"Woah aromanya mengiurkan sekali." Ucap Sai.
Hinata tersenyum dengan rona merah di kedua pipinya, "A-aku ambilkan nasi untuk kalian, silakan di nikmati." Ucap Hinata. Memberi mangkuk nasi yang sudah di letakkan kari kepada masing masing pemuda itu.
"Kau makan juga Hinata. Duduk di sampingku," ucap Naruto dan segera menarik lengan gadis itu untuk segera duduk dengannya.
"Selamat makan!" Seru Naruto keras.
*
Hinata menatap tangan mungil nya yang sedang di genggam tangan besar berkulit tan milik pemuda berambut pirang salah satu majikannya. Langkah laki nya berjalan mengikuti Naruto.
Hari ini pemuda itu memakai kaos polos bewarna biru serta celana selutut bewarna cream. Rambut pirangnya di biarkan berantakan. Hinata sendiri hanya memakai kaos selengan dengan jaket peach miliknya dan rok panjang di bawah lutut. Rambut indigo nya diikat menyamping.
Pintu otomatis Swalayan itu terbuka menyambut keduanya masuk. Naruto melihat sekitarnya lalu menoleh kepada Hinata.
"Apa yang akan kita belanja?" Tanya Naruto.
Hinata menunjuk troli besar mengisyaratkan agar Naruto melepaskan nya dan membiarkannya mengambil troli itu.
Naruto tersenyum dan melepaskan tautan mereka. Hinata segera mengambil troli itu dan mendorong nya diikuti Naruto yang berjalan di belakangnya.
"Kita ke tempat sayuran dulu, Naruto-kun.." ucap Hinata.
Pemuda itu hanya mengangguk dan tetap megukuti gadis itu kemanapun pergi. Mata biru nya menatap punggung mungil itu dengan intens.
Entah apa yang di pikirannya tentang gadis berambut panjang itu. Ia terus menatap Wajah manis Hinata dengan kacamata bulat nya dan bibir mungilnya yang terus mengumumkan sesuatu.
Jemari tan itu terulur dan segera mengambil beberapa helai rambut panjang gadis itu yang keluar dari ikatan. Hinata tersentak dan segera menoleh ke arah pemuda itu. Wajahnya mengernyit bingung.
"Ada apa Naruto-kun?" Tanya Hinata bingung.
Naruto menatap rambut panjang Hinata yang terlilit jemarinya dengan pandangan tidak terbaca.
"Rambutmu bagus," ucap Naruto pelan.
Hinata mengerjapkan matanya dengan bingung, "A-ah.."
Naruto menarik jemarinya yang terlilit rambut panjang Hinata ke hidung mancungnya. Ia mengendus nya pelan sambil memejamkan kedua matanya.
"Harum," ucap Naruto.
Wajah Hinata benar benar memerah. Ia tidak menyangka pemuda itu melakukan hal itu padanya. Ini benar benar memalukan. Detak jantungnya menggila dan bisa ia rasakan nafasnya yang tercekat.
Oh Kami-sama!
*
Wajah Gadis terus memerah. Ia segera menutupi wajah nya dengan kedua tangannya. Ugghh.. kenapa sekarang aku selalu memerah jika Naruto tersenyum dan menatapku?
Dan waktu itu, sungguh benar benar memalukan!
Hinata mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan jeritannya. Hentikan Hinata. Kenapa sekarang kau menjadi gadis centil seperti ini? Tapi aku benar benar tidak bisa menahan senyum ku!
Duk!
Gadis itu menabrak sesuatu yang keras yang berdiri di hadapannya. Hinata mengaduh kesakitan dan mengelus dahinya.
Perlahan ia mendongak, menatap sesuatu yang tidak sengaja di tabraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[6] MY MAID
AcakAku gadis bernama hinata. Tidak ada marga yang melekat di namaku. Aku hanyalah anak angkat dari ibuku. Yui kanaze. Tapi, ibuku sudah lama meninggalkanku sendiri. Aku harus bekerja keras dan membiayai hidup dan sekolahku sendiri. -Hinata Dia dekil da...