05

1.9K 236 5
                                    

[5]

***

“Noona, kau baik-baik saja?”

Mendengar suara Mark yang terlihat berbicara kepada Doyoung membuat Ten juga menatap pada orang yang sama. Bisa Ten lihat wajah pucat temannya itu yang sesekali meringis sakit.

“Doyoung-ah, kau tidak apa-apa?”

Perempuan cantik yang sedang mengandung itu mendongak, menatap Ten dan Mark bergantian. Seketika, map yang sedang di pegangnya jatuh dari genggaman, beralih meremas perutnya sendiri yang terasa melilit.

“Doyoung!”

“Noona!”

“Sakit sekali, Ten―uuuh.” Doyoung menyadari jika ada sesuatu yang mulai keluar mengaliri paha hingga betisnya. “Akh!”

“Darah―” Mark begitu terkejut, melihat bagaimana darah mulai mengucur hingga membasahi kursi dan lantai yang sedang di duduki oleh istri Jung Jaehyun tersebut.

Doyoung hanya menangis, antara takut dan sakit.

Yang ia tahu setelahnya, semua rekan kerjanya menjadi sangat panik. Sampai ia tidak mengetahui apa-apa lagi setelahnya.

.

.

.

Jaehyun panik setengah mati ketika Ten mengabarinya tentang Doyoung saat ia baru saja kembali ke kantor bersama Mingyu setelah makan siang diluar.

Dengan terburu-buru, Jaehyun menemui atasannya, meminta ijin untuk kembali ke Seoul dan mengajukan cuti dadakan. Setelah atasannya memberi ijin―dengan waktu cuti yang di berikan hanya tiga hari, Jaehyun segera menemui Mingyu, memintanya mengurus sisa pekerjaan dan mengiriminya surel untuk pekerjaan lainnya.

Dengan perasaan yang berkecamuk, Jaehyun kembali ke Seoul. Mengambil penerbangan paling cepat sehingga bisa membuatnya tiba di Seoul malam harinya.

Jaehyun segera menuju ke sebuah rumah sakit yang dekat dengan kantor Doyoung. Ten yang memberitahunya tadi siang. Dan disana, ia menemukan perempuan itu terduduk di ruang tunggu bersama dengan seorang lelaki yang Jaehyun tahu itu adalah Lee Taeyong.

“Jaehyun,” Ten berdiri, menyambut Jaehyun yang panik namun napasnya terdengar sangat memburu.

“Ten―bagaimana… hah… bagaimana keadaan Doyoung? Dia…” Jaehyun mencoba mengatur pernapasannya, seraya menggelengkan kepala karena yang membuatnya khawatir bukan hanya Doyoung, tapi juga Choseungdal-nya. “…mereka baik-baik saja, kan?”

Ten menggigit bibir, membuat Jaehyun berpikir jika keadaannya tidak sebaik yang di harapkan. “Doyoung pendarahan dan hampir keguguran.”

Jaehyun merasa dunianya berhenti berputar untuk beberapa saat. Ia menahan napas, dan hatinya sakit sekali sekarang. “Apa?”

“Dia kelelahan, Jae. Dan aku minta maaf karena tidak menjaganya selama kau di Shangrila.” Ten berkata penuh sesal. Sungguh, ia juga sedih melihat apa yang terjadi pada Doyoung hari ini.

Ten tidak memungkiri pekerjaan di kantor sedang sangat banyak, setiap divisi memiliki tugas yang menumpuk. Begitupun dengan dirinya dan Doyoung.

Tapi Doyoung selalu terlihat baik-baik saja. Perempuan itu tidak pernah mengeluh dan malah selalu tertawa membuat Ten berpikir bahwa mungkin Doyoung dan kehamilannya baik-baik saja.

Namun hari ini―

“Dokter sudah memeriksanya, dan keadaannya sudah jauh lebih baik. Doyoung dan calon bayi kalian tidak apa-apa… meskipun dokter menyarankan untuk Doyoung istirahat total untuk dua sampai tiga bulan ke depan.”

Long Distance MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang