengikuti tawaran Lino untuk pesan nasi goreng, pasti sudah kenyang sekarang.

Lino yang melihat sang kekasih cemberut pun tak tahan ingin mencium bibir yang selalu manis kala tersenyum itu. Dia gemas melihat bibir kekasihnya dimajukan seperti saat ini.

Cup~~

"Kak Linoooo kok malah nyium????!!!"

"Hehe abis gemas, satu lagi ya~"

Cuupp~~

"YA AMPUN!!! BAU GOSONG APA INI ?!?!? MAU BAKAR APARTEMENT YAAA KALIAN INI?????" Suara Lais yang entah dari mana menggelegar di seluruh ruangan.

Lino dan Han sontak berdiri dari keadaan jongkok dan saling pandang kemudian tersenyum kikuk tak bisa menjawab karena menyadari kesalahan mereka.

Telurnya sudah bertansformer menjadi buto hitam.

Yesss, Han baru saja membakar teflon milik Lino.

Yesss, Han baru saja membakar teflon milik Lino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Selamat mengulang hari dan tanggal, our best leader Chanie ♡

Sabtu Malam | minsung ver. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang