Tuan.
Sepagi ini hujan mengguyur peraduan yang kita pijak bersama, meski berbeda sekat.
Sepagi ini hujan menghancurkan rencana-rencana melupakan yang semalam suntuk aku rancang.
Dimulai dengan rusaknya olahraga pagi yang semestinya menghapus kenangan kita melalui tetesan peluh yang menjalari tubuhku.
Ditambah dengan bisik-bisik penduduk yang berpapasan denganku, katanya aku adalah kekasihmu.
Hah. Songong sekali mereka berceritra perihal kita yang tidak pernah se-iya dalam perkara "kekasih".
Lagi. Dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan orang yang memiliki darah yang sama denganku.
"Benarkah kalian bersama?"
Oh Tuan. Pula Oh Tuhanku.
Dosa apa aku?
Hingga pagiku yang harusnya terik menjadi mendung dirundung ketertarikan mereka yang tiada benar.