• | Day 2

165 13 25
                                    

A Wrong Turn

Day 2 : Villain

Danganronpa series © Spike Chunsoft
Amazakura Shion [OC] & this fanfiction © Cordisylum

Komaeda Nagito x OC

_start_

Bilah dalam genggamanku bergerak. Robekan yang sekaligus menghancurkan besi dalam balutan kulit palsu. Sayatan yang hebat sekali, jika boleh jujur. Kau tidak akan pernah menyangka akan ada benda bernama pedang dengan ketajaman yang mampu mengalahkan hampir segalanya.

Dalam beberapa menit, dengan pedang ini saja aku telah berhasil menghentikan robot-robot Monokuma yang menyerang. Ruang yang semula sempit terisi oleh para musuh mengepung kini hanya tersisakan aku. Udara yang menyambutku terasa sangat asing. Sewajarnya tempat ini bukanlah zona familier untuk kupijaki.

Aku tidak melihat apapun lagi. Dan dengan itu kupaksakan kaki yang sebelumnya hampir kelelahan untuk bergegas pergi. Jebakan musuh telah berhasil aku sambut dengan hangat dan keadaan berbalik. Jika aku tidak segera kembali ... aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada dua gadis yang seharusnya kulindungi.

Tapi aneh. Untukku mengingat kembali jalan yang kulewati sebelumnya harusnya hal yang mudah. Kenapa sekarang--

Tap-tap-tap...

Aku mendengar suara langkah berlari. Tepat dari arah belakangku, ketika lirikan mata merahku mendapati bayangan anak kecil keluar dari pintu utama bangunan ini. Ia ... seolah berusaha kabur dariku. Aku yakin sekali ia juga mengenakan helm menyerupai kepala Monokuma.

Bolehkah aku mengutuk dalam hati?

"Tunggu!"

Aku tahu ia tak akan berhenti meski aku berteriak seperti itu. Malahan, ia mungkin akan segera mempercepat larinya mendengar kebisingan dari arah belakang bersamaan laju langkahku mengejar. Tapi itu semua seperti spontan. Aku bahkan tak habis pikir bagaimana mungkin aku langsung mengikutinya seolah benar-benar yakin anak itu tau apa yang terjadi.

Tapi, berhenti di tempat tadi bukanlah hal yang bagus, benar?

Aku berpikir akan berhasil mendapatinya ketika menyadari gang dimana ia berbelok adalah jalan buntu. Sampai kemudian, dengan bodohnya aku mengikutinya ke tempat yang sama. Tidak ada apapun di sana.

Kosong.

Apa ... aku tertipu lagi?

"Sialan!"

Jika detik selanjutnya aku menemukan diriku lagi-lagi terkepung oleh para Monokuma, itu tidak akan mengherankan. Dengan pemikiran seperti itu, aku berhati-hati bergerak. Pedang dalam genggaman seolah siap menebas apa saja yang akan menyapa. Dan benar, mereka tiba-tiba bermunculan hampir dari segala arah. Belasan--tidak, mungkin ada lebih dari dua puluh robot Monokuma berlari ke arahku di saat yang bersamaan. Itu gila!

Aku harus kabur dari sini. Aku benar-benar kalah jumlah!

"Hmph--!"

Sebuah tangan tiba-tiba menarikku ketika kaki berpacu menyusuri jalanan sepi. Seolah bermaksud menyembunyikanku ke dalam gang sepi nan minim cahaya. Tangan yang sama kemudian bergerak membungkam mulutku sehingga tak ada suara yang mampu kukeluarkan. Aku bisa merasakan tubuhku terengkuh lengan yang lain. Secara logika dimana wajar untukku memberontak pada keadaan seperti ini, aku hanya terdiam. Suara yang tak asing berbisik seolah tidak ingin para Monokuma mendengarnya. "Diam sebentar."

Berikutnya, bisa kudengar para Monokuma berlari menjauh seolah arah dimana aku bersembunyi tidaklah terpikirkan oleh mereka. Sungguh aneh, sebenarnya. Maksudku ... tidak mungkin mereka tak melihatku berbelok arah tadi. Atau apakah aku hanya sedang beruntung saat ini? Setelah itu, kekangan pada diriku sama sekali tak menjadi masalah. Cengkraman itu melonggar begitu saja. Sehingga aku bisa dengan pasti membalik punggung dan bertemu muka dengan si penyelamat itu.

PROMPTOBER: 'Fall'ing For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang