Prolog

347 28 29
                                    

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu [Muhammad/47:31]

Hujan Gemerincik membasahi sore hari di Kota Pekanbaru, cuaca seakan mendukung dengan suasana isi hati anak lelaki berusia delapan belas tahun itu. mata hazel itu menatap kosong memandangi pekarangan belakang rumah. Kedua tangannya mendekap sebuah poto pigura ukuran 20 R, pipi anak lelaki itu basah karena tidak bisa lagi membendung airmatanya itu.

Sementara diruang tamu Paman Sadam, keluarga besar, tetangga, beberapa staff dari perusahaan Abi Adam bahkan kerabat silih berganti mendatangi kediaman, untuk mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya pemilik perusahaan migas tersebut. Karangan bunga memenuhi parkiran, sementara Ummah Sabrina berjalan menghampiri anak laki-laki itu lalu ia memeluk dari belakang menumpahkan rasa kehilangan yang sangat dalam.

Semenjak pulang dari sekolah apalagi saat kemarin kedua orang tuanya memberi kabar bahwa akan menjemput Khalil, bahkan mereka memberikan support karena hari ini lelaki itu akan melaksanakan olimpiade kimia di sekolah. Tapi Allah lebih menyayangi Ummi dan Abi, Khalil mencoba untuk lebih tegar dan mencoba untuk mengikhlaskan kepergian mereka, tim SAR bahkan mengabarkan jika korban jatuhnya pesawat belum ada yang ditemukan dalam keadaan selamat, kemungkinan besar semua korban sudah meninggal ditempat kejadian.

Setiap malam sebelum tidur Khadijah selalu merajuk pada Ummi Aisyah ingin mendengar suara Khalil. Tapi hari ini tepat dimana seharusnya ia bisa memeluk dan memberikan kasih sayang pada adik satu-satunya ujian itu datang untuk meningkatkan keimanan. Paman Sadam dan Ummah Sabrina selalu memberikan wejangan dan mensupport agar tidak terus menerus merasakan kehilangan. Manusia diberikan ujian bukan hanya persoalan materi, melainkan kehilangan harta yang sangat berharga dalam hidupnya seperti maut. Seperti dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 8 yang artinya;

"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman."(Q.s. Al-Baqarah; 8).

Manusia tidak bisa mengelak jika ajal sudah menjemput bahkan di tempat manapun kita berada, yang kita bawa hingga kematian hanya amal shaleh.

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya". (QS Ali Imran : 145)

Setiap hamba Allah akan meninggal dengan sepengetahuan dan atas izin Nya, tidak ada yang mampu menentukan kapan dan cara kematiannya sendiri. Sebab merupakan sebuah ketetapan yang hanya diketahui oleh Allah sebagai pencipta-Nya.

Hingga Saatnya Bahagia [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang