titik balik

23.4K 3.6K 673
                                    

donghyuck menghabiskan sisa harinya di kampus dengan tenang. ada beberapa ajakan makan bersama oleh beberapa mahasiswa yang tentu saja dia tolak dengan kalimat sarkas. heol, masih segar di ingatan pemilik kulit serupa karamel ini bagaimana bajingan-bajingan itu merendahkannya dulu. mereka pikir segala tingkah buruknya dapat dilupakan begitu saja dengan sepenggal kata tak berharga?

tentu saja donghyuck tidak akan membiarkan mereka mendapatkan apa yang mereka mau dengan mudah. termasuk wong yukhei sekalipun.

semua orang tahu seberapa besar kedudukan wong yukhei. terlahir dari keluarga konglomerat dan dianugrahi wajah tampan sangat mendukung hobinya untuk berganti-ganti pasangan dan melakukan penindasan pastinya. tidak sekali dua kali donghyuck berakhir dengan menjadi bahan lelucon yukhei dan kelompoknya. seperti tubuh basah kuyup, dikurung di kamar mandi wanita, loker penuh sampah dan masih banyak lagi. jadi saat melihat wajah terkejut yukhei yang tidak sengaja bertemu pandang dengannya saat si raksasa itu menabraknya hingga buku-buku yang donghyuck bawa jatuh berhamburan di lantai, donghyuck merasa benar-benar puas.

"WHAT THE FUCK-kau letakan di mana mata... mu, huh?"

donghyuck memiringkan kepalanya ke salah satu sisi. dengan bola mata bulatnya dia membalas tatapan mata yukhei tanpa rasa gentar sedikitpun.

"ada di sini. sedang membalas tatapanmu. kau punya masalah penglihatan?"

yukhei mengerjap. mulutnya mengap-mengap bak ikan koi, jelas sekali menunjukan betapa besar pengaruh donghyuck pada dirinya.

mengabaikan respon bodoh raksasa itu, donghyuck segera membereskan buku-bukunya. sebelum dia beranjak dan benar-benar meninggalkan yukhei yang nampak seperti orang tolol itu, sebelah telapak tangan besar melingkari pergelangan tangannya. menahan donghyuck untuk beranjak.

"tunggu-maksudku, eum, maaf. aku tadi memang terburu-buru." donghyuck ingin sekali memutar bola matanya detik itu juga. "jika kau tidak keberatan... sebagai permintaan maafku karena sudah menabrakmu, apa kau mau makan siang bersama?"

batin donghyuck tersenyum puas.

"kupikir kau tidak makan dengan badutmu."

"hah?" menarik tangannya donghyuck sudah berdiri tegak di depan yukhei.

"kau lucu sekali yukhei. kemarin kau menertawakanku seakan aku mahluk paling aneh dimuka bumi dan sekarang... mengajakku makan bersama? kepalamu tidak terbentur kan?"

"dong-donghyuck?"

sudut bibir donghyuck terangkat. membentuk seringaian mengejek. tanpa mengucap sepatah kata lagi dia berlalu meninggalkan yukhei. persis seperti apa yang dia lakukan sebelum-sebelumnya pada pria-pria lainnya yang berubah bertingkah menjijikan padanya.












"senang bermain-mainnya?"

menoleh ke samping donghyuck melihat sang iblis bersandar di rak buku, tepat di sampingnya yang sedang mencari buku-buku untuk bahan tugas yang hendak dia kerjakan.

dahi donghyuck mengerut. "apa ini termasuk ke dalam perjanjian? seperti aku yang menceritakan hariku padamu, tuan iblis?"

iblis itu tertawa. jika donghyuck tidak tahu jadi diri pria yang berdiri di sampingnya saat ini, sudah pasti dia salah mengira bahwa sosok itu adalah malaikat yang turun ke bumi alih-alih iblis yang merangkak keluar dari neraka. suaranya terdengar jernih dan indah, seindah rupanya yang dengan apik menyembunyikan jati diri sebenelarnya.

"tentu saja tidak. perjanjian kita hanya sebatas aku yang mengabulkan permintaanmu dan kau yang mengangkang untukku."

tubuh donghyuck meremang. "tidak bisakah kau memilih kata yang lebih enak di dengar?" tanyanya menggumam.

mark kembali tergelak.

"bukankah memang seperti itu kenyataannya?" menegakan tubuhnya, mark mengambil sebuah buku dari rak di hadapannya. suara iblis itu tak lagi hanya berupa dengungan di kepalanya, kini terdengar normal. berbaur dengan suara-suara lain di sekitarnya.

donghyuck mendecih. memilih abai dan kembali mencari buku yang dia butuhkan. dan di saat dirinya lengah, berdiri menghadap rak buku, mark menghimpitnya. berdiri di belakangnya lalu berbisik di telinganya, "satu hal yang perlu kau tahu. aku tak suka berbagi apa yang sudah menjadi milikku dengan orang lain. jadi-

kau jangan macam-macam."

kalimat itu sudah pasti merujuk pada tubuhnya. tubuh yang sudah bukan lagi menjadi miliknya. tapi milik sang iblis yang kembali menghilang tanpa jejak. meninggalkannya dengan tubuh bergetar dan jantung berdegup kencang.







seharusnya dari awal dia tidak boleh bermain-main dengan iblis.

karena sekalinya kau terjerat,

kau tidak akan pernah bisa lepas lagi.






🕯





"halo."

"tidak perlu berbasa-basi." kedua pasang mata itu saling beradu.

"aku hanya ingin menyapa."

"aku tersanjung, ada iblis yang mau beramah tamah padaku."

di depannya, iblis itu menyeringai. "sepertinya kau tipe yang tidak tidak suka berbasa basi, bukan begitu tuan pemburu?"

"jika kau sudah tahu lantas apa kau akan menyerahkan diri?" tanyanya balik.

"tentu saja tidak. itu tugasmu untuk menangkapku."

sang iblis terkekeh. bayang tubuhnya bergetar, bak gambar hologram saat pemburu melayangkan tongkatnya ke arah tubuhnya. "a a," sang iblis menggoyangkan jari telunjuknya. "tidak semudah itu pemburu-











eung, atau kupanggil saja namamu? jeno... rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menyebut namamu. adikku yang manis."

around midnight | markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang