Bisa mengenal Yeri waktu awal masuk SMP itu adalah hal yang benar-benar aku syukuri sampai saat ini. Siapa sangka perkenalan waktu itu menjadikan persahabatan kita bisa awet sampai sekarang.
Bayangkan, waktu itu Yeri dengan senyum manisnya menyapaku dan mengajak berkenalan. Dulu aku sangat pemalu jadi aku selalu sendirian. Tapi Yeri datang mengulurkan tangannya agar aku tak sendirian lagi. Dari situ aku mulai dekat dengan Yeri dan dari Yeri juga aku bisa berkenalan dengan Mark.
"Yuqi. .kenalin ini Mark, sahabat aku. .", kata Yeri waktu itu
"Mark. .kenalin ini Yuqi, teman baru aku! Ayo kalian kenalan!", Yeri memerintahkan kita berdua untuk saling kenalan
Setelah saat itu kita bertiga bersahabat. Kita sering kemana-mana bertiga. Mark dan Yeri selalu mengajakku ketika mereka pergi atau main. Itulah kenapa sekarang aku melakukan hal yang sama pada Yeri. Aku dan Lucas juga akan selalu menemani dan sering mengajak Yeri ketika kita pergi.
Untungnya kita nggak pernah ada drama dua sahabat mencintai orang yang sama. Dulu walaupun aku cukup dekat dengan Mark, aku nggak pernah memiliki perasaan suka padanya. Sedangkan Yeri sepertinya juga nggak pernah nganggap Lucas lebih dari seorang sahabat. Mungkin bisa jadi karena di hati Yeri udah ditempati sama seseorang jauh sebelum Lucas datang. Makanya ketika Lucas datang di antara kita berdua, Yeri juga biasa aja. Dan malah aku yang kena pesona Lucas pada akhirnya.
"Qi. .kayaknya perasaan aku ke Yeri mulai berubah", masih ingat banget waktu Mark curhat ke aku tentang perasaannya ke Yeri. Waktu itu aku yang memang gemas sekali dengan mereka berdua pun menjadi sangat antusias mendengarkan curhatan Mark.
"Aku ngerasa kalau aku sekarang ngelihat Yeri bukan sebagai sahabat dekat, teman masa kecil lagi, tapi aku mulai ngelihat Yeri sebagai seorang gadis cantik yang sering buat jantungku berdebar-debar nggak terkendali"
"Aku harus gimana, Qi?"
"Aku mengatakan sejujurnya pada Yeri atau lebih baik aku menyembunyikan perasaanku saja? Aku takut persahabatan kita bakalan rusak"
". . . . ."
". . . . ."
Aku masih mengingat curhatan Mark waktu itu. Bagaimana bisa lupa jika aku adalah orang pertama yang sangat mendukung dan sangat bahagia ketika akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran. Walaupun saat itu kita masih bisa dibilang ABG, masih anak SMP, tapi cinta kan nggak ngenal umur.
Aku tau gimana sayangnya Mark sama Yeri. Gimana Mark bener-bener selalu ngelindungin Yeri. Gimana tanpa ada yang nyuruh, Mark selalu ada buat Yeri. Yeri itu udah kayak poros buat hidupnya Mark, apa-apa Yeri.
Makanya pas kejadian awal masuk SMA yang tiba-tiba Mark mengacuhkan Yeri dan aku, aku sangat kaget dan akhirnya membuat aku marah. Jika Mark nggak mau mengakuiku sebagai sahabatnya karena malu, aku nggak masalah, tapi ini YERI, YERI SAHABATNYA DARI KECIL, YERI YANG DIA CINTAI, YERI YANG BERSTATUS PACARNYA.
Rasanya waktu itu ingin sekali memarahi Mark bahkan jika perlu, kita bisa adu jotos, meskipun aku tau aku pasti kalah. Aku nggak peduli, karena Mark udah nyakitin Yeri. Aku marah, bagaimana bisa Mark berubah secepat itu? Nggak ingatkah dia sering curhat tentang perasaannya pada Yeri kepadaku? Aku bahkan mengingatnya dengan baik setiap curhatannya padaku.
Yang benar-benar membuatku benar-benar marah ketika Yeri disakiti sama cewek yang katanya pacar baru Mark. Tak cukupkah Mark menyakiti Yeri dengan pura-pura tak mengenal, pergi tanpa kejelasan hubungan mereka berdua, lalu pacar barunya itu ikut campur juga. Siapa yang nggak marah kalau sahabatnya diperlakukan kayak gitu? Jelas aku marah.
Tapi Yeri malah memohon padaku sambil menangis agar aku tak mendatangi Mark untuk marah. Aku nggak habis pikir bagaimana Mark tega menyakiti gadis sebaik Yeri. Walaupun Yeri kamu sakiti, tapi dia tetap membelamu, Mark!
Bagiku Yeri bukan cuma sekedar sahabat, tapi juga sudah seperti saudara sendiri. Aku yang memang anak tunggal, setelah mengenal Yeri rasanya seperti memiliki saudara kandung. Orang tua Yeri yang memperlakukanku seperti anak mereka sendiri, begitu juga orang tuaku pada Yeri. Yeri juga bilang dia akan berbagi kakak laki-lakinya, yaitu Mas Kai denganku.
"Yuqi. .mulai sekarang Mas Kai anggap aja kayak kakak kamu juga ya . Kamu seneng nggak punya kakak?", kata Yeri waktu itu dengan senyuman cerianya
Kita berdua selalu berbagi apapun yang kita miliki kecuali pacar. Kita nggak berbagi. Hahaha. Emmmm, berbagi nggak sih? Berbagi manusianya aja tapi nggak berbagi hatinya.
Sejak kejadian Yeri yang disakiti Mark, aku bertekat menjadi lebih berani, nggak pemalu lagi. Karena sejak hari itu aku punya cita-cita buat jagain Yeri, ngelindungin Yeri dan nemenin Yeri. Dan siapa-siapa yang gangguin Yeri urusannya sama aku, aku bakalan maju paling depan.
Aku cuma pengen Yeri bahagia, dia udah bikin aku ngerasa nggak sendiri lagi, berbagi kebahagian miliknya denganku, maka dari itu aku pengen dia juga bahagia. Kadang aku sering bilang ke Yeri, sekali-kali jadi egois nggak apa-apa, dia jadi orang udah terlalu baik tapi dia malah dijahatin sama orang.
Oiya, waktu itu Yeri ngelarang aku buat nemuin Mark. Bahkan Yeri sampai meminta Lucas untuk mengawasiku, bahkan Yeri nyuruh Lucas buat ngelarang aku kalau aku mau nemuin Mark. Aku pernah sampai berdebat dengan Lucas karena aku bilang mau nemuin Mark, tapi Lucas terus-terusan ngelarang aku. Aku mohon sama Lucas biar diijinin buat nemuin Mark, aku janji pada Lucas kalau aku nggak bakalan marah-marah atau berbuat aneh-aneh ke Mark. Aku cuma pengen ketemu dan nanyain sesuatu. Awalnya Lucas tetap pada pendiriannya, tapi setelah aku bilang kalau Lucas bisa ikut aku nemuin Mark. Akhirnya Lucas luluh. Dan ini rahasia aku dan Lucas sampai saat ini. Yeri nggak pernah tau.
Aku menemui Mark bersama Lucas. Awalnya Mark menolak untuk berbicara denganku. Tapi aku bener-bener mohon saat itu buat bicara sebentar aja.
"Mark, kenapa kamu ngelakuin semua ini ke Yeri?", saat itu pertanyaan inilah yang memang aku ingin tanyakan pertama kali ke Mark. Tapi Mark hanya diam nggak mau jawab.
Mark cuma diam, bahkan dia nggak berani natap ke arahku. Dia hanya menunduk. Aku bisa ngelihat kesedihan. Aku mengenal Mark dengan baik sama seperti aku mengenal Yeri.
"Yuqi. .tolong bilangin ke teman kamu, jangan pernah hubungi aku lagi, tolong anggap kita nggak pernah kenal sebelumnya. Aku sekarang udah bahagia sama Mina", kata Mark saat itu terdengar seperti bohong, dia ingin bilang sebaliknya.
"Kamu bohong, Mark. .kamu masih sayang kan sama Yeri?", jawabku saat itu. Aku nggak mau percaya dengan yang dikatakan Mark.
Setelah beberapa saat, "Aku udah nggak sayang lagi sama Yeri, aku sudah bosan dengan dia!", ucap Mark yang membuatku marah. Aku mau marah, tapi Lucas yang lebih dulu mukul Mark.
Bughhh!
"Itu buat cowok brengsek kayak kamu! Aku memang nggak kenal kamu, tapi kamu udah nyakitin Yeri dan Yuqi, bahkan pukulan ini masih kurang dibandingkan dengan yang kamu ucapin barusan!", kata Lucas yang udah penuh amarah dan aku hanya bisa ngehalangin Lucas dengan memeluk badannya yang sangat besar jika dibandingkan denganku karena Lucas madih berusaha untuk memukul Mark lagi.
"Udah, Lucas. .kamu jangan mukulin Mark, bahkan pukulanmu terlalu berharga buat cowok kayak Mark", kataku nenangin Lucas
Aku melihat Mark yang hanya menyeringai, rasanya ingin sekali aku menamparnya. Kemana perginya Mark yang aku kenal selama ini? Kenapa dia sekarang berubah menjadi cowok brengsek.
Mark segera pergi dari aku dan Lucas. Aku masih meluk Lucas biar dia tenang karena aku masih merasakan Lucas nafasnya masih nggak teratur, dia juga masih mengepalkan tangannya. Baru pertama kali ini aku melihat Lucas marah, karena selama ini yang aku tau dari Lucas dia cowok yang lebih suka bercanda daripada serius.
Sejak saat itu, aku dan Lucas seperti menolak untuk menyebut nama Mark lagi, terutama di hadapan Yeri. Lagipula Yeri juga tak pernah membahas lagi tentang Mark. Dan aku pikir selama ini Yeri udah benar-benar melupakan dan membenci Mark, tapi pada kenyataannya, tanpa Yeri sadari, dia masih menyimpan Mark rapat-rapat di hatinya sampai tak ada orang lain yang diijinkan masuk sampai saat ini.
~ M I M P I ~
KAMU SEDANG MEMBACA
M I M P I || Mark - Yeri
Fiksi PenggemarTiba-tiba Yeri memimpikan seseorang. Seseorang yang sudah dia lupakan selama ini. Apa maksud dari mimpi itu? Hanya sekedar bunga tidur atau pertanda sesuatu?