03

186 10 0
                                    

Terkadang kita berencana seakan semuanya berjalan sesuai keinginan kita, tapi kita lupa kuasa bukan milik manusia.
-fadhl.17-

Setelah semalam pulang jam 11 hampir jam 12 malam jadi kesiangan dan tidak sholat subuh.

Aku bangun dan langsung mandi bergegas ke CFD karena teman teman ku sudah menunggu.

"Ape neng ndi?  Digugah subuh ga tangi saiki wae tangi " (Mau kemana?  Dibangunin sholat subuh aja nggak bangun, sekarang kok bangun), tanya ibuku.

"Cfd loh mik,mpun dientosi rencang " (Car free day mik, sudah ditunggu temen). Jawabku.

"Yo ngunu penting koncomu timbang ya Allah, mlebu neroko kapok " (Ya gitu penting temenmu dari pada ya Allah?  Masuk neraka kapok kamu).

"Nggih mik nggih, berangkat riyen, assalamu'alaikum " (Iya mik iya, berangkat dulu assalamualaikum), pamitan sambil mencium tangan ummiku, menghindari ceramah diminggu pagi.

Ya...  Bisa dikatakan aku anak yang pecicilan banyak tingkah, tapi tetep kalo dihadapkan sama orang tua bakal jadi anak manis yang penurut.

15 menit kemudian aku sudah sampai di GOR dikotaku. Aku mencari hikma dan najib.

"Ligek tangi mesti ligek teko " ( baru bangun pasti, baru datang) . Kata najib padaku.

"Hehe iyo, ngerti wae koncomu iki gaiso tangi isuk " (Iya,  tau aja temenmu ini nggak bisa bangun pagi)  kataku dengan sedikit terkekeh.

"Wes wes ayo golek sarapan luwe aku " (Sudah sudah ayo cari sarapan lapar aku)  kata hikma.

Bubur ayam menjadi pilihan najib dan hikma,  sebetulnya aku juga lumayan suka dengan bubur ayam tapi melihat hikma dengan bubur yang teraduk rata membuat nafsu makan ku menurun seketika, kalo kalian tim mana nih kalo makan bubur?  Diaduk apa nggak 😅.

Setelah itu kita berjalan jalan mencari jajanan lain atau hanya sekedar melihat lihat baju atau apapun yang dijual disitu. Pedagang bunga adalah destinasi favorit ku saat CFD.  Ya aku suka bunga, burung dan ikan. Mereka mempunyai sifat yang menenangkan hati yang banyak beban. Bunga krisan warna oreng menjadi pilihan ku. Sebetulnya dulu aku lebih suka bunga mawar apalagi warna biru tapi sejak dia memperkenalkan ku dengan bunga berwarna cerah dan tidak cepat layu ini, aku jadi cinta dengan krisan.

"Apik warna ndi meneh he? " (Bagusnya warna apalagi ini he?)  tanyaku pada mereka.

"Iki wae loh putih " (Ini aja loh putih)  saran hikma padaku.

" Aku wes nduwe putih teko bude "(aku sudah punya putih dari bude)  kataku pada hikma.

" Yo wes lah ungu wae "(yaudah lah ungu aja).

Jam 9 pagi aku sudah kembali kerumah, setelah berganti pakaian aku menjemur baju dan lanjut bersih bersih kamar.  Semua pekerjaan itu selesai pukul 11. Dan aku kembali tidur.

Hari ini mungkin aku tidak menonton voli karena memang besok aku ada ulangan terakhir, belum lagi si ummi yang sudah mengomel dari sore gara gara semalam aku pulang jam 12 malem,  ya gimana nonton voli kalo setengah setengah itu nggak enak kan ya.

Sehabis maghrib ada salah satu teman sekelas ku mengirim pesan padaku.

Lita: awakmu tenanan ga nribun voli?  (Kamu beneran nggak nribun)

Fabilla:  iyo piye maneh ummiku wes ngomeng. (Iya mau gimana lagi ummiku sudah marah)

Lita:  yo wes lek ngunu, padahal saiki pemaine apik apik (ya sudah kalo gitu padahal sekarang pemainnya bagus bagus)

Fabilla: pengen ndelok (pengen nonton)

Balasan ku sebagai akhir dari percakapan kita, dan aku belajar sampai pukul 10 malam tiba tiba najib video call,  dan aku tolak.

Fabilla:  knopo cung?  (Kenapa cung)

Najib: cuk pemaine apik tribun full pemain timnas. (cuk pemaine apik tribunnya full, pemain timnas)

Fabilla:  anjirr sopo,  ngunu aku gamau dijak nonton koncoku emoh, ah aku goblok (anjir siapa?  Tadi aku diajak nonton temenku nggak mau, ahh aku goblok)

Najib:  rivan Nur mulki mbe Nizar

Langsung air mata ku tak bisa ku bendung, aku mengidolakan Nizar julfikar dari aku pertama suka voli, bisa dikatakan aku suka nonton voli karena dia. Dan aku melihat whatsapp Story milik teman teman ku banyak yang post foto Saat mereka memasuki lapangan.  Rasanya aku ingin bangun dan bergegas ke lapangan, tapi sayang ibu pasti tidak memperbolehkan karena sudah pukul 10. Tak berselang lama, tetangga yang sudah ku Anggap sebagai adikku mengirimiku fotonya Nizar.  Bertambah deras lah air mataku,  aku tidak pernah berfikir mereka akan datang ke turnamen dikotaku, di bayanganku bisa bertemu alfin Daniel saja sudah alhamdulillah, apalagi bertemu bintang timnas, yang selalu mengharumkan nama Indonesia di kacah internasional.

Fabilla:  aku nangis hm

Joe:  kenapa?  Wes tak fotokan gitu kok (kenapa?  Sudah tak fotokan gitu kok)

Fabilla:  pengen kesana akunya pengen ketemu mas Nizar

Joe:  wes full Tribune, awakmu mrene yo sia sia ga ketok manggok ngisor (sudah penuh tribunnya, kamu kesini juga percuma, nggak keliatan kalo dari bawah) 

Fabilla: ya Allah

Joe:  gak usah nangisan isin mbe adekmu iki (nggak usah nangis malu sama adekmu ini).

Sampai pertandingan selesai sekitar jam setengah 12 aku masih meratapi nasibku yang tidak bisa bertemu Nizar julfikar.

Fotonya mas Nizar setter andalannya timnas kita nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fotonya mas Nizar setter andalannya timnas kita nih.  Kak ini yang dijadiin cover ya?  Iya dear, nggak tau kenapa aku suka banget sama mas Nizar dan yang aku jadiin cover itu sama istrinya mbak asih titi pangestuti sama sama setter nya nih.

Kalo ini mas rivan spiker nya timnas doain ya biar mereka cepet sembuh dari cidera biar akunya bisa ketemu mereka 😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo ini mas rivan spiker nya timnas doain ya biar mereka cepet sembuh dari cidera biar akunya bisa ketemu mereka 😅

my husband is my idolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang