Zero termenung di kamarnya.
Seven tak tega melihat putranya itu ....
Zero : Ada apa, Ayah?(murung)
Seven : Apa kau marah pada Ayah?
Zero : Enggak kok!🙄
Seven : Ini, lolipop untukmu.
Zero : Makasih, Ayah ....
Seven : Sepertinya kau mencemaskan sesuatu?
Zero : Iya, Ayah.
Seven : Tentang apa? Apa karena kau dihukum tak boleh keluar rumah selama seminggu?
Zero : Bukan, Ayah. Ini tentang adikku, Geed ....
Seven : Ada apa dengan Geed?
Zero menceritakan kejadian terakhir di Bumi.
Seven : Apa?! Mana mungkin!
Zero : Tapi itu sudah terjadi, Ayah. Berarti itu mungkin, bukan mana mungkin.
Seven : Bukan itu maksudnya, dia masih terlalu kecil untuk mendapatkan kekuatannya. Itu terlalu bahaya untuknya. Aku takut ia tak bisa mengendalikannya. Kita harus selalu mengawasinya terus mulai sekarang. Ayah akan mengirim pesan ke Ayah Ultra.
Zero mengangguk.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Zero masih termenung di kamar, karena ia tak bisa apa-apa. Meski hukumannya itu ringan, tetap terasa berat baginya. Ia tak bisa bebas pergi kemana-mana. Apalagi sekolah.
Mebius bermain ke rumah Zero untuk meminjam bukunya.
Zero : Kak mebius? Mau pinjam buku kan? Tuh di meja. 🙂
Mebius : Peka sekali ya, makasih .... (mengambil buku)
Mebius : Jangan sedih terus dong! Sini aku hibur!
Mebius : Aku bisa mengeluarkan api loh!
Zero : Udah tahu!🙄
Mebius : Lihat nih!
Mebius mengeluarkan jurus apinya.
Zero : Woah! Hebat, Kak!(nggak senyum)
Saking semangatnya Mebius, hingga apinya kebesaran dan mengenai dan membakar Zero.
Zero : Kakak! Panas!!!
Mebius : Ow! Astaga! Maaf .... (menyiramkan air minum ke Zero hingga apinya padam)
Zero : Kakaa–ak ....
Mebius : Hehe, maaf! Niatnya menghibur malah jadi begini.
Zero : Nggak apa kok, Kak! Makasih ya .... 🙄🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultra Kids
FanfictionMenceritakan tentang masa kecil Ultraman Geed. Ultraman milik Tsuburaya Production. Author hanya meminjam karakter-karakternya.