~ Twelve ~

309 39 8
                                    

Semenjak kejadian di cafe tadi, aku terus memikirkan siapa kira-kira laki-laki tadi? Hari ini malah jadi nggak fokus.

"Kenapa, dek?", tanya Mama

"Eoh. .nggak apa-apa, Ma. .", jawabku

"Nggak apa-apa gimana. .itu muka adek yang bilang sendiri lho. .Yeri lagi ada apa-apa!", sahut Mama sambil ngelus kepalaku

"Kelihatan banget ya, Ma?", tanyaku

"Iya! Kelihatan banget! Emang ada apa? Cerita! Pulang dari cafe kok mukanya gitu, tadi pagi masih nggak apa-apa kamunya. Ada masalah di cafe?", kata Mama

"Aku lagi kepikiran sama seseorang yang tadi datang ke cafe, Ma. .aku itu penasaran!", ceritaku

"Siapa emangnya, dek? Emang orang itu kenapa?", tanya Mama

"Maka dari itu, Ma. .adek nggak tau siapa orang itu. Jadinya adek penasaran sekarang. Tadi ada pembeli yang datang ke cafe, terus dia nitip kue sama minuman ke Hina buat dikasih ke aku", kataku

"Emang dia nggak bilang namanya ke Hina, dek?", tanya Mama

"Nggak. .lagian ya, Ma. .Mas-masnya tadi ke cafe itu wajahnya ketutup banget, pake masker, kacamata hitam sama topi. .jadi bener-bener nggak tau", kataku

"Jangan-jangan penggemar rahasiamu, dek. .cieee. .punya fans juga ternyata. .", kata Mama menggodaku

"Ih. .apaan sih, Ma. .", sahutku sedikit malu

"Ya Mama kan pengen kamu ngajak pacarmu ke rumah, dek. .masak mau jomblo terus? Itu si Yuqi sama Lucas aja udah pacaran, kok kamu betah sendiri terus?", kata Mama

"Kan emang adek nggak punya pacar, Ma. .jadi siapa yang mau aku ajak ke rumah?", jawabku

"Ya makanya cari, dek. .jangan jomblo terus, kalau nggak bisa cari sendiri ya minta tolong ke Lucas atau Yuqi, siapa tau di tempat kerjanya ada yang bisa diajak pacaran. .", goda Mama

"Ini pacar lho, Ma. .bukan barang, kayak kesannya enak banget nyari pacarnya. Lagian ya, Ma. .adek itu Single bukan Jomblo!", sahutku

"Apa bedanya? Kan sama-sama sendiri?", tanya Mama

"Sama-sama sendiri sih, Ma. .tapi kalau Jomblo itu nasib, sedangkan Single itu pilihan! Dan adek milih buat sendiri, Ma!", jawabku

"Terserah kamu lah, dek. .bagi Mama sama aja, sama-sama nggak ada pacarnya! Emang kamu nyari yang gimana sih, dek? Atau Mama jodohin aja sama anak temen Mama?", kata Mama

"Emang masih jaman dijodoh-jodohin, Ma?", tanyaku

Belum sempat Mama menjawabku, tiba-tiba Papa datang lalu menyahut, "Siapa yang mau dijodohin?"

Aku dan Mama pun menoleh ke arah Papa.

"Ini lho, Pa. .Mama nawarin adek mau dijodohin sama anak temen Mama apa nyari pacar sendiri. Masak dari dulu sendiri terus. .", jawab Mama

"Emang adek mau?", tanya Papa

"Makasih ya, Mama, Papa. .tapi adek belum pengen mikirin itu. .adek masih muda juga. .yang penting adek happy gitu lho. .", jawabku sambil cengengesan

Mama dan Papa cuma bisa geleng-geleng mendengar dan melihatku. Mungkin mereka sudah jenuh dengan alasan yang selalu aku lontarkan.

Kita bertiga berada di ruang keluarga dengan TV yang menyala, walaupun kita bertiga tidak benar-benar menonton tayangan TV. Kita lebih banyak bercanda, bercerita satu sama lain.

Papa yang bercerita singkat tentang kerjaannya hari ini. Mama yang bercerita mulai dari A-Z, mulai ngomongin masakan Mama hari ini, ngomongin arisan, sampe kucing tetangga sebelah aja diomongin sama Mama. Maklumin aja Emak-emak.

M I M P I || Mark - YeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang