5. Sakit

1.4K 199 15
                                    

Bulan-bulan ini Lino begitu sibuk. Pagi pergi ke kampus, siang atau sore melatih tari dan malam selalu pentas. Kegiatan tersebut dilakukan Lino secara terus menerus.

Jadilah Lino di sini.

Tidur dengan kompres di dahi, koyo di hampir seluruh badannya dan manusia bernama Sewu Handik Surendra yang merangkap menjadi kekasihnya di sampingnya.

"Aku bilang juga apa! Jaga kesehatan! Kan gak perlu sampek drop kayak gini!" Sentak Han memperlihatkan kegalakannya disela kekhawatiran yang mendalam.

Lino tak menjawab. Dia pasrah dengan segala omongan Handik, memang dia yang salah karena tak bisa menjaga tubuhnya sendiri.

Tak tahu saja Lino bahwa Han juga baru saja terjangkit virus-virus kecapekan akibat overworking di praktiknya.

Masih berlanjut seperti bulan Agustus dan September, bulan ini pun mereka masih sama saja. Masih jarang bertemu. Kalau Lino tidak memberitahu Han bahwa dia sakit dan menyuruhnya ke apartement, mungkin mereka saat ini belum bertemu.

"Udah makan ?" Tanya Han singkat.

Lino menggeleng pelan.

"Suapin," Rintihnya pelan.

Han akhirnya mulai menyuapi Lino dengan bubur yang sengaja ia bawa untuk kekasihnya itu.

"Lagi sibuk apa sayang?" Lino bertanya basa basi.

"Biasa, praktik ke sana kemari dan tertawa~" Han menjawab dengan nada lagu membuat Lino yang sedang menelan makanannya hampir tersedak karena tertawa.

"-Tertawa sampai menangis" lanjut Han memasang ekspresi sedih.

"Uluh uluh~" Lino mengelus rambut Han yang sepertinya baru diwarnai tanpa sepengetahuannya.

"Ganti warna rambut?"

Han meringis, dia tahu bahwa Lino tak suka jika dia mewarnai rambut.

"Sedikit aku warna pirang, sedikit." Han hampir mendekatkan ibu jari dan telunjuknya untuk menggambarkan jika dia hanya sedikit mewarnai rambut.

"Tapi tetap aja sayang."

"Iya deh nanti aku ganti lagi."

Lino menggeleng ribut, "No no no!! Biar seperti ini seminggu atau lebih lama lagi! Aku gak mau kalau rambutmu botak lagi!"

Han tertawa kemudian tangannya hormat, "Siap captain!!"

Han melanjutkan menyuapi Lino dengan bubur.

"Udah ayo makan lagi!" 

"Gimana kabar Ayen ? Masih langgeng sama Andra ?" Lino bertanya lagi ketika mereka cukup lama diam.

"Jangan tanya! Setiap hari mereka bermesraan. Satus gak main lagi sama aku! Main game mulu sama Andra. Untung aku emang lagi sibuk. Aku kan jadi diduain. Pacar sibuk, adek sibuk."

Lino tak sepenuhnya mendengarkan cerita Han, dia lebih tertarik memperhatikan cara Han bercerita, mengebu-gebu dan bibir seksinya bergerak sesuai pelafalan fonetik ujarannya.

Damn so sexy. Lino masih sanggup bertahan ? Well, dia bertahan sekuat tenaga untuk tak menyerobot bibir kekasihnya itu.

"Kamu emang gak ada waktu kali! Makanya Ayen sama Andra terus."

Han membenarkan perkataan Lino. Dia memang jarang di rumah beberapa bulan ini, papa dan mama juga tak ada. Tak heran jika Ayen lebih sering bersama dengan Andra.

Mungkin Han harus berterima kasih pada Andra nanti karena selalu menemani adiknya ketika dia sendiri tak bisa.

Line!

Sabtu Malam | minsung ver. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang