5. Matahari-ku

47 3 2
                                    

Pada saat itu dan di waktu itu,
Kau tersenyum kepada ku,
Bagaikan aliran listrik yang menyatu di tubuh ku.

Seakan dunia ku runtuh seketika menatap hangatnya mata mu,
Tak kala diri ku dalam kupingan pelu.

Dan jikala aku di perbolehkan saja tak banyak harapan ku dan aku mampu.
Ingin ku menyapa mu,
Berbincang dengan mu,
Bercanda dengan mu,
Dan memperkenalkan diri mu pada dunia ku.

Andai saja kau tahu,
Betapa aku mengagumi mu,
wahai pujaan ku.

Namun ku tahu, itu hanyalah semu.
Tapi hanya satu yang ku mau
Biarkan aku menyebut nama mu dalam do'a ku.
Wahai matahari ku.



Banjarmasin, 4 Oktober 2019







Next?
Mau puisi yang begimanaan?
Coment coment^_^


Sekedar SapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang