"Aku laki-laki jika Kaasan tidak lupa." Jawab Sasuke. Menghela nafas.
"Kaasan tahu sayang... Ah.. imutnya anak Kaasan jika sedang merajuk." Mikoto segera mengusap rambut pemuda itu.
"Ayolah Kaasan. Aku bukan anak kecil lagi." Gerutu Sasuke.
Begitu lah yang terjadi pada kelima pemuda itu saat para ibu datang dan melihat keadaan mereka. Hinata tersenyum hangat.
Andai aku masih memiliki Kaasan.
Ucap Hinata di dalam hatinya dengan sendu.
*
Hinata segera meletakan piring kotor dari meja makan. Mereka semua baru selesai makan malam. Mikoto Dan Kushina serentak menyuruh Hinata makan bersama mereka dan di meja yang sama. Biasanya dia memang makan di meja bersama yang lainnya, itu pun karena Naruto dan Sai yang menyuruh.
Tapi sekarang Hinata tentu saja merasa tidak enak. Dia hanyalah pelayan di Rumah Putra mereka. Bukan seorang tamu.
Para Nyonya sudah lama pulang. Padahal mereka ingin sekali menginap dan mengawasi putra mereka secara langsung. Tapi mereka tahu jika suami mereka pasti akan kesepian tanpa mereka. Dan sepertinya Putra nakal mereka sudah menurut pada Hinata.
Setelah sekian lama bergonta-ganti pelayan, akhirnya mereka menemukan Sosok pelayan yang cocok dengan keinginan Putra mereka. Mungkin karena Usia mereka yang sama, jadi bisa saling mengerti. Ah, Hinata juga satu sekolah dengan Putra mereka dan mereka tidak akan khawatir untuk melihat kelakuan mereka di sekolah. Mereka akan memberikan tip lebih untuk itu.
Hinata mencuci piring itu dan sesekali melirik pada Para majikannya. Shikamaru yang masih di meja makan dengan segelas kopi hitam, ah Hinata ingat. Pemuda itu harus bergadang untuk menyelesaikan laporan untuk Ayah nya. Walaupun Shikamaru tergolong sangat muda, pemuda itu sudah harus mengurus perusahaaan milik Keluarga nya. Shikamaru sih tidak masalah, lagian Dia bisa tidur di sekolahnya sepuas nya. Tidak ada yang akan memarahinya karena dia termasuk pria jenius di kelas nya. Apalagi dengan latar belakang nya yang sangat hebat. Siapa yang mau mencari masalah dengan nya? Mungkin Kepala sekolah sih... dia adalah bibi Naruto yang sangat galak, Tsunade Uzumaki.
Hinata mengalihkan pandangannya, dan menemukan Gaara yang sedang berdebat dengan Naruto dengan Game Stik mereka. Sai? Sibuk membalas Pesan dari Para gadis nya. Ya. Sai memang tercap sebagai si Playboy dengan dua wajah. Terkadang Pemuda itu sangat ramah dan manis sekali seperti pemuda yang akan setia pada pasangannya namun terkadang dia akan menunjukkan sisi kejam nya. Ia tidak akan segan-segan menyakiti seseorang baik dengan fisik atau mulut tajam nya. Ah, darah Uchiha yang kejam akan selalu mengalir pada putra-putri mereka, kan?
Sasuke. Hinata tidak ingin tahu. Setelah pemuda itu berpelukan dengan Mikoto Kaasan, pemuda itu segera naik ke kamarnya.
Hinata membasuh Kedua tangannya begitu ia selesai dengan cucian nya. Gadis itu melepaskan apron nya dan segera berjalan menuju kamarnya.
"Aku duluan. Selamat malam semuanya." Ucap Hinata lembut sambil membungkukkan tubuhnya.
"Sweet Dream Hinata-chan." Sai melambai dengan sebuah senyuman di wajah tampan nya.
Ah, senyuman palsu lagi. Apa pemuda itu tidak bisa tersenyum tulus?Hinata mengangguk.
"Sampai besok!" Teriak Naruto tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi yang menampilkan game gulat.
"Malam." Ucap Gaara dan Shikamaru serentak.
Hinata tertawa kecil. Mereka baik sekali. Gadis itu berbalik dan segera masuk ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] MY MAID
RandomAku gadis bernama hinata. Tidak ada marga yang melekat di namaku. Aku hanyalah anak angkat dari ibuku. Yui kanaze. Tapi, ibuku sudah lama meninggalkanku sendiri. Aku harus bekerja keras dan membiayai hidup dan sekolahku sendiri. -Hinata Dia dekil da...