"Ah, ada empat monyet bersembunyi di sini," gumam Pisau Terbang ketika tiba di puncak Bukil Setan.
Gumaman yang disertai pengerahan tenaga dalam itu menggema ke seluruh puncak bukit ini. Empat Setan Jagal saling pandang karena gumaman itu jelas-jelas tertuju kepada mereka. Jagal Merah yang sulit mengendalikan emosi, jadi geram mendengar penghinaan itu. Langsung saja dia melompat keluar dari balik batu.
Setan Jagal Iainnya ikut belompatan keluar menyusul Jagal Merah. Mereka berdiri sejajar sekitar tiga tombak jaraknya dari Pisau Terbang. Begitu melihat paras cantik berada di depannya, Jagal Biru jadi terpikat. Jagal Kuning yang memang suka wanita-wanita cantik, menela ludahnya membasahi tenggorokan yang terasa kering mendadak.
"Empat Setan Jagal..., nama kalian sudah terkenal sebagai penguasa Bukit Setan ini. Namun tidak disangka bisa kecolongan oleh gadis ingusan," lagi-lagi Pisau Terbang bergumam. Kata-katanya terdengar Iembut dan merdu, namun sangat menyakitkan telinga.
"Apa maksudmu datang ke sini, Pisau Terbang?" tanya Jagal Hitam kasar.
"Apakah aku harus menjawab?" Pisau Terbang malah balik bertanya.
"Kau pasti mencari Kitab Naga Sewu dan Pedang Naga Geni," kata Jagal Biru tersenyum sinis.
"Mungkin," sahut Pisau Terbang kalem.
"Sebaiknya urungkan saja niatmu. Sayang kalau wajahmu yang cantik dan kulitmu yang halus menjadi rusak oleh golok kami," kata Jagal Merah. Matanya liar merayapi wajah cantik di depannya.
"Mungkin anak kecil takut melihat golok rongsokan kalian. Apakah mungkin bisa menandingi pisau-pisau terbangku?"
"Setan! Kurobek mulutmu!" geram Jagal Merah tidak dapat lagi menahan emosinya.
Selesai berkata demikian, secepat kilat Jagal Merah melompat seraya mengibaskan goloknya. Pisau Terbang hanya memiringkan tubuhnya sedikit, lalu begitu golok
Jagal Merah lewat di samping tubuhnya, dengan cepat diayunkan kakinya.
"Uts!" Jagal Merah langsung menarik dirinya ke belakang.
Tendangan menyamping Pisau Terbang luput. Jagal Merah kembali mengayunkan goloknya mengarah ke
kepala wanita cantik itu. Sabetan golok besar disertai tenaga dalam itu, menimbulkan suara angin menderu. Pisau Terbang menundukkan kepalanya sedikit, lalu tangan kanannya terangkat ke atas.
"Setan!" dengus Jagal Merah cepat menarik tangannya.
Hampir saja tangan kanan Pisau Terbang menotok pergelagnan tangan Jagal Merah. Pertarungan terus berlanjut sampai lima jurus, tapi sampai sejauh itu tidak sedikit pun Pisau Terbang menggeser kakinya. Tampaknya dia menganggap enteng lawannya ini. Sedangkan Jagal Merah semakin bernafsu menyerang dengan jurus-jurus mautnya yang cepat dan berbahaya.
"Bantu dia, Jagal Biru," perintah Jagal Hitam yang melihat Jagal Merah sudah kewalahan.
Jagal Biru segera melompat membantu Jagal Merah menyerang Pisau Terbang. Mendapat bantuan dari Jagal Biru, semangat Jagal Merah seperti terpompa kembali.
Serangan-serangan goloknya semakin cepat dan berbahaya.
"Bagus!" dengus Pisau Terbang. "Kenapa tidak semuanya saja turun?"
"Sombong! Kurobek mulutmu, perempuan setan!" geram Jagal Merah.
"Ah, mulutmu besar sekali. Aku suka kalau kau punya mulut lebih lebar lagi."
"Mampus kau, perempuan setaaan!" teriak Jagal Merah.
Seketika diayunkan goloknya ke arah kepala Pisau Terbang. Sedangkan Jagal Biru mengincar kakinya. Pisau Terbang melenting ke belakang, dan dua serangan sekaligus itu lewat begitu saja tanpa mengenai sasaran. Dengan jari kaki menjejak batang pohon, Pisau Terbang meluruk cepat ke arah Jagal Merah.
Jari-jari tangan perempuan cantik itu terkembang bagai cakar elang. Jagal Merah terperanjat sekali, buru-buru dijatuhkan dirinya ke tanah. Tapi kaki Pisau Terbang dengan cepat menyampok.
Buk!
"Uhk!" Jagal Merah mengeluh setelah merasakan pinggangnya kena sampok kaki Pisau Terbang.
Melihat temannya terguling, Jagal Biru langsung melompat sambil mengibaskan goloknya. Pisau Terbang, yang baru menjejakkan kakinya di tanah, mengebutkan tangan kanannya, maka dua bilah pisau pun meluncur deras ke arah Jagal Biru.
"Aaakh...!" Jagal Biru menjerit melengking.
Sungguh tidak diduga sama sekali kalau Pisau Terbang dengan cepat menggunakan senjata tersembunyi. Padahal, dia dalam posisi yang sulit sekali. Dua bilah pisau tertancap dalam di dada Jagal Biru. Pisau Terbang langsung melenting ke arah Jagal Biru. Tangannya pun segera mencabut pisau di dada laki-laki itu, seraya dengan cepat kakinya menendang. Tubuh Jagal Biru melayang deras ke arah Jagal Hitam dan Jagal Kuning.
"Bangsat...!" geram Jagal Hitam melihat tubuh Jagal Biru jatuh, sudah jadi mayat di depannya.
"Perempuan setan! Kau harus bayar nyawa saudaraku!" geram Jagal Merah yang sudah bangkit lagi.
"Kalian semua akan segera menyusul ke neraka," kata Pisau Terbang dingin.
"Mampus kau, perempuan liar...!"
Jagal Merah makin meluap kemarahannya. Goloknya
berkelebatan cepat mengincar tubuh Pisau Terbang. Sedangkan Jagal Hitam dan Jagal Kuning juga sudah melompat merangsek perempuan cantik itu. Pisau Terbang melayaninya dengan kedua tangan menggenggam pisau yang panjangnya hanya satu jengkal.
Tring, tring!
Dua kali Pisau Terbang menangkis serangan golok yang mengurung dirinya dari tiga arah. Sedangkan kakinya melayang deras ke arah dada Jagal Kuning Dan.... Buk!
"Uhk!" Jagal Kuning terjajar ke belakang.
Telak sekali kaki Pisau Terbang mendarat di dadanya.
Seketika Jagal Kuning merasakan napasnya sesak, dan matanya berkunang-kunang. Belum sempat mengatur napasnya, tangan kiri Pisau Terbang bergerak cepat mengibas.
"Aaakh...!" Jagal Kuning menjerit keras. Pisau di tangan kiri Pisau Terbang begitu cepat meluruk, sehingga Jagal Kuning tidak bisa lagi mengelak. Jagal Kuning langsung ambruk dengan dada tertembus pisau. Dua dari Empat Setan Jagal sudah tewas dalam waktu yang tidak terlalu lama. Sedangkan yang lainnya sudah merasa gentar. Gerakan-gerakan mereka tampak tidak teratur lagi. Jurus-jurusnya ngawur, dan hal ini membuat Pisau Terbang jadi makin enak menghadapinya.
"Lepas!" tiba-tiba Pisau Terbang berseru keras.
Cepat sekali tangan kirinya menepak pergelangan tangan Jagal Merah. Golok besar Jagal Merah meluncur, lepas dari genggaman. Belum hilang rasa terkejut nya, mendadak kaki Pisau Terbang sudah melayang menghantam dada. Jagal Merah terhuyung-huyung ke belakang. Dari mulut dan hidungnya mengucur darah segar.
Pisau Terbang langsung memutar tubuhnya, dan tangan kanan yang menggenggam pisau berkelebat cepat mengibas. Pisau di tangan wanita cantik itu meluncur deras ke arah Jagal Hitam.
Tring!
Jagal Hitam menangkis pisau itu, namun tidak bisa lagi mengelak dari serangan kaki Pisau Terbang yang datang hampir bersamaan.
"Uhk!" Jagal Hitam mengeluh, dadanya sesak kena tendangan geledek Pisau Terbang.
Saat tubuh Jagal Hitam terhuyung-huyung ke belakang, kembali kaki kanan Pisau Terbang melayang cepat. Jagal Hitam kembali mengaduh keras, karena pergelangan tangan kanannya seperti remuk terhajar kaki wanita itu. Goloknya terlepas, dan Pisau Terbang dengan cepat mencelat menyambar golok itu.
"Hiya...!"
"Aaakh...!" Jagal Hitam menjerit melengking.
Pisau Terbang menggunakan golok Jagal Hitam untuk menebas leher pemiliknya sendiri. Kepala Jagal Hitam terguling lepas dari lehernya. Pisau Terbang menghampiri mayat Jagal Kuning dan Jagal Biru. Dicabutnya pisau yang tertancap di tubuh mereka. Kemudian berbalik dan melangkah menghampiri Jagal Merah yang sudah pucat pasi mukanya.
Wanita cantik bertubuh indah itu bagaikan iblis pencabut nyawa di mata Jagal Merah. Pelan tapi pasti, Pisau Terbang mendekati Jagal Merah yang kelihatannya sudah putus asa. Kedua bola matanya melirik ke kanan dan ke kiri, seakan-akan mencari celah untuk dapat meloloskan diri.
"Giliranmu sudah tiba, monyet jelek," dengus Pisau Terbang dingin suaranya.
"iblis! Yeaaah...!" Jagal Merah berteriak keras.
Sambil mengayun-ayunkan goloknya yang besar, dia berlalu menerjang Pisau Terbang. Jagal Merah sudah nekad, meskipun tahu dirinya tidak mungkin bisa menang menghadapi perempuan cantik ini.
Pisau Terbang memiringkan tubuhnya ke kanan dan golok Jagal Merah menyambar angin di samping kiri tubuh Pisau Terbang. Secepat kilat kaki kiri Pisau Terbang tertekuk dan terangkat ke atas.
"Huk!" Jagal Merah melenguh pendek saat lutut Pisau Terbang bersarang tepat di ulu hatinya. Belum lagi bisa berpikir, tangan kiri wanita itu menghajar wajahnya dengan telak.
Jagal Merah terdongak, terjajar ke belakang. Pisau Terbang tidak mau membuang-buang waktu dan tenaga percuma. Pisaunya langsung berkelebat cepat merobek mulut Jagal Merah. Dibuktikan ucapannya untuk memperbesar mulut laki-laki ini. Jagal Merah meraung keras sambil memegangi mulutnya yang sobek sampai ke pipi. Darah mengucur deras di sela-sela jarinya.
"Hiya...!"
"Aaa...!" Jagal Merah menjerit melengking.
Si Pisau Terbang menghunjam dada Jagal Merah dengan pisaunya. Darah langsung muncrat begitu pisau ditarik ke luar. Wanita cantik itu menendang tubuh Jagal Merah yang sudah bermandikan darah. Tubuh laki-laki tinggi besar itu jatuh bergulingan di tanah. Pisau Terbang membersihkan darah yang melekat di kedua senjatanya dengan baju Jagal Merah, kemudian diselipkan kembali di pinggangnya.
Sementara Rangga yang memperhatikan pertarungan itu dari atas pohon, menggeleng-gelengkan kepalanya. Pisau Terbang memang cantik dan menggairahkan, tapi sangat buas dan ganas. Membunuh lawan tanpa memicingkan mata sedikit pun juga. Darah mulai membasahi puncak Bukit Setan. Entah berapa mayat lagi yang akan jatuh bergelimpangan. Awal pertarungan tokoh-tokoh sakti rimba persilatan sudah dimulai. Empat Setan Jagal jadi korban pertama di Bukit Setan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
7. Pendekar Rajawali Sakti : Pertarungan Di Bukit Setan
AksiSerial ke 7. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.