JIKALAU Pemindahan Ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan dari Jakarta ke Kalimantan terealisasi, maka "TOL Tambu-Kasimbar" yang bentangan terpendeknya diperkirakan hanya 18 km akan menjadi infrastruktur penting dan strategis.
Pasalnya infrastruktur ini akan menjadi kunci terbangunnya efisiensi transportasi laut yang menghubungkan ibukota Negara dan Pusat Pemerintahan dengan kawasan Timur Indonesia seperti Maluku Utara, Maluku dan Papua, daripada harus berputar ke utara melewati Manado atau ke selatan melewati Makassar.
Sejumlah kalangan optimis bahwa rencana ini dapat direalisasikan, dikarenakan oleh nilai manfaatnya yang lebih besar bagi kemajuan dan kesejahteraan Bangsa dan Negara, diantaranya akan menekan disparitas Produk Domestik Bruto (PDB) antar Kawasan yang masih jomplang. Data tahun 2018 menunjukkan bahwa kontribusi Kawasan Barat terhadap PDB sekitar 79 persen dan sisanya 21 persen berasal dari Kawasan Timur Indonesia.
Demikian pula laju pertubuhan PDB 5,3 persen di kawasan Barat dan 5,1 persen di Kawasan Timur. Rencana ini semakin mengemuka dan menguat setelah Presiden Joko Widodo bersama Menteri terkait melaksanakan kunjungan lapangan ke Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah beberapa waktu lalu terkait dengan rencana pemindahan itu.
"Tol Tambu-Kasimbar" Tol Tambu-Kasimbar akan diapit oleh dua Kawasan Darat dan dua Kawasan Perairan. Di sebelah utara berbatasan dengan daratan Tolitoli dan Buol, di Selatan dengan lembah Palu dan daratan Sigi, di sebelah Timur dengan perairan Teluk Tomini, dan di sebelah Barat dengan perairan Selat Makassar.
Sket Posisi "TOL Tambu-Kasimbar" diapit dua kawasan daratan dan dua Kawasan perairan. Posisi ini seperti digambarkan oleh sket di atas, tentunya menjadi berkah bagi Sulawesi Tengah yang nota benenya merupakan provinsi bercirikan Kepulauan. Ke empat Kawasan daratan dan perairan itu nantinya akan mendapat manfaat yang sangat luar biasa bila rencana pemindahan ibukota dan pembangunan TOL itu teralisasi.
Meskipun pemindahan itu masih dalam tahap kajian detail, namun sejumlah kalangan optimis bakal direalisasikan oleh Presiden Terpilih 2019-2024. Karena itu Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah bersama 13 Kabupaten dan Kotanya harus mempunyai kesamaan pandang tentang bagaimana merespon peluang ini. Kesamaan pandang pembangunan yang tepat dijadikan landasan perencanaan dan operasional terkait dengan merespon hal itu adalah menggunakan penedkatan "Filosofi Kereta Kuda", bukan "Truck Gandeng".
Palu, Sigi, Tolitoli dan Buol Lembah Palu dan daratan Sigi berada di sebelah Selatan dari Tol Tambu-Kasimbar yang jaraknya sekitar 100 km, sedangkan daratan Tolitoli dan Buol berada di sebelah Utara dengan jarak sekitar 200 km. Perencanaan pembangunan Infrstruktur "jalan lingkar" menuju Kawasan Ekonomi Khusus, KEK Palu yang akan menghubungkan Kota Palu dan Kabupaten Sigi menjadi semakin beralasan untuk direalisasikan.
Demikian halnya dengan peningkatan akses darat dari Tolitoli dan Buol menuju "TOL Tambu-Kasimbar" maupun ke KEK Palu menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya. Seiiring dengan rencana pembangunan infrastruktur itu, pembangunan sumberdaya manusia dan pengembangan komoditas agro dan maritim manjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kesemua ini harus didiskusikan dan diperjuangkangkan. ***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sampah, Mikroplastik dan Rumput Laut
NonfiksiBunga Rampai Pemikiran Dr. Hasanuddin Atjo