chapter 8

1.1K 122 9
                                    






•call u mine•

Hari yang ditunggu-tunggu oleh Jinyoung akhirnya datang. Hari dimana akhirnya Jinyoung bisa bertemu (bersama) dengan Mark. Bohong kalau Jinyoung tidak bahagia. Hanya saja entah kenapa Jinyoung merasa nervous.

Tangan Jinyoung berkali-kali basah akibat keringat. Entah kenapa rasanya adrenaline jinyoung benar-benar berpacu sangat kuat. Untuk pertama kalinya dalam hidup Jinyoung dia merasakan kalau reaksi tubuhnya lebay bahkan hanya untuk bertemu Mark, yang notabene sahabatnya.

Drtt.. drttt...

"Yeoboseyo"

"Jie, dimana?"

"Mm- Mark, a-aku di depan bandara, baru sampai"

"Cepat yaa.. aku sudah di ruang tunggu"

"N-ne, tunggu sebentar lagi"

'Cup'

Tut.. tut..

Jinyoung mendengar dengan jelas kalau Mark membuat efek suara kecupan itu, dan selanjutnya Mark memutuskan panggilan sepihak.

Jinyoung kaget. Dan dusta jika Jinyoung tidak bahagia mendengarnya. Jinyoung sudah sangat mengerti sifat Mark yang flirty.

Mencoba melupakannya, Jinyoung langsung berjalan masuk dan mencari kedai kopi sebagai penghangat dan penghilang stress nya.


Berjalan masuk ke ruang tunggu keberangkatan, Jinyoung langsung mencari Mark. Mata Jinyoung bahkan menyipit untuk melihat lebih jelas dan agar mudah mencarinya.

Setelah hampir 5 menit Jinyoung mencari dan tidak ketemu, akhirnya Jinyoung memilih duduk saja di sembarang tempat, setidaknya nanti mereka tetap bisa bertemu di pesawat, mengingat seat mereka bersebelahan.

Jinyoung mengambil novel, earphone, dan kacamata bulatnya dari tas. Tangan kiri Jinyoung memegang novel dan tangan kanannya memegang coffee.

15 menit sudah terhitung mungkin Jinyoung membaca novel, hingga tiba-tiba coffee di tangannya di ambil alih. Reflek Jinyoung melepaskan sebelah earphonenya dan menaikkan arah pandangnya.

Dan terlihat jelas Mark sudah berdiri tepat di depan Jinyoung dengan menyeruput coffee milik Jinyoung.

Tanpa memedulikan, Jinyoung kembali memasang earphone dan lanjut membaca novel di tangannya.

Hingga sekali lagi Jinyoung diganggu oleh Mark. Novel Jinyoung diambil dan langsung di letakkan di kursi sebelah Jinyoung. Tatapan mata mereka sudah bertemu, dan Jinyoung melihat bibir Mark gerak, mengatakan sesuatu. Tapi karena Jinyoung memakai earphone, dari dia tidak mendengar suara Mark.

Hingga tiba-tiba kepala Jinyoung ditarik oleh tangan Mark, dan Mark mengelus surai hitam Jinyoung. Sekarang posisi kepala Jinyoung berada di perut Mark. Dan tanpa sengaja earphone Jinyoung terlapas.

"Bukankah kau merindukanku?"

Tangan Jinyoung otomatis memeluk Mark di bagian Pinggang, dengan kepala yang mulai mendusel perut Mark.

Terdengar suara kekehan kecil Mark.

Hampir 5 menit mereka di posisi yang sama, dan Jinyoung bahkan tidak berniat untuk melepaskan pelukannya.

"Jinyoung"

Jinyoung tidak menghiraukan dan masih tetap di posisinya.

"Jinyoung, wake up!"

Call U Mine [Markjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang